Apa sebenarnya tujuan sebuah game diciptakan? Sekedar menghasilkan kesenangan dan petualangan imajinasi secara instan, video game juga didesain sebagai salah satu media alternatif untuk menceritakan beragam plot terbaik yang tidak bisa divisualisasikan lewat media hiburan yang lain. Walaupun demikian, tidak sedikit game yang juga memang diciptakan untuk menghadirkan ekstra tantangan yang bahkan cukup untuk membuat gamer merasa frustrasi. Anda yang sempat mencicipi game action RPG dari From Software – Demon Souls dan Dark Souls tentu sudah familiar dengan sensasi yang satu ini, dimana Anda akan lebih sering berhadapan dengan kematian dan rasa kesal daripada merasa senang. Namun untuk beberapa gamer, ini adalah nilai jual yang mereka cari. Sebuah nilai jual yang tampaknya tetap akan dipertahankan oleh seri kelanjutannya – Dark Souls 2.

Diuumumkan sejak tahun lalu, eksistensi Dark Souls 2 tentu saja diantisipasi oleh banyak gamer, terutama mereka yang terhitung hardcore. Bertahan dengan ciri khas tingkat kesulitannya yang luar biasa, From Software akhirnya memperlihatkan “jati diri” Dark Souls 2 yang sebenarnya lewat sebuah video demo gameplay berdurasi 12 menit. Selain visualisasi yang terlihat lebih sempurna, From Software juga menyuntikkan beberapa mekanik yang baru ke dalamnya. Musuh yang ada kini bereaksi lebih adaptif, membuat serangan yang berpola menjadi lebih sulit untuk dilakukan. Tantangan ekstra juga ditawarkan ketika Anda harus memasuki sebuah area yang super gelap, apakah Anda harus bertahan dengan sebuah perisai atau lebih memilih untuk menerangi area dengan obor dan mengorbankan fungsi tangan kiri Anda. Salah satu perubahan yang kentara? Aspek kosmetik tampaknya mulai menjadi fokus lewat desain armor dan senjata yang ada.

Dark Souls 2 sendiri rencananya akan meluncur untuk XBOX 360, Playstation 3, dan PC pada tahun 2014 mendatang. Ketakutan bahwa From Software akan terjebak pada usaha untuk menarik lebih banyak basis fans dan membuat unsur gameplay Dark Souls 2 lebih mudah akhirnya sirna dengan demo gameplay ini. Ia masih mengusung identitas dan beragam elemen yang cukup untuk membuat Anda kesal dan frustrasi secara instan. Buktinya? Fakta bahwa sebuah demo gameplay perdana memuat lebih banyak adegan mati dan game over tampaknya cukup untuk merepresentasikan hal tersebut…. Prepare to die!