Review Resident Evil Operation Raccoon City: Selamat Tinggal Survival-Horror!
Jelajahi Sudut Kota Raccoon City yang Memorable!


Jika kita membicarakan daya tarik RE: ORC yang paling utama, selain jalinan plot yang didesain untuk melengkapi kekosongan hubungan yang ada pada franchise ini, maka setting yang dihadirkan boleh terbilang sebagai magnet yang super kuat, terutama bagi gamer yang sudah mengenal franchise ini sejak awal kelahirannya. Misi yang harus dijalankan oleh USS Delta Team dari Umbrella ini akan membawa Anda menyusuri setiap sudut kota Raccoon City yang begitu memorable, apalagi bagi Anda yang begitu mencintai Resident Evil 2 dan Resident Evil 3 di masa lampau. Slant Six Games berhasil membangun setiap darinya dengan visualisasi yang tentu saja lebih baik, namun di sisi lain tetap mempertahankan detail yang identik dengannya. Anda tentu saja tidak bisa melewatkan kesempatan untuk menjelajahi setiap sudut kota ini kembali, sembari “bersilahturahmi” dengan para zombie yang haus tembakan di kepala.
Ciptakan Sebuah “Alternate Universe”

Memang sudah bukan rahasia lagi jika di dalam sebuah cerita yang ditawarkan di film dan video game, sang karakter utama yang selalu berpihak kepada kebaikan akan selalu menang di akhir permainan. Hal yang sama juga berlaku di Resident Evil. Terlepas dari karakter protagonis apapun yang Anda gunakan di franchise ini: Leon Kennedy, Chris Redfield, Claire Redfield, atau Jill Valentine, Anda selalu diposisikan sebagai pihak yang berhasil mencegah konsekuensi yang lebih fatal dari setiap tindakan dan eksperimen Umbrella. Namun sebagai seorang gamer, Anda tentu pernah berkeinginan untuk merasakan hal yang sebaliknya. Resident Evil: Operation Raccoon City menyediakan Anda kesempatan untuk merasakan sebuah alternate universe dimana pada akhirnya, kegelapan menang lewan cahaya, dan kejahatan akhirnya menundukkan kebaikan.
Kesimpulan

Sebagai sebuah game spin-off dari sebuah franchise yang besar, Resident Evil: Operation Raccoon City memang menyediakan banyak hal yang menarik, terutama para gamer yang mencintai seri-seri awal franchise ini. Tentu saja bukan karena sistem gameplay nya yang kini tidak lagi mengusung survival-horror, tetapi lebih karena beragam elemen yang tampil sebagai “fan-service” untuk memberikan para gamer gambaran yang lebih lengkap tentang plot yang ada lewat sudut pandang yang berbeda. Sementara dari sisi gameplay? Konsep game action yang didasarkan pada tim bukanlah sebuah benda baru di industri game dan Capcom menerapkannya dengan kualitas yang tidak terlalu istimewa, bahkan cenderung buruk. Ia akan tampil istimewa untuk gamer yang pernah memainkan seri-seri Resident Evil sebelumnya.
Jika kita melihat hanya dari sudut gameplay, memosisikan diri sebagai seorang gamer yang untuk pertama kalinya mengenal seri Resident Evil dari game ini, maka ORC justru tampil penuh dengan kekurangan sebagai sebuah game third person shooter. Visualisasi yang ditawarkan memang memanjakan mata, namun mekanisme kontrolnya terasa seperti “neraka”. Sudah bukan rahasia lagi jika melakukan roll sudah menjadi kewajiban untuk sebuah game third person, namun tidak disediakan oleh Capcom. Mekanisme AI nya untuk mode offline juga tidak banyak membantu, lebih banyak memberatkan tanpa kontribusi yang signifikan pada pertempuran. Secara garis besar, mekanisme kontrolnya terhitung buruk dan kaku. Bahkan Anda akan menemukan “dinding tanpa wujud” yang menghalangi gerak lari Anda pada beberapa tempat.
Pada akhirnya? Resident Evil: Operation Raccoon City bukanlah sebuah game third person shooter yang begitu istimewa sehingga harus dimainkan gamer manapun di dunia. Namun bagi Anda yang mengikuti franchise Resident Evil dari awal, ia menjadi sebuah seri spin-off yang sangat pantas dijajal, terutama untuk merasakan sebuah pengalaman baru dari sudut pandang yang berbeda, sekaligus untuk sedikit merasakan nuansa nostalgia. Worth to play!
Review ini tidak mencerminkan pengalaman multiplayer.
Kelebihan

- Visualisasi yang menawan
- Detail setting yang tetap mempertahankan desain original RE 2 dan RE 3
- Alternatif ending yang menarik
- Desain karakter yang mumpuni
Kekurangan

- Mekanisme kontrol sebagai game third person shooter yang buruk
- AI yang tidak adaptif
Cocok untuk gamer: yang familiar dengan franchise Resident Evil
Tidak cocok untuk gamer: yang mencari sebuah game third person shooter berkualitas tinggi dan mengesampingkan plot