Review DOTA 2: Versi yang Lebih Sempurna!
Interaksi yang Dinamis

Salah satu tambahan fitur yang paling menarik dan mengagumkan dari DOTA 2 adalah fakta bahwa hero yang Anda gunakan saat ini punya “kesadaran” tersendiri terkait lingkungan pertempuran yang ia temui. Kesadaran? Benar sekali, jika Anda cukup cermat mendengarkan pola percakapan yang meluncur tak ubahnya monolog dari setiap karakter – maka Anda akan menemukan bahwa mereka seringkali melemparkan komentar interaktif dengan karakter yang lain, baik dalam bentuk lelucon atau sekedar penghinaan.
Tidak lagi terasa seperti individu yang bertempur sendirian, fitur seperti ini meninggalkan kesan bahwa Anda memang tengah terlibat dalam pertarungan di dalam sebuah dunia yang terhubung satu sama lain. Contohnya? Jika Ursa berhasil membunuh Drow Ranger di hutan misalnya, maka ia akan secara otomatis mengejek Drow dan mengklaim dirinya sebagai penguasa hutan yang sebenarnya. Interaksi ini juga muncul ketika hero-hero tertentu berhasil mengenakan item khusus. Sebagai contoh? Tinker yang akan mengeluarkan komentar “pewpewpew” ketika dipersenjatai Dagon. Hal-hal kecil seperti inilah yang membuat DOTA 2 terlihat luar biasa dibandingkan dengan game MOBA yang lain.
Beberapa perintah yang Anda tuliskan dalam chat juga akan ditranslasikan dalam bentuk voice dari karakter yang Anda gunakan. Menuliskan “Ty” akan membuat karakter Anda mengucapkan thank you, atau sekedar “lol” atau “hahaha” untuk membuat mereka tertawa secara instan.
Free to Play – Tanpa Implikasi di Sisi Gameplay

Apalah arti sebuah game kompetitif yang membawa pertempuran tim yang masif, jika ia tidak hadir dengan sistem balancing hero yang mumpuni. Jika saja Valve atau IceFrog lengah dan membuat satu atau dua hero terlalu over-power, maka reputasi DOTA 2 sebagai sebuah game kompetitif yang menyenangkan akan runtuh begitu saja. Tantangan ini kian berat mengingat DOTA 2 akan didistribusikan Valve sebagai game free to play. Investasi yang terus dilontarkan selama proses pengembangan dan jumlah server yang kian bertambah seiring dengan popularitas yang terus meningkat membuat Valve harus mencar cara untuk mendapatkan keuntungan dari konsep seperti ini. Untungnya, pilihan ini tidak langsung berpengaruh terharap sisi gameplay yang ada.
Pengembangan video game bukanlah kerja amal. Proses kompleks yang memakan sumber daya ini selalu berujung pada satu kebutuhan yang sama: mendulang uang dan tentunya – keuntungan dari sana. Valve tampaknya mengerti konsekuensi yang harus dihadapi dari konsep free to play yang mereka suntikkan di DOTA 2. Sebagai game yang sangat bergantung pada keseimbangan para hero dalam pertempuran – memaksakan kebijakan yang terlihat tak ubahnya “pay to win” tentu menjadi pilihan yang buruk. Bertahan dengan apa yang mereka janjikan sejak awal proses pengembangan, mereka juga akan langsung memastikan semua alternatif hero bisa digunakan sejak awal permainan, tidak seperti beberapa game MOBA lain yang mengharuskan Anda untuk menghabiskan uang nyata untuk membuka hero tertentu. Oleh karena itu, satu-satuny cara untuk mendapatkan keuntungan kini hanya terletak pada varian item kosmetik yang ditawarkan.


Dengan toko yang diintegrasikan di dalam permainan sendiri, Anda akan melihat segudang set perlengkapan yang ditawarkan dalam kisaran harga yang terhitung bersahabat. Bagi mereka yang seringkali mencicipi DOTA 2, menciptakan karakter favorit yang lebih personal di sisi desain tentu saja menjadi penawaran yang sulit untuk ditolak. Menariknya lagi, Valve memecah set perlengkapan ini dalam berbagai item terpisah, memungkinkan para user untuk mengkombinasikan beragam equipment untuk menciptakan desain yang lebih personal. Tidak hanya sekedar membelinya di toko, Anda juga berkesempatan untuk mendapatkan setiap item ini secara acak begitu Anda menyelesaikan sebuah pertempuran.

Hebatnya lagi, Valve secara konsisten “menggoda” Anda untuk membeli item-item ini dengan uang nyata. Tidak hanya bertemu dengan tim kawan atau lawan yang mungkin mengenakannya dan terlihat menawan, Anda juga akan mendapatkan serangkaian peti harta karun yang memuat item-item keren ini secara acak. Sayangnya, semua peti ini harus dibuka terlebih dahulu dengan sebuah kunci yang hanya bisa dibeli dengan uang nyata – dan tidak pernah akan jatuh secara acak selama pertempuran. Semakin intens Anda memainkan DOTA 2, semakin kuat pula hasrat Anda untuk membeli beragam item menarik ini. Strategi yang sejauh ini terbukti cukup berhasil.