Sebagian Besar Game FPS Rugi Besar?
Menciptakan sebuah game berkualitas tinggi dengan kemampuan untuk menghadirkan sebuah pengalaman yang epik tidak menjamin akan mendatangkan keuntungan bagi sang developer dan publisher, apalagi jika game yang Anda kembangkan bergenre FPS. Salah satu developer raksasa – Free Radical menyampaikan hal tersebut kepada publik. Menurut mereka, ada alasan mengapa sebagian besar gamer saat ini tidak lagi mudah menemukan sebuah game konsep FPS yang unik dan berbeda. Alasan sama yang membuat seri terbaru franchise mereka – TimeSplitters tak kunjung mendapatkan tanggal rilis. Apa alasannya? Sederhana, dua nama: Call of Duty dan Battlefield.
Sang pemimpin dari Free Radical – Steve Ellis secara gamblang menyatakan bahwa industri game, khususnya yang bergerak di dunia FPS, seolah sudah terpaku pada konsep permainan ala Call of Duty dan Battlefield. Akibatnya? Hampir sebagian besar game FPS yang berusaha menghadirkan sesuatu yang berbeda justru akan berakhir pada kegagalan dan kerugian yang besar. Efek tidak langsungnya tentu menjadi sangat fatal. Para publisher tidak lagi punya nyali untuk merilis game-game FPS dengan “rasa” yang berbeda dibandingkan kedua franchise FPS tersebut. Bahkan menurut Ellis, game sekelas Crysis 2, walaupun terjual cukup baik, tetap mengalami kerugian yang besar.
Memang sudah bukan rahasia lagi jika Activision memang mendapatkan limpahan kekayaan dari hanya menjual satu nama: Call of Duty. Walaupun dirilis setiap tahun, untuk alasan yang sulit dimengerti, seri ini tetap saja terjual begitu banyak walaupun minim inovasi di setiap barunya. Mendapatkan keuntungan bersih dalam hitungan ratusan juta hingga milyaran US Dollar sudah menjadi pencapaian “biasa” bagi Activision. Hal ini tentu saja memicu banyak developer dan publisher lain yang berusaha “mengekor” agar dapat mendapatkan sedikit percikan uang dengan merilis game bergaya sama. Jika Anda, seperti saya, termasuk gamer yang mulai merasa bahwa game FPS saat ini terlalu monoton dan mudah, maka kita mulai harus berhenti menyalahkan para developer. Salahkan kalangan kita sendiri – gamer, yang membiarkan hal seperti ini terjadi!