Sistem Item Mall Hancurkan Tales of Phantasia versi iOS!

Reading time:
January 29, 2014
tales of phantasia1

Sebagian besar gamer yang tumbuh besar bersama dengan JRPG sebagai genre utama favorit mereka tentu saja tidak akan pernah melewatkan setiap seri Tales yang dilemparkan sang publisher – Bandai Namco ke pasaran. Di antara semua seri klasiknya di masa lalu, Tales of Phantasia yang sempat dirilis di SNES, GBA, dan Playstation memang menjadi salah satu seri klasik yang begitu populer, dan terhitung cukup penting untuk menarik lebih banyak gamer untuk mengenal dan jatuh cinta dengan franchise yang satu ini. Tidak mengherankan jika banyak gamer, terutama mereka yang memiliki perangkat iOS, menantikan kehadiran rilis ulang di perangkat mobile yang meluncur dalam format free to play. Namun siapa yang menyangka, ambisi ini justru “menghancurkan” nama Tales of Phantasia sendiri.

JagatPlay sendiri masih belum mencoba Tales of Phantasia versi mobile ini, namun semua review yang menyebar di dunia maya, baik dari para user maupun media, semuanya mengambil kesimpulan yang sama – bahwa seri ini hadir sebagai mimpi buruk. Sebagai game yang ditawarkan dalam format free to play, opsi microtransactions tentu saja menjadi fitur yang normal bagi sang publisher – Bandai Namco untuk mendulang ekstra uang darinya. Namun yang terjadi di Tales of Phantasia? Setiap microtransactions yang ditawarkan bukan lagi sekedar pilihan, tetapi menjadi sebuah “keharusan”. Ada begitu banyak elemen yang ditambahkan dan dihapus untuk membuat gamer mobile tidak memiliki alternatif apapun selain membeli microtransactions untuk dapat bergerak maju.

Menawarkannya sebagai sebuah game free to play, Tales of Phantasia iOS tampil tak ubahnya mimpi buruk. Ia seolah didesain untuk membuat gamer tidak memiliki pilihan lain selain membeli microtransactions yang mereka tawarkan. Tingkat kesulitan lebih tinggi, item yang lebih mahal, hingga titik save point krusial yang dihilangkan.
Menawarkannya sebagai sebuah game free to play, Tales of Phantasia iOS tampil tak ubahnya mimpi buruk. Ia seolah didesain untuk membuat gamer tidak memiliki pilihan lain selain membeli microtransactions yang mereka tawarkan. Tingkat kesulitan lebih tinggi, item yang lebih mahal, hingga titik save point krusial yang dihilangkan.

Masalah ini sudah terlihat dari fakta bahwa Tales of Phantasia iOS ini mengusung mekanisme semacam DRM, yang membuatnya hanya bisa dimainkan jika perangkat iOS Anda terhubung dengan internet. Tanpa koneksi internet, Anda tidak akan bisa melakukan save data sama sekali. Piciknya lagi, versi mobile ini didesain untuk memaksa Anda menggelontorkan ekstra uang.

Tingkat kesulitannya tidak bisa dimodifikasi dan hadir setara dengan tingkat Hard – Mania Tales of Phantasia versi konsol. Musuh yang sulit tentu akan membuat Anda sering tunduk dan kalah di pertempuran. Berita buruknya? Anda diwajibkan membayar USD 2 / sekali menghidupkan karakter Anda. Untuk Anda yang mungkin berpikir akan terselamatkan sistem save, Bandai Namco tampaknya lebih cerdik. Mereka sengaja menghapus dan meniadakan beberapa tempat save krusial versi konsolnya, terutama sebelum pertarungan boss, untuk membuat Anda “terpaksa” membeli revive daripada mengulang dari tempat yang jauh. Tidak hanya itu saja, semua item di dalam game juga dijual dua kali lipat lebih mahal, membuatnya tidak mungkin diraih dengan hanya lewat proses grinding dalam game. Anda didorong untuk membeli gil ekstra menggunakan uang nyata.

Dengan sistem seperti ini, tidak mengherankan jika review Tales of Phantasia versi iOS ini terus berakhir negatif, dengan begitu banyak kecaman menyebar. Microtransactions di dalam sebuah JRPG klasik, dipaksakan, dan membuatnya tidak bisa lagi dinikmati? Semoga saja langkah Bandai Namco ini tidak “mendorong” publisher JRPG untuk melakukan strategi yang sama. It’s stupid and insane, honestly..

Nice job, Bandai Namco!
Nice job, Bandai Namco!
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…