Post-Review Final Fantasy XVI: Tahta, Raksasa, Romansa!

Reading time:
June 28, 2023
final fantasy xvi jagatplay post review 43

Anda yang sudah membaca review kami sebelumnya sepertinya sudah mengetahui betapa jatuh hatinya kami pada proyek teranyar Square Enix dengan Creative Business Unit III sebagai penanggung jawab – Final Fantasy XVI. Kami terkagum-kagum pada komitmen dan begitu tanpa komprominya konten yang mereka tawarkan, dari konsep action RPG yang begitu kental, cerita super dewasa, musik yang siap membuat bulu kuduk Anda bergidik, karakter yang kompleks, hingga sisi presentasi yang memanjakan mata.  Walaupun harus diakui, ia juga membuat kami rindu dan sangat menginginkan apa jadinya jika elemen RPG yang diusung jauh lebih berat dibandingkan apa yang ditawarkan saat ini. Kita bicara soal game RPG yang bahkan tidak mengusung konsep status effect sama sekali di dalamnya.

Namun mengingat kami terikat perjanjian dengan Square Enix dalam bentuk NDA sebagai kompensasi dari akses kode lebih cepat untuk kepentingan review, kami tidak diperbolehkan untuk menyertakan sedikitpun screenshot yang kami ambil langsung dari playthrough kami yang notabene, memang terhitung mengecewakan. Walaupun bisa dimengerti bahwa langkah ini efektif untuk mencegah spoiler yang terlalu awal bertebaran di luar kelompok media, sisi lain ini justru menjadi pedang bermata dua karena hilangnya kesempatan untuk menikmati kualitas visual Final Fantasy XVI dalam kapasitas yang seharusnya.

Konten yang juga berujung sulit untuk dibicarakan tanpa “membocorkan” apapun di review perdana tersebut adalah kisah romansa eksplisit antara Clive dan Jill, yang seperti halnya tema Final Fantasy XVI yang lain, juga diperlakukan bak cinta dua orang dewasa yang seharusnya. Kisah keduanya berkontribusi besar pada rasa cinta kami pada cerita dan karakter Final Fantasy XVI, terutama mengingat dinamika keduanya dibangun lewat cerita belasan tahun walaupun juga disajikan dalam format time skip. Namun begitu momen tersebut datang, bagaimana romansa keduanya tak hanya mengalir tetapi juga menyatu di satu tempat, ada rasa haru, bahagia, dan puas di saat yang sama. Seperti yang bisa diprediksi, Jill langsung  melonjak naik menjadi salah satu karakter Final Fantasy terfavorit kami.

Jika ada satu kekurangan ekstra yang kami rasakan sendiri ketika berusaha mengejar Platinum Trophy untuk Final Fantasy XVI, yang notabene membutuhkan Anda untuk menamatkannya sekali lagi di Final Fantasy Mode (mode Hard) di New Game+ adalah sesi pertarungan sinematik Eikon yang ternyata sebagain besar tidak bisa di-skip begitu saja karena ia terikat pada gameplay berbasis QTE yang ada. Pertarungan antara raksasa dengan elemen spesifik yang begitu memesona dan memanjakan mata di playthrough pertama ini menjadi sebuah ujian kesabaran ekstra di playthrough kedua Anda, apalagi jika Anda ingin secepatnya melewati semua cut-scene yang ada atas nama untuk mengejar trophy-trophy sisa yang ada.

Maka izinkan kami untuk melemparkan segudang screenshot dari playthrough pertama dan kedua Final Fantasy XVI kami untuk memperlihatkan kepada Anda seberapa indah-nya Valisthea dan sinematiknya sudut-sudut kamera yang diambil oleh sang tim di beragam cut-scene dengan musik membahana yang siap memanjakan indera penglihatan dan pendengaran Anda.

 

 

 

 

 

<ARTIKEL INI MENGANDUNG SPOILER BERAT DARI AWAL HINGGA 80% PERMAINAN.

HINDARI JIKA ANDA BERKEBERATAN DENGANNYA!>

 

 

 

 

Screenshot

4K dengan Playstation 5 – Quality Mode

final fantasy xvi jagatplay post review 15 final fantasy xvi jagatplay post review 38 final fantasy xvi jagatplay post review 48 final fantasy xvi jagatplay post review 60 final fantasy xvi jagatplay post review 69 final fantasy xvi jagatplay post review 80 final fantasy xvi jagatplay post review 90 final fantasy xvi jagatplay post review 83 final fantasy xvi jagatplay post review 197 final fantasy xvi jagatplay post review 224
Pages: 1 2 3 4 5
Load Comments

PC Games

September 8, 2023 - 0

Review HoneyCome: Kelewat Nakal, Kelewat Mahal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh HoneyCome? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
July 12, 2023 - 0

Review DOTA 2 (Edisi 10 Tahun): Masih Ketagihan!

Bagaimana sensasi memainkan DOTA 2 di usianya yang kini menginjak…
April 6, 2023 - 0

Review Troublemaker: Hasrat Tinggi tapi Impotensi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Troublemaker di versi akhir? Apa…
January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…

PlayStation

September 20, 2023 - 0

Review The Crew Motorfest: Aloha, Mari Balap Bahagia!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh The Crew Motorfest? Mengapa kami…
September 13, 2023 - 0

Review Baldur’s Gate 3: Emang Boleh RPG Sekeren dan Seadiktif Ini?

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Baldur’s Gate 3? Mengapa kami…
September 8, 2023 - 0

Review Sea of Stars: Paket Lengkap Rasa Klasik!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Sea of Stars? Mengapa kami…
August 30, 2023 - 0

Review Armored Core VI – Fires of Rubicon: Api itu Membara Terang Kembali!

Apa yang sebenarnya ditawar kan oleh Armored Core VI: Fires…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…