Popularitas Battle Royale sebagai sebuah genre sepertinya tidak akan lenyap begitu saja. Kesuksesan yang diraih PUBG dan Fortnite yang tidak sulit mendulang pendapatan puluhan hingga ratusan juta USD setiap bulannya menggoda para publisher dan developer untuk mengekor hal yang sama. Pertanyaannya kini, apakah gamer masih menyediakan pasar untuk itu? Apalagi untuk game-game yang tidak banyak menawarkan sesuatu yang baru dan berbeda? Jika melihat apa yang terjadi dengan Xaviant Games dan produk Battle Royale terbaru mereka – The Culling 2, jawabannya sepertinya adalah “Tidak”.

Untuk sebuah game indie tidak populer sekalipun, Anda masih bisa menemukan jumlah pemain tetap dan bersamaan produk terbaru yang menyentuh angka puluhan, terlepas apakah ia konsisten ataupun tidak. Namun apa yang terjadi dengan game battle-royale terbaru – The Culling 2 terhitung memalukan! Bagaimana tidak? Game yang tentu saja berfokus pada pengalaman multiplayer ini ternyata ditinggalkan begitu saja hanya dalam waktu 2 hari sejak ia dirilis di Steam. Seberapa buruk? Seburuk hingga jumlah gamer yang tersisa memainkannya di satu jam terakhir saat berita ini ditulis, hanya tersisa 1 orang saja! Review negatif juga membanjiri dan ramai-ramai mengajak gamer yang lain untuk melakukan refund karena sinyal “mati cepatnya” game yang satu ini.

Apakah kegagalan The Culling 2 dalam waktu 2 hari rilis ini membuktikan gamer sudah muak dengan genre battle-royale? Ataukah terjadi lebih karena kualitasnya yang tidak memadai? Bagaimana menurut Anda?