Ingin Jualan Program Hack, Tim Ransomware Mengaku Bohong Sudah Membobol Epic Games
Peretasan memang selalu menjadi momok tersendiri di industri game, apalagi dengan apa yang terjadi selama beberapa tahun terakhir ini. Kelemahan sistem keamanan yang kian diperparah masa pandemi dimana sebagian besar karyawan bekerja di rumah memicu ragam kebocoran data fatal yang harus dialami banyak developer. Anda tentu masih ingat bagaimana gambar pre-alpha GTA VI tersebar atau bagaimana rencana Insomniac Games selama satu dekade ke depan terpapar di internet begitu saja selepas rilis Spider-Man 2. Kasus ini jugalah yang sempat dikira terjadi di Epic Games belum lama ini. Data-data pentingnya sempat dikabarkan jatuh ke tangan kelompok ransomware.
Tidak main-main, peretasan yang dilakukan oleh kelompok bernama Mogilevich tersebut diklaim berhasil mencuri rargam data penting, dari email, nama lengkap, hingga informasi pembayaran Epic Games Store. Mogilevich kemudian seperti yang bisa diprediksi, meminta sejumlah uang sebagai tebusan untuk mengembalikan data-data ini. Namun ternyata oh ternyata, ada plot twist di sini. Setelah Epic Games membantah peretasan ini terjadi setelah melakukan proses pengecekan, sang kelompok ransomware tersebut mengemuka dengan satu pengakuan dosa.
Benar sekali, mereka secara terbuka mengaku dan telah menyebarkan hoax telah berhasil membobol server Epic Games. Mengapa? Karena sebuah “keputusan bisnis” berbasis tipu-menipu yang hendak mereka lakukan. Mogilevich mengaku mereka hendak menjual sebuah tools hacking bohongan ke hacker yang lain, dengan klaim tools ini bisa membobol server perusahaan besar dengan mudahnya. Mogilevich berharap pemberitaan soal pembobolan server Epic Games yang notabene tidak mereka lakukan ini, sebagai bentuk kejeniusan mereka.
Ini tentu saja menjadi plot twist membingungkan dan mengundang gelak tawa di saat yang sama. Jadi, jika Anda pengguna Epic Games atau Epic Games Store yang sempat khawatir, Anda bisa tidur dengan tenang saat ini. Bagaimana menurut Anda soal strategi kelompok “ransomware” yang satu ini?
Source: Eurogamer