Seperti sebuah judi tanpa kepastian hasil yang jelas, usaha developer dan publisher untuk melepas sebuah game berbasis multiplayer ke pasaran memang seringkali tidak berbuah manis. Jika mereka gagal menawarkan konten menarik yang adiktif, gagal mendengarkan feedback para fans secara aktif, atau menawarkan tambahan konten atau update yang dirasa tidak pantas untuk diantisipasi, maka masa depan yang suram sepertinya tidak lagi terhindarkan. Proses yang semakin cepat jika sang developer ternyata gagal mengadaptasikan sistem anti-cheat yang baik, atau mengontrol sikap toxic komunitas itu sendiri. Namun percaya atau tidak, video game juga memuat beberapa contoh kasus dimana yang terjadi adalah sebaliknya. Game multiplayer yang nyaris mati, berakhir tumbuh semakin populer.

Hal sulit inilah yang berhasil dilakukan Ubisoft dengan game multiplayer taktis mereka – Rainbow Six: Siege. Setelah sempat sepi di awal rilis, beragam keputusan dan kebijakan yang diambil, sekaligus dukungan konten yang secara konsisten hadir akhirnya membuat game ini kembali populer. Tidak main-main, update terbaru – Operation Chimera yang saat ini tersedia bahkan sempat membuat Rainbow Six: Siege merangkak naik ke posisi empat besar game teramai yang dimainkan di Steam, di bawah CS: GO, DOTA 2, dan PUBG. Rilis update ini juga berhasil membuat mereka memecahkan rekor pemain bersamaan yang sempat menyentuh angka 176.000 user. Angka yang tentu saja jauh lebih fantastis dibandingkan jumlah pemain bersamaan di Maret 2016, yang haya berada di kisaran 30.000 orang.

Mengingat angka yang didapatkan dari data Steam ini tidak melibatkan jumlah user yang memainkannya di uPlay, bukan tidak mungkin bahwa popularitas Rainbow Six: Siege sebagai game multiplayer ini sebenarnya berakhir lebih tinggi daripada apa yang kita bayangkan. Bagaimana dengan Anda sendiri? Berapa banyak dari Anda yang masih bertahan atau justru, baru memainkan R6: Siege saat ini?