Connecticut Mulai Kumpulkan dan Hancurkan Game “Penuh Kekerasan”
Anda masih ingat dengan tragedi penembakan di salah satu sekolah di Connecticut, Amerika Serikat? Insiden yang memilukan ini menewaskan lebih dari 20 nyawa tidak berdosa, dan sebagian besar merupakan anak-anak. Seperti insiden-insiden sebelumnya, masyarakat Amerika pun mulai mencari kambing hitam, pihak mana yang harus disalahkan atas terulangnya kejahatan manusiawi ini. Tidak perlu diragukan lagi, untuk kesekian kalinya pulalah, video game menjadi target utama. Persepsi bahwa video game begitu kental dengan kekerasan dan agresi tampaknya sulit diubah. Parahnya lagi, beberapa kelompok masyarakat di Connecticut bahkan bergerak untuk melakukan sebuah tindakan, yang harus diakui, cukup ekstrim.
Salah satu kota di Connecticut – Southington baru saja memulai sebuah gerakan yang dinamakan “Violent Video Games Return Program”, yang akan memberikan kupon hadiah bernilai USD 25 untuk setiap game penuh kekerasan yang dikumpulkan kepada mereka. Dijalankan oleh sebuah organisasi bernama SouthingtonSOS yang dibentuk dari kumpulan beberapa ormas, setiap game yang berhasil mereka kumpulkan akan dikumpulkan di tempat pembuangan akhir dan kemudian dibakar. Tujuannya? Tidak hanya untuk memusnahkan game yang mereka anggap berbahaya untuk kaum muda, tetapi juga memaksa orang tua untuk memulai pembicaraan serius dengan anak-anak mereka terkait hobi yang satu ini. Event ini sendiri akan diselenggarakan pada 12 Januari mendatang di Southington Drive-in Theatre.
Sayangnya, tidak dijelaskan dengan pasti indikator “kejam” dan “penuh kekerasan” yang menjadi perhatian dari SouthingtonSOS ini. Namun untuk kesekian kalinya, kebijakan seperti ini menjadi bukti masih dangkal dan sempitnya pemikiran beberapa orang awam terhadap video game dan implikasinya. Mereka seolah tutup mata dan menahan diri untuk mencari lebih banyak informasi terkait video game dan gamer sebelum akhirnya mengambil kesimpulan yang tidak ubahnya sebuah prasangka tanpa dasar argumentasi yang jelas, You know what, they should have read this before they do it..