Review Street Fighter 6: Hadir dalam Bentuk Terbaik!

Reading time:
June 14, 2023
street fighter 6 jagatplay 1

Fighting sebagai sebuah genre memang tengah berada di persimpangan yang menarik. Bagi Anda yang mengikuti rilis beberapa seri teranyar dari franchise yang ada, pendekatan mereka selalu berujung pada satu titik yang sama: memastikan bahwa game yang mereka racik tetap kompetitif untuk para gamer veteran namun di sisi lain, tetap bersahabat untuk gamer-gamer pendatang baru, yang bahkan tidak terlalu mahir memainkan game seperti ini sekalipun. Untuk urusan terakhir ini, ia memang jadi sesuatu yang esensial mengingat ia akan mempengaruhi hidup dan matinya si game fighting, baik dari sekadar dari sisi umur si seri ataupun umur si franchise di masa depan. Sesuatu yang sepertinya dipahami oleh Capcom.

Bergerak dengan energi baru dari tim yang tidak lagi digawangi oleh seorang Yoshinori Ono yang hengkang dari Capcom, potensi sang seri terbaru Street Fighter 6 memang tidak terbendung. Ada begitu banyak ide yang kini bisa diimplementasikan dari otak-otak kreatif yang selama ini mungkin tidak terfasilitasi karena gaya kepemimpinan sebelumnya. Apalagi Capcom juga kini punya senjata baru nan mematikan – RE Engine, salah satu investasi terbaik yang pernah mereka lakukan. Maka tugas berat selanjutnya adalah membangun identitas baru,  meracik mekanik yang dalam dan sederhana di saat yang sama, sembari memastikan roster yang disukai gamer berada di sana. Semua hal yang sejauh ini berhasil dihadirkan oleh Street Fighter 6.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Street Fighter 6? Mengapa kami menyebutnya sebagai seri dalam format terbaik saat ini? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

street fighter 6 jagatplay 31
Plot kembali tak jadi bagian yang terlalu penting di Street Fighter 6.

Hadir dengan cita rasa klasik dan berbeda di saat yang sama, Street Fighter 6 menawarkan dua pendekatan berbeda untuk seri yang secara canon, kabarnya, mengambil timeline setelah Street Fighter III ini. Sayangnya, Anda yang mendambakan pendekatan sinematik ala Netherrealm Studios yang fantastis harus tetap dikecewakan dengan Street Fighter 6 ini.

Cerita akan disajikan dalam setidaknya dua buah format. Pertama, tentu saja mode Arcade dimana Anda seperti seharusnya,  akan diminta untuk “membersihkan” rentetan pertarung hingga akhir untuk mendapatkan cerita terkait karakter yang Anda gunakan. Menggunakan format yang sama dengan seri Street Fighter lawas, cerita disajikan dalam bentuk potongan artwork dan potongan dialog untuk menjelaskan situasi dan motivasi beberapa karakter yang ada. Tidak ada animasi atau cut-scene mewah dan megah di sini.

street fighter 6 jagatplay 89
Mode arcade untuk mengetahui kisah per karakter.
street fighter 6 jagatplay 71
World Tour jadi format “plot” baru dimana Anda memerankan karakter avatar racikan Anda.

Sisi cerita lain Street Fighter 6 disjaikan dalam mode terbaru bernama World Tour, dimana Anda akan memainkan avatar yang Anda racik sendiri di dalam sebuah skema dunia terbuka yang mengambil Metro City sebagai setting utama permainan. Anda diceritakan sebagai anak muda yang kebetulan tertarik untuk ikut bergabung di dalam Buckler Security racikan Luke. Bersama dengan karakter lain bernama Bosch yang kompetitif, perjalanan ini akan membawa Anda untuk bertarung dan berlatih di bawah para master yang ada, yang seperti bisa diprediksi, adalah karakter-karakter roster di Street Fighter 6 ini.

Maka lewat kedua mode tersebut, Anda bisa menyelami dan menjelajahi cerita Street Fighter 6 dengan dua gaya dan perspektif yang berbeda. Tentu saja harus disayangkan kembali, ia tetap jatuh bersama dengan banyak game fighting lain yang seolah tidak tertarik untuk mengikuti langkah Netherrealm Studios demi meracik sebuah cerita bergaya sinematik yang tak ragu dibandingkan dengan film Hollywood sekalipun.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

PC Games

September 8, 2023 - 0

Review HoneyCome: Kelewat Nakal, Kelewat Mahal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh HoneyCome? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
July 12, 2023 - 0

Review DOTA 2 (Edisi 10 Tahun): Masih Ketagihan!

Bagaimana sensasi memainkan DOTA 2 di usianya yang kini menginjak…
April 6, 2023 - 0

Review Troublemaker: Hasrat Tinggi tapi Impotensi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Troublemaker di versi akhir? Apa…
January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…

PlayStation

September 20, 2023 - 0

Review The Crew Motorfest: Aloha, Mari Balap Bahagia!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh The Crew Motorfest? Mengapa kami…
September 13, 2023 - 0

Review Baldur’s Gate 3: Emang Boleh RPG Sekeren dan Seadiktif Ini?

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Baldur’s Gate 3? Mengapa kami…
September 8, 2023 - 0

Review Sea of Stars: Paket Lengkap Rasa Klasik!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Sea of Stars? Mengapa kami…
August 30, 2023 - 0

Review Armored Core VI – Fires of Rubicon: Api itu Membara Terang Kembali!

Apa yang sebenarnya ditawar kan oleh Armored Core VI: Fires…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…