NostalGame: Resident Evil 3 – Nemesis
Apa yang Saya Benci Dari Resident Evil 3: Nemesis?
Water Sample Puzzle

Dari semua puzzle yang ditawarkan oleh RE 3: Nemesis, hampir semua gamer tentu setuju tentang betapa menjengkelkannya puzzle paling memorable yang satu ini – Water Sample Puzzle. Inti dari puzzle ini tentu saja sederhana, memastikan setiap potongan puzzle yang dikategorikan dalam tiga kategori utama: A, B dan C beradalam posisi yang tepat untuk membentuk pola yang dibutuhkan. Namun berbeda dengan serangkaian puzzle lainnya yang seringkali bisa diselesaikan lewat serangkaian proses trial dan error, Water Sample Puzzle menuntut Anda untuk berpikir keras. Tidak ada tombol reset untuk mengembalikannya ke dalam posisi semula dan mengulang dari awal, kesulitan ini akan kian kompleks begitu Anda menjajal beberapa langkah awal pertama secara acak dan berujung pada kegagalan.
Hard Mode – Easy Mode

Ini menjadi salah satu kelemahan yang membuat dilema moral sebagai gamer mengalir kuat. Capcom tidak memberikan salah satu pilihan mode yang seharusnya ditawarkan di mode semua game – NORMAL. Alih-alih bertemu dengan tingkat kesulitan standar, RE 3: Nemesis hanya menawarkan dua tingkat kesulitan – HARD MODE dan EASY MODE. Ini tentu menjadi pilihan yang sangat dilematis. Di satu sisi, keputusan untuk memainkan Hard Mode berarti mempersiapkan diri untuk bertemu dengan segudang tantangan dan musuh yang mungkin berujung pada hilangnya semangat untuk menyelesaikan game ini secara keseluruhan. Mengapa tidak memilih EASY MODE? Ada harga diri yang tercederai untuk menjajal dan menyelesaikan sebuah game dalam tingkat kesulitannya yang paling mudah. Apalagi jika Anda berbagi pencapaian tersebut dengan teman sebaya yang lain. Tidak ada yang kerena di kalimat, “Hei, gua udah nyelesaiin Resident Evil 3 lho, di mode easy..”. Pffttt..
Bolak-Balik

Salah satu hal yang paling menyebalkan dari RE 3: Nemesis? Salah satu yang paling kami tidak senangi adalah fakta bahwa Capcom seringkali menuntut Anda untuk menjelajahi kembali area yang sudah Anda lewati, bergerak bolak-balik untuk mengambil senjata dan key item yang dibutuhkan untuk bergerak ke area sebelumnya. Hal ini tentu tidak akan menyita waktu jika Anda berhadapan dengan wilayah sekecil villa atau markas RPD dibandingkan dengan Raccoon City yang luas. Tidak hanya itu saja, skema wilayah yang membingungkan juga membuat proses ini lebih terasa menyebalkan daripada menantang.
The Infected Jill Valentine

Di salah satu titik permainan yang ada, Jill Valentine diposisikan terinfeksi oleh T-Virus dan berada di ujung garis hidupnya. Dengan kondisi seperti ini, ia tentu tidak mungkin melanjutkan perjalanan dan menyelesaikan “misi” sucinya untuk lari dari Raccoon City dan menghancurkan Umbrella. Sebagai gantinya, Anda kini menggerakkan tokoh hero pendamping – Carlos Oliviera untuk mencari serum penyembuh dan menyelamatkan Jill sebelum ia berubah menjadi salah satu zombie tanpa otak yang siap untuk dibunuh kapanpun juga. Walaupun ini memainkan porsi yang penting dalam cerita, namun untuk alasan yang tidak jelas, momen menggunakan Carlos adalah momen yang paling tidak kami nikmati selama RE 3: Nemesis. Oh c’mon Capcom, bring back that hot chick on my screen, RIGHT NOW!
Sensasi Setelah Memainkannya Kembali

Lebih dari 10 tahun tidak bertemu dengan sosok Jill Valentine dan pakaian birunya yang menarik, memori tentang salah satu seri Resident Evil terbaik ini seolah terbuka, terbongkar begitu saja, dan berkeliaran di permukaan otak. Perasaan nostalgia yang didapatkan dari beragam momen yang memorable sama sekali membuat game ini terasa tidak asing, seperti memainkan kembali sebuah masterpiece yang baru dirilis setidaknya sebulan yang lalu. Perlahan namun pasti, Anda mulai mengenali semua ruangan, semua key item, semua puzzle, dan sensasi pertempuran yang ada. Pertemuan pertama dengan Nemesis di depan markas RPD dengan pilihan live selection yang unik kian menguatkan kualitas tersebut. Mengemukakan semua alasan mengapa seri ini begitu dicintai oleh gamer Playstation di masa lalu.
Ini tentu menjadi bahan renungan tersendiri. Fakta bahwa sebuah game lawas yang sudah dirilis lebih dari 10 tahun yang lalu masih mampu meninggalkan kesan yang begitu mendalam menimbulkan satu pertanyaan besar: apakah perasaan ini akan sama jika 10 tahun kemudian, kami memutuskan untuk membuka kembali konsol kami dan memainkan Resident Evil 6? Apakah kesan memorable yang super kuat ini akan hadir kembali? Atau RE 3: Nemesis memang menjadi epitome kualitas game survival horror yang tidak bisa lagi diraih dan diulang kembali oleh seri Resident Evil masa depan? Ini menjadi pertanyaan penuh rasa pesimis. Di satu sisi, ada harapan bahwa suatu saat Capcom, terlepas dari inovasi apapun yang ia suntikkan, akan mampu menghasilkan sebuah game survival horror action yang luar biasa. Resident Evil 3 seharusnya menjadi awal, bukan akhir pencapaian kualitas.
Walaupun waktu membuat kami tidak mungkin untuk menjajal RE 3: Nemesis ini hingga akhir cerita, namun beberapa jam awal yang ada benar-benar membawa kembali semua ingatan dan perasaan nostalgia mengapa nama Resident Evil begitu disegani dan dicintai di masa lalu. Oh, how much i miss the classic Resident Evil..
Bagaimana dengan Anda sendiri yang pernah memainkan Resident Evil 3: Nemesis sebelumnya? Bagian mana yang paling Anda sukai dan benci dari seri yang satu ini?