Review Sniper – Ghost Warrior 2: Satu Peluru, Satu Nyawa

Reading time:
March 15, 2013

Kesimpulan

Sniper Ghost Warrior 2 8
Namun terlepas dari semua kekurangan yang ia tunjukkan, Sniper: Ghost Warrior 2 tetap membuktikan diri sebagai sebuah game FPS military shooter yang menarik untuk dijajal. Walaupun terlihat hambar, namun ada keasikan tersendiri ketika Anda berjuang untuk terus bersembunyi sekaligus juga menghabisi musuh-musuh yang berada dalam jangkauan tembak. Memang tidak istimewa, namun harus diakui, Sniper: Ghost Warrior 2 tetap menjadi sebuah game FPS yang menyenangkan.

Di antara gempuran game-game military shooter, terutama mereka yang menjadikan FPS sebagai genre utama, kehadiran Sniper: Ghost Warrior 2 dari City Interactive ini tentu saja menjelma menjadi oase tersendiri. Tidak hanya bertindak layaknya orang barbar dengan senjata, peran Anda sebagai seorang seorang penembak jitu memberikan persepktif yang berbeda tentang perang, sebuah ketenangan di dalam kekacauan. Rapuhnya sang karakter utama dari damage serangan yang ada membuat Anda terpanggil untuk memastikan setiap peluru yang meluncur dari senapan bidik Anda berakhir pada jatuhnya korban jiwa di pihak musuh. Perhitungan terhadap angin, detak jantung, dan posisi bidik Anderson juga menjadi elemen yang merumitkan, sekaligus juga memberikan atmosfer seorang penembak jitu yang tepat untuk Sniper: Ghost Warrior 2.

Walaupun tampil unik dari sisi gameplay, ada beberapa kekurangan yang pantas untuk disoroti dari Sniper: Ghost Warrior 2. Di samping plot yang ternyata berakhir klise dan kualitas CryEngine 3 yang tidak sesuai ekspektasi, game ini masih menemukan beberapa masalah krusial. Salah satu yang pantas untuk disorot adalah jarak antar checkpoint yang boleh terbilang jauh. Walaupun sistem seperti ini memaksa Anda untuk bermain lebih hati-hati, namun harus diakui, sistem ini seperti ini seringkali berakhir menyebalkan. Kehadiran AI yang kurang cerdas juga menjadi kekurangan lain yang perlu dicatat oleh City Interactive. Seolah tidak sadar dengan kondisi yang terjadi di sekitar mereka, Anda akan menemukan musuh yang bergantian bergerak menuju ke tempat Anda untuk dibunuh walaupun ada begitu banyak mayat bergelimpangan di sekitarnya. Kami bahkan sempat menemukan kasus AI yang tetap berpatroli tenang walaupun sebuah drum meledak di sampingnya. Waktu gameplay yang terlampau singkat juga menjadi kelemahan tersendiri.

Namun terlepas dari semua kekurangan yang ia tunjukkan, Sniper: Ghost Warrior 2 tetap membuktikan diri sebagai sebuah game FPS military shooter yang menarik untuk dijajal. Walaupun terlihat hambar, namun ada keasikan tersendiri ketika Anda berjuang untuk terus bersembunyi sekaligus juga menghabisi musuh-musuh yang berada dalam jangkauan tembak. Tidak jarang, pada beberapa kasus, tubuh Anda akan secara otomatis menahan nafas bersama dengan Anderson ketika berusaha menempatkan sang bidikan tepat di kepala target. Memang tidak istimewa, namun harus diakui, Sniper: Ghost Warrior 2 tetap menjadi sebuah game FPS yang menyenangkan.

Kelebihan

Sniper Ghost Warrior 2 50
The epic battlefield of Sarajevo..
  • Beragam elemen yang harus diperhatikan ketika melakukan sniping
  • Desain setting, khususnya wilayah urban di daerah konflik – Sarajevo
  • AI companion yang cukup membantu
  • Health rapuh yang akan membuat Anda bermain lebih berhati-hati

Kekurangan

Sniper Ghost Warrior 2 88
Seandainya saja CIty Interactive membubuhkan kill-cam yang lebih memanjakan mata, Sniper: Ghost Warrior 2 akan tampil lebih menarik.
  • Plot yang berakhir klise
  • CryEngine 3 yang tidak sesuai dengan ekspektasi
  • AI musuh yang tidak adaptif
  • Kill-cam yang kurang memberikan impact
  • Jarak checkpoint yang jauh
  • Waktu gameplay yang sangat singkat
  • Cut-scene yang kurang dramatis

Cocok untuk gamer: penggemar Sniper Elite V2 atau misi Chernobyl di Modern Warfare, penggemar military shooter

Tidak cocok untuk gamer: yang berharap ada ledakan besar, pesawat jatuh, dan laser dari angkasa setiap dua menit sekali.

 

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…