Blizzard dan Valve Berdamai Soal DOTA

Apalah arti sebuah nama? Mungkin tidak berarti apa-apa bagi seorang Shakespeare, namun bagi dua perusahaan besar yang kini sedang bersaing ketat: Valve dan Blizzard, nama adalah segalanya. Melahirkan dua produk dengan genre dan mekanisme gameplay yang sama, kedua perusahaan ini berjuang untuk mematenkan nama Defense of the Ancients (DOTA) untuk game terbaru mereka. Blizzard merasa berhak karena DOTA selama ini selalu diasosiasikan dengan Warcraft 3, game hasil keringat mereka. Sementara di sisi yang lain, Valve berhasil menggandeng IceFrog – sang empunya mod yang fenomenal ini dan berusaha meluncurkan seri sekuelnya. Setelah gugat-menggugat secara legal, siapakah yang lantas memenangkan pertempuran epik ini?
Setelah melewati beberapa kali proses pengadilan, Valve dan Blizzard akhirnya memilih sebuah keputusan lebih bijaksana, sebuah jalan damai yang menguntungkan keduanya. Keduanya bersepekat untuk berdamai dan tidak akan menjadikan nama DOTA sebagai merk dagang eksklusif salah satu dari mereka. Valve tetap dapat menggunakan nama DOTA, sementara Blizzard tetap diizinkan untuk tetap menghidupkan seri DOTA yang dikembangkan dari Warcraft III. Lantas bagaimana dengan game “DOTA” terbaru milik Blizzard – Blizzard DOTA? Blizzard menyatakan bahwa mereka akan mengganti nama game tersebut menjadi Blizzard All-Stars karena lebih menggambarkan konsep yang ingin mereka usung. Apakah perubahan ini terkait perjanjian dengan Valve? Blizzard sendiri tidak banyak berkomentar.

DOTA sendiri bukanlah sekedar nama. Ia menjadi monumen pertama lahirnya genre MOBA di industri game, sekaligus sebagai nama yang mengikat jutaan gamer di seluruh dunia sebagai basis fansnya. Bagi gamer, DOTA adalah sebuah mahakarya, sementara bagi para developer dan publisher, nama DOTA akan identik dengan penjualan masif, nama besar, dan berbagai keuntungan besar yang akan didapatkan. Dengan penyelesaian sengketa ini, semoga saja Valve bisa merilis DOTA 2 secepatnya ke pasaran. Semoga saja!