Bungie Menang Gugatan Hukum Senilai 7,4 Miliar Rupiah Melawan Gamer Toxic!

Dengan semua sektor kehidupan yang hampir kesemuanya terkoneksi dengan internet memang tidak hanya berkontribusi positif saja pada peradaban manusia, tetapi juga meninggalkan masalah-masalah baru yang sulit dicari jalan keluarnya. Salah satunya? Adalah mengekspresikan sikap toxic berlebihan sembari berlindung di balik anonimitas dengan nama samaran yang dikira tak bisa ditelusuri. Sikap toxic ini bisa muncul hanya dalam bentuk “cacian” saja hingga yang lebih buruk seperti doxxing – aksi dimana ia membagikan informasi pribadi sang target ke publik.
Bukan rahasia lagi jika hal ini sering terjadi di industri game, dimana tak sedikit gamer toxic yang menggunakan ragam situs sosial media untuk mengganggu, mencaci, hingga melakukan hal yang lebih buruk ke tim developer semata-mata hanya karena keputusan atau kebijakan dalam video game yang tak mereka setujui. Namun kini, ada sebuah standar baru yang cukup melegakan dan membahagiakan di saat yang sama. Studio di balik Destiny – Bungie Studios baru saja membuktikan bahwa gamer toxic seperti bisa diseret ke meja hijau, melewati proses persidangan, dan menuai konsekuensi yang seharusnya.
Hal inilah yang menimpa Community Manager Bungie yang secara konsisten terus diserang dan diancam oleh satu gamer toxic spesifik yang identitasnya berhasil ditelusuri oleh para professional. Begitu identitasnya diketahui, ia berhasil diseret kemeja hijau, dengan keputusan pengadilan yang berhasil memihak Bungie untuk sebuah kasus yang unik ini.
Apa saja yang sudah dilakukan sang pelaku gamer toxic ini? Ia berhasil menemukan alamat rumah sang Community Manager Bungie dan anggota keluarganya yang lain. Ia mengirimkan pesan berisikan hinaan rasis dan kasar ke sana. Ia juga menyuntikkan kata-kata seperti ancaman pembunuhan. Ia bahkan berhasil meracik sebuah skenario menggunakan timing antaran pizza dengan rekues untuk memukul pintu rumah korban dengan keras untuk bergerak sejalan dengan ancaman digital yang tengah ia lakukan, menghasilkan terror tersendiri.
Good afternoon! I'm taking a moment to highlight a win we got yesterday on behalf of @Bungie, who sprang into action to ensure the safety of an employee who was targeted for racist harassment and threats last year.
— Kathryn Tewson (@KathrynTewson) July 12, 2023
Sang pelaku kemudian diputuskan bersalah dan harus membayar total ganti rugi yang sudah dikeluarkan Bungie untuk biaya pengadilan, investigasi, dan proteksi senilai USD 500 ribu atau sekitar 7,4 miliar Rupiah! Mengapa ia begitu signifikan? Karena kemenangan di meja hijau ini bisa dijadikan dasar bagi perusahaan game lain untuk menyeret gamer-gamer toxic serupa di masa depan. Apalagi pengadilan juga percaya bahwa serangan secara online adalah wujud pola perilaku terprediksi yang seringkali naik “level” ke doxxing dan kemudian berujung pada serangan fisik.
Dengan kemenangan Bungie ini, para gamer toxic yang berperilaku seenak jidat selama ini kini punya basis hukum untuk dikejar dan berhadapan dengan konsekuensi yang seharusnya. Apakah ini akan cukup meredam budaya yang hadir bak racun di sosial media ini? Kita tunggu saja.