Menjajal DreadOut – Demo: Game Horror Keren Buatan Anak Bangsa!

Reading time:
April 4, 2013

Fatal Frame Modern?

DreadOut 20
Mengikuti konsep Fatal Frame, kamera handphone milik Linda akan menjadi senjata utama.

Namun alih-alih mengusung sebuah game horror murni yang tidak memungkinkan Anda untuk melakukan tindakan apapun selain berlari secepat mungkin dan bersembunyi, DreadOut masih memungkinkan Anda untuk melakukan perlawanan, lewat teknologi handphone yang Anda temukan di awal permainan. Untuk alasan yang belum dijelaskan di versi demonya, handphone ini akan memainkan peranan paling krusial di DreadOut. Bagaimana tidak? Mengikuti mekanisme yang serupa dengan Fatal Frame, Anda bisa menggunakan kamera handphone ini untuk menghancurkan setiap ancaman yang ada. Tinggal memasuki mode bidik dan menembak, hantu yang berada dalam jangkauan kamera Anda akan terpukul mundur, menerima damage, dan akhirnya dikalahkan. Tidak hanya itu saja, ada indikator berwarna merah untuk memberikan pre-caution tentang hadirnya ancaman dan biru untuk clue, supaya memudahkan Linda untuk menemukan apa yang ia butuhkan.

DreadOut 32
Kamera handphone ini akan menjadi senjata utama Anda untuk menangkal semua ancaman supranatural yang ada.
DreadOut 27
Namun hantu ini tidak akan terikat pada hukum fisik, mereka dapat muncul dari manapun.

Lantas bagaimana jika dibandingkan dengan mekanik yang ditawarkan oleh Fatal Frame? Satu yang pasti, Linda jauh lebih maju, setidaknya terpikirkan untuk menggunakan teknologi digital daripada sekedar terperangkap pada konsep Obscura Camera yang lawas. Namun satu yang pantas dicatat, fakta bahwa kamera ini dapat digunakan tanpa batas memang menjadi kelemahan tertentu. Ini berarti Anda bisa menembak foto sebanyak mungkin sesuai dengan yang Anda inginkan tanpa harus berhadapan dengan konsekuensi tertentu. Berhadapan dengan mekanik ini, pikiran kreatif kami pun bergerak liar. Akan jauh lebih menyeramkan dan menegangkan jika Digital Happiness membatasi penggunaan kamera ini untuk memastikan kesan bahwa nyawa Linda selalu berada di ujung tanduk yang lebih kentara.

DreadOut 12
Jika saja mereka membatasi jumlah foto yang bisa diambil dan butuh mekanisme tersendiri untuk “memulihkannya”, DreadOut pasti akan tampil lebih menegangkan.

Mereka bisa menyisipkan mekanisme baterai HP misalnya, memaksa gamer untuk melakukan charging setiap kali handphone “sakti” ini digunakan secara berlebihan. Tidak hanya sekedar membuatnya tidak dapat digunakan, baterai handphone yang habis juga berarti tidak adanya sumber pencahayaan satu-satunya, membuat pengalaman horror yang ada kian intens. Atau mungkin membubuhkan mekanisme “memory card” untuk memastikan bahwa gamer hanya dapat menggunakan kamera ini untuk jumlah foto yang terbatas, setidaknya hingga mereka menemukan memory card dengan kapasitas yang lebih besar di sepanjang permainan misalnya. That would be an awesome feature!

Kesimpulan

DreadOut 7
Kesan pertama yang luar biasa dengan kualitas komersial sebuah game horror yang tidak bisa dipandang sebelah mata, DreadOut telah menjadi monumen yang membuktikan apa yang mampu dilakukan oleh anak bangsa Indonesia dengan kreativitas mereka. Menjadi harapan yang besar pula agar di masa depan game ini dapat didistribusikan secara komersial secara luas di seluruh dunia mengingat popularitasnya yang memang sudah terbangun dengan baik.

Menghapuskan semua kekhawatiran, Digital Happiness telah berhasil membuktikan kemampuan mereka untuk meracik sebuah game horror yang mampu menawarkan sensasi ketakutan yang serupa dengan game-game yang lahir dari developer raksasa luar negeri. Sebuah karya game racikan anak bangsa, DreadOut memang memunculkan kebanggaan tersendiri, bahwa pada akhirnya, industri game Indonesia mampu melahirkan sebuah game horror yang digarap dengan sangat serius dan pantas untuk dijajal secara komersial. Berbagai elemen yang ditawarkan terlihat proporsional dan tepat untuk menghasilkan atmosfer ketakutan yang secara konsisten hadir. Sunyi, gelap, dan penuh kejutan, beberapa elemen yang ada seperti voice acts dan desain setting menjadi daya tarik yang tentu saja pantas untuk diacungi jempol.

Namun ada beberapa hal yang pantas untuk dicermati dari versi demo Dreadout ini, termasuk beberapa potensi yang sayangnya, kami anggap terlewatkan. Contohnya? Pertama kali bertemu ayunan di dekat kebun pisang, ada ekspektasi Anda akan bertemu dengan fenomena supernatural di sana, dari sekedar ayunan yang berayun sendiri atau anak kecil yang tengah bersenandung di atasnya. Interaktivitas terhadap sebagian besar objek selain pintu yang bisa dibuka juga pantas untuk dicermati. Namun yang menjadi catatan terbesar kami? Fakta bahwa handphone “sakti” milik Linda ini hadir sebagai senjata luar biasa yang bisa digunakan tanpa batas. Seandainya saja Digital Happiness mampu “membatasi”nya dengan beberapa komponene ekstra untuk menghasilkan pengalaman yang lebih intens. Setidaknya tidak hanya berfokus pada sosok Hantu Asia yang akan terus menghantui Anda.

Kesan pertama yang luar biasa dengan kualitas komersial sebuah game horror yang tidak bisa dipandang sebelah mata, DreadOut telah menjadi monumen yang membuktikan apa yang mampu dilakukan oleh anak bangsa Indonesia dengan kreativitas mereka. Menjadi harapan yang besar pula agar di masa depan game ini dapat didistribusikan secara komersial secara luas di seluruh dunia mengingat popularitasnya yang memang sudah terbangun dengan baik. Awesome work, Digital Happiness!

Spesifikasi PC

  • 2 GHz CPU or faster (Multi-core recommended)
  • 2 GB RAM or bigger
  • Windows XP SP2 or later (Windows 7 recommended)
  • Mac OS X 10.6 (Snow Leopard) or later
  • Linux kernel 2.6.32 or later (Ubuntu recomended, 10.04 LTS or later)
  • DirectX 9.0c or later (with latest driver recomended)
  • OpenGL 2.0 or higher (with latest driver recomended)
  • GeForce 6, Radeon X1300, GMA X3000 vga card or better
  • Compatible audio devices
  • Keyboard + mouse or an optional Joystick
  • Optionally an internet connection

Anda bisa mengunduh DreadOut di sini.

Jangan lupa juga untuk mendukung DreadOut agar lolos dari GreenLight dan didistribusikan lewat Steam di sini.

Pages: 1 2
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…