Review DOTA 2: Versi yang Lebih Sempurna!
Apa yang Pantas Diharapkan di Masa Depan?

Walaupun Valve secara resmi sudah melepas masa open beta DOTA 2 dan mulai merilisnya secara terbuka untuk publik gamer manapun yang tertarik, ini bukan berarti Anda akan menemukan sebuah versi final yang tidak akan lagi diganggu gugat di masa depan. Valve dan IceFrog akan secara konsisten menyempurnakannya dari beragam sisi. Intergrasi dengan Steam akan mempermudah hal tersebut. Tidak lagi harus mencari file update terbaru seperti di seri pertama, Steam akan memberikan update secara otomatis setiap kali Valve menyuntikkan patch terbaru di dalamnya. Lantas apa saja yang pantas untuk diantisipasi dari seri ini?
Walaupun sudah melepas masa open beta, Valve masih belum menyuntikkan semua hero andalan dari seri DOTA pertama. Masih ada begitu banyak hero yang belum diadaptasikan di seri terbaru ini dan tampaknya baru akan hadir dalam beberapa bulan ke depan, termasuk tokoh ikonik seperti Teechies maupun Terrorblade. Jumlah item yang lebih masif dan tentu saja varian announcer yang lebih banyak juga tampaknya akan disuntikkan. Satu yang pasti, melihat kebiasaan yang diperlihatkan selama satu tahun masa beta, IceFrog akan secara konsisten melakukan proses balancing yang lebih mumpuni untuk memastikan setiap hero tidak tampil terlalu dominan dibandingkan yang lainnya.
Kesimpulan

Satu tahun sejak masa betanya, Valve memperlihatkan konsistensi mereka untuk terus menjadikan DOTA 2 lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Update secara berkala, perombakan sisi visual dan desain untuk beberapa karakter, hingga komitmen untuk tidak jatuh pada sistem “Pay to Win” telah membuat game MOBA yang satu ini tumbuh begitu masif, hingga mampu menjaring jutaan gamer di seluruh dunia. Terlepas dari rasa pesimis yang sempat ditunjukkan di awal kelahirannya, DOTA 2 terus menyempurnakan diri, bahkan hingga saat ini. Balancing yang terus ditelurkan lewat beragam patch dan varian item yang kini menyelimuti lebih banyak karakter, DOTA 2 juga berhasil meraih popularitas lewat serangkaian turnamen internasional yang menjadi nadi kehidupan game yang satu ini.
Walaupun demikian ada beberapa kekurangan yang pantas untuk dicatat. Proses adaptasi beberapa hero ikonik yang terasa begitu lambat membuat gamer veteran DOTA pertama harus dihadapkan pada alternatif pilihan yang lebih terbatas. Tidak hanya itu, sistem reward dan punishment dari Valve juga terbukti kurang efektif menciptakan komunitas yang lebih sehat dan bersahabat dengan para pendatang baru. Hal lain yang cukup disayangkan juga terletak pada mekanisme kunci harta karun yang tidak bisa didapatkan hanya dari pertempuran. Melemparkan begitu banyak peti ke dalam loot Anda tanpa kesempatan untuk mendapatkan kunci selain membelinya langsung di shop? Peti-peti ini tak ubahnya onggokan sampah yang tidak bernilai apapun.
Satu tahun masa beta dengan berbagai penyesuaian memang membuat DOTA 2 tampil lebih sempurna. Konsistensi untuk maju dan beradaptasi dengan keinginan dan kebutuhan gamer membuatnya menjadi salah satu MOBA yang menarik untuk dijajal – apalagi mengingat fakta dukungan integrasi Steam dan komunitasnya yang terhitung besar. Butuh sebuah game kompetitif yang gratis? DOTA 2 bisa menjadi alternatif pilihan yang terlalu sayang untuk dilewatkan.
Kelebihan

- Visualisasi yang lebih disempurnakan
- Interaksi antar karakter dalam permainan
- Konsistensi patch dan balancing dari Valve dan IceFrog
- Set item yang bisa didapatkan dari pertempuran
- Kesempatan untuk menikmati turnamen besar secara live
- Desain hero yang ditawarkan
- Voice acts tiap karakter yang unik
Kekurangan

- Proses adaptasi beberapa hero lawas yang terlalu lama
- Sistem reward dan punishment yang kurang efektif
- Kunci peti harta karun yang harus dibeli dengan uang nyata
- Setting map tanpa alternatif
Cocok untuk gamer: pencinta MOBA, pemain DOTA veteran, pencinta action RPG
Tidak cocok untuk gamer: pemilik Playstation 3 dan Xbox 360 saja, yang tidak senang dengan situasi gameplay yang kompetitif dan kasar.