Lagi, Kejahatan Brutal Atas Nama Video Game!

Reading time:
January 12, 2012
vietnam

Ada stereotipe yang sulit dihilangkan dari kacamata orang awam ketika melihat dunia game. Prasangka yang sebagian besar berorientasi negatif ini seolah tumbuh menjadi “identitas” menyimpang yang sulit untuk dihapuskan. Keterlibatan yang mampu diciptakan video game lewat cerita dan mekanisme gameplaynya dipercaya mampu memicu sisi agresivitas gamer dan seringkali berujung pada tindak kekerasan dan kriminal. Beragam hasil penelitian sanggahan yang valid tetap tidak mampu meredam stereotipe ini. Video game tetap menjadi kambing hitam atas beragam kejahatan, seperti kasus yang terjadi di Vietnam ini.

Luyen, seorang remaja Vietnam berusia 17 tahun ditangkap oleh pihak berwajib setempat pada bulan Agustus 2011 silam. Tidak main-main, ia menjadi tersangka atas serangkaian tindak kejahatan brutal kepada sebuah keluarga. Ia membunuh seorang pria berusia 37 tahun, sang istri, dan seorang anak perempuan berusia 19 bulan. Luyen juga dikabarkan memotong tangan anak perempuan lain yang berusia 9 tahun hingga putus. Apa yang mendasari kekejaman ini? Remaja labil ini menyatakan bahwa ia butuh uang untuk membayar biaya bulanan game online yang sedang ia mainkan – Kiem The, beserta beberapa utang yang lain. Luyen sendiri dihukum 18 tahun penjara untuk kejahatannya ini.

wii in blood

Kasus Luyen ini tentu menambah deretan panjang kasus kriminalitas yang menjadikan game sebagai “alasan logis” dan motif untuk sebuah tindak kejahatan. Beberapa media di Vietnam bahkan ikut terpancing untuk masuk dalam pusaran steriotipe yang memosisikan dunia game sebagai alternatif hiburan yang begitu negatif. Bagi sebagian besar gamer, termasuk Anda dan saya tentu memahami bahwa ada begitu banyak faktor yang mungkin mempengaruhi tindakan yang dilakukan Luyen, tidak hanya semata video game. Keputusan orang awam untuk menutup mata dan hanya menyalahkan video game tentu sesuatu yang sangat disayangkan. Tidak ada satupun gamer yang tertarik untuk melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh Luyen.

Source: JakartaGlobe

 

Load Comments

PC Games

January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…
October 18, 2022 - 0

Review Uncharted Legacy of Thieves (PC): Drake Pindah Rumah!

Seperti apa performa dan fitur yang ditawarkan oleh Uncharted Legacy…
September 23, 2022 - 0

Review IMMORTALITY: Misteri Dalam Misteri Dalam Misteri!

Apa yang sebenarnya  ditawarkan oleh IMMORTALITY? Mengapa kami menyebutnya game…
August 19, 2022 - 0

Review Cult of the Lamb: Menyembah Setan Sambil Bertani!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Cult of the Lamb ini?…

PlayStation

March 29, 2023 - 0

Review Resident Evil 4 Remake: Mengulang Sebuah Keajaiban!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Resident Evil 4 Remake ini?…
March 15, 2023 - 0

Review Resident Evil Village (VR): Panik? Panik Lah!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Resident Evil Village dalam mode…
February 28, 2023 - 0

Wawancara dengan Naoki Yoshida (Final Fantasy XVI)!

Kami berkesempatan untuk mewawancarai otak Final Fantasy XVI - Naoki…
February 28, 2023 - 0

Impresi Final Fantasy XVI: Langsung Kandidat Game of the Year 2023!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Final Fantasy XVI? Mengapa kami…

Nintendo

November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…
August 4, 2022 - 0

Preview Xenoblade Chronicles 3: Seperti Sebuah Keajaiban!

Kesan pertama apa yang ditawarkan Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…
April 6, 2022 - 0

Review Kirby and The Forgotten Land: Ini Baru Mainan Laki-Laki!

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Kirby and the Forgotten…