Developer Bioshock: Jangan Pernah Sensor Kekerasan dalam Game!

Video game memang menelurkan begitu banyak kontroversi selama menjalankan perannya sebagai salah satu media hiburan mainstream di masa modern ini. Ada begitu banyak hal yang ternyata menarik perhatian mereka yang awam terhadap industri ini, dengan berfokus pada hal-hal negatif yang bisa ia hasilkan. Tidak jarang, tuduhan bahwa ia adalah sumber dari gaya hidup anti-sosial bahkan tindak kriminal dilontarkan. Alasannya? Karena video game selalu menjadikan kekerasan sebagai bagian daya tarik yang tidak terpisahkan. Namun bertolak belakang dari apa yang dipersepsi orang awam ini, sang otak jenius di balik franchise Bioshock – Ken Levine justru menyatakan bahwa para developer dan publisher seharusnya tidak menahan diri mengeksploitasi konten kekerasan ini.
Dalam wawancaranya dengan Boston Magazine, Ken Levine menyatakan bahwa video game harus dengan gamblang memperlihatkan efek dan konsekuensi dari sebuah tindak kekerasan, sekejam dan sebrutal apapun itu. Melihat video game sebagai sebuah seni, ia harus berani menawarkan sesuatu yang tidak berani dieskpos oleh media mainstream yang lain. Menjadi tanggung jawab video game untuk memperlihatkan secara nyata apa yang akan terjadi jika seseorang ditembak senapan api, karena efeknya tidak akan dapat dideskripsikan dengan hanya kata-kata. Ini soal memicu emosi para gamer hingga level yang terdalam.

Brutalitas memang menjadi bagian yang tidak pernah bisa terpisahkan dari industri game. Kematian, darah, mutilasi, hingga lebih banyak adegan yang jauh lebih mengerikan justru menjadi sesuatu yang “diidolakan” oleh banyak gamer. Apakah ini membuat kita semua menjadi seorang psikopat yang dengan mudah membunuh siapapun yang kita temui? Tentu tidak. Apa yang dikatakan Levine mungkin bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan kita sendiri. Bisa jadi, semua efek visual yang kita temui di video game justru menahan kita melakukannya di dunia nyata. Mengapa? Karena kita tahu seperti efek yang akan kita hasilkan.
Bagaimana menurut Anda sendiri? Apakah Anda setuju dengan apa yang disampaikan oleh Levine ini? Atau Anda justru termasuk gamer yang berharap agar industri ini lebih menekan konten kekerasan yang ditawarkan?