Review Assassin’s Creed Mirage: Balik Klasik, Balik Asyik?

Mengerjakan sebuah franchise yang sempat melewati fase rilis tahunan bukanlah pekerjaan mudah, terlepas dari popularitas yang ia usung. Apa pasal? Karena bukan sekadar mendorong cerita saja, ada kebutuhan untuk menyuntikkan satu atau dua formula baru ke sisi gameplay untuk membuatnya tetap menarik dan menyegarkan. Bahwa ketika ia ditangani dengan setengah hati, seri game seperti ini akan memperlihatkan kelemahan dan kemalasan yang begitu jelas. Fase inilah yang sempat harus dilalui Ubisoft dengan Assassin’s Creed yang ceritanya terus mengembang hingga platform konsol terkini. Bahkan untuk memastikannya tetap segar, Ubisoft sempat menawarkan gameplay dan cita rasa yang lebih “Action RPG” daripada action stealth yang sempat jadi akarnya. Sebuah keputusan yang membuat respon fans terbagi.
Semakin besar, semakin padat, semakin luas, semakin gila adalah arah cepat yang diambil Ubisoft dengan setidaknya tiga seri action RPG Assassin’s Creed – Origin, Odyssey, dan Valhalla. Terlepas dari penjualan yang begitu kuat dan menghasilkan keuntungan masif, situasi ini juga tidak ayal membuat banyak penggemar Assassin’s Creed yang merindukan cita rasa yang lebih lawas. Ini berarti game Assassin’s Creed yang berfokus pada stealth, yang dibalut dengan peta yang tak masif, serta cerita yang lebih punya fokus kuat. Berawal dari sebuah bagian dari expansion pack Valhalla yang kemudian ditarik dan dilepas sebagai game terpisah bernama Mirage, Ubisoft berusaha memenuhi harapan tersebut.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Assassin’s Creed Mirage? Mengapa kami menyebutnya sebagai seri yang kembali ke klasik dan karenanya asyik? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot

Masih berhubungan jelas dengan apa yang terjadi di Assassin’s Creed Valhalla namun tetap bisa dinikmati sebagai sebuah cerita terpisah, Assassin’s Creed Mirage akan berfokus pada sosok seorang Basim Ibh Ishaq.
Basim sendiri merupakan seorang pencuri handal di kota Anbar yang karena salah satu “kejahilannya”, berujung terjebak pada takdir yang lebih besar. Mimpinya untuk bergabung dengan organisasi bernama Hidden Ones membawanya pada sebuah misi untuk merampok penguasa setempat yang kebetulan diyakini memiliki sebuah artifak berharga yang sangat diinginkan oleh Hidden Ones. Tidak sengaja menemukan dan bersentuhan dengan sang artifak, Basim mengalami pengalaman “spiritual” tak tergambarkan. Di tengah situasi panik karena ketahuan oleh sang penguasa Anbar, Basim dan sang teman- Nehal berujung harus mencabut nyawa sang penguasa.


Dengan status buronan yang ia sandang dan korban teman dekat yang berjatuhan, Basim pun ikut kabur mengikuti Roshan – sang Hidden Ones yang sempat ia temui sebelumnya. Roshan pun membawa Basim ke Alamut untuk diperkerjakan dan dilatih sebagai Hidden Ones yang baru. Proses yang memakan waktu tahunan tersebut akhirnya membuat Basim siap untuk menjalani tugas berat pertamanya – menyelidiki Baghdad dan menghabisi anggota Order yang mengendalikan kota ini dari belakang layar. Proses investigasi dan perburuan dimulai atas nama “membebaskan” Baghdad.
Lantas, siapa saja yang harus diburu Basim? Bagaimana kisah ini kemudian berkaitan dengan Basim di Valhalla? Ancaman seperti apa saja yang harus ia lewati? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda dapatkan dengan memainkan Assassin’s Creed Mirage ini.