Review Yaiba – Ninja Gaiden Z: Dangkal dan Mengecewakan!
Dangkal

Ninja Gaiden memang selalu diidentikkan dengan gaya gameplay yang sangat menitikberatkkan pada timing, terutama di dua seri pertama. Hampir mustahil Anda bisa menyelesaikan game ini dengan hanya sekedar mengkombinasikan serangan secara membabi buta dengan sesekali menghindar. Namun kesan ini sudah dihapuskan dari Ninja Gaiden 3 yang lebih “mainstream” dan lebih menjadikan pendekatan sinematik sebagai nilai jual utama. Namun Anda yang berharap bahwa Yaiba: Ninja Gaiden Z akan membawa sedikit elemen yang membuat franchise ini begitu dicintai di masa lalu, Anda tampaknya harus bersiap kecewa. Ini adalah sebuah game action super dangkal yang benar-benar sulit untuk dinikmati.
Seperti sebagian besar game action pada umumnya, Yaiba akan dibekali dengan tiga buah jenis serangan – pedang, flail, dan tinju tangan kosongnya yang bisa dieksekusi sebagai bentuk kombinasi. Namun jangan berharap bahwa Anda akan membutuhkan perhitungan tersendiri ketika melancarkan serangan-serangan ini. Yaiba: Ninja Gaiden Z adalah game-game yang benar-benar dangkal. Sebagian besar ancaman bisa diselesaikan dengan menekan ketiga tombol ini secara bergantian, sembarangan, tanpa butuh berpikir sama sekali. Benar sekali, tidak perlu berpikir sama sekali. Semakin cepat Anda menekan tombol, semakin banyak serangan dilancarkan, semakin besar kemungkinan Anda menang. Anda terkadang harus melakukan block atau dash untuk menghindar, namun tidak pernah menjadi hal yang esensial untuk dilakukan. Berita buruk? Game ini tidak memberikan Anda tombol untuk melompat, dan aktivitas tersebut hanya bisa dipicu di tempat-tempat tertentu.



Sebagian besar zombie yang ada bisa Anda kalahkan dengan metode seperti ini. Team Ninja sendiri berusaha memberikan sedikit tantangan lewat varian zombie yang hadir dengan serangan dan sifat yang berbeda, termasuk sedikit permainan elemen di dalamnya. Namun terlepas dari ukuran, varian serangan, bahkan elemen-elemen zombie ini, sekali lagi, kombinasi ketiga serangan ini secara membabi buta ini akan menyelesaikan semua ancaman yang ada. Namun berhati-hatilah, timing tidak pernah menjadi kekuatan utama Yaiba: Ninja Gaiden Z. Bukan karena permainan yang cepat, tetapi karena frame yang sulit untuk diprediksi. Ada kalanya input block atau dash yang Anda lakukan baru muncul di layar sepersekian detik setelahnya sehingga serangan musuh tetap masuk. Hal ini menjadi jauh lebih mematikan ketika Anda betemu dengan boss-boss besar yang ada. Mengapa? Karena Yaiba sama sekali tidak diperkuat dengan kemampuan magic atau kombinasi serangan memadai untuk memfasilitasi Anda menghasilkan damage yang besar secara instan. Hasilnya? Anda akan lebih sering melontarkan kombo kombo yang sama terus-menerus, tanpa ada kesempatan untuk mempercepat jalannya pertarungan.


Tidak harus membunuh musuh Anda secara instan, serangan flail berturut-turut akan memicu kondisi rentan untuk musuh yang Anda lawan sehingga Anda bisa menggunakan semacam serangan eksekusi untuknya. Untuk setiap musuh yang mendapatkan perlakuan seperti ini, Anda akan mendapatkan kesempatan untuk memulihkan bar health yang ada. Anda juga berkesempatan untuk memperkuat kemampuan Yaiba dengan dua cara: pertama, tentu saja mengumpulkan sebanyak mungkin experience points untuk mendapatkan skill point yang bisa digunakan di pohon skill dengan variasi peran yang spesifik. Alternatif kedua, dengan mengumpulkan icon tertentu yang bertebaran di sepanjang level dalam jumlah tertentu. Lewat opsi kedua ini, Anda bisa memperpanjang bar health atau kemampuan khusus yang dimiliki oleh Yaiba sendiri.


Team Ninja sebenarnya menyuntikkan alternatif serangan lain di luar tiga serangan utama yang kami sebutkan sebelumnya, namun sayangnya, tidak diimplementasikan dengan efektif. Selain Flail, Yaiba sebenarnya bisa juga menggunakan bagian tubuh musuh besar yang ia temui jika berhasil memicu animasi finishing. Namun bagian tubuh ini tak ubahnya upgrade sementara yang akan habis digunakan dengan beberapa kali serangan. Yaiba juga memiliki mode serangan yang lebih destruktif sebagai power-up bernama “Bloodlust” yang membuat damagenya meningkat dengan drastis. Namun tidak akan efektif untuk membantu Anda dalam pertarungan. Mengapa? Karena power up ini benar-benar membutuhkan waktu lama untuk penuh dan bisa dipicu. Terlepas dari ratusan zombie yang bisa Anda hancurkan dengan instan, Bloodlust bukan alternatif yang bisa Anda simpan untuk keadaan mendesak. Sulit penuh dan cepat habis, motif Team Ninja menyuntikkan hal ini benar-benar mengundang lebih banyak tanda tanya.

Terlalu dangkal dan justru tak ubahnya sebuah game musou yang bisa Anda selesaikan lewat sekedar menekan tiga tombol sembarangan tanpa perhitungan, Yaiba: Ninja Gaiden Z memang terasa sangat monoton. Varian musuh, elemen serangan, hingga beragam elemen yang berusaha disuntikkan Team Ninja tidak membuat proyek ini terlihat menjanjikan sama sekali.
Cacat di Sisi Desain

Jika Yaiba: Ninja Gaiden Z sudah memperlihatkan gaya gameplay yang terlalu dangkal, game ini juga sayangnya, juga sama sekali tidak menarik di sisi desain. Ketika ia diperkenalkan kepada publik untuk pertama kalinya, keputusan untuk menyuntikkan gaya visual dengan cell-shading memang membuatnya terlihat unik dan menarik di saat yang sama. Namun ketika permainan kontras warna yang mencolok ini digabungkan dengan gameplay yang cepat dengan penuh efek visual di sana-sini, Yaiba: Ninja Gaiden Z menjadi mimpi buruk tersendiri. Ada saatnya ketika Anda mulai menekan tombol serangan dan melihat bagaimana semua musuh ini mulai berterbangan ke udara, Anda bahkan tidak mengetahui dimana posisi Yaiba-nya sendiri. Alih-alih melihat, Anda lebih diprogram untuk menekan tombol sembarangan dan melihat apakah serangan tersebut masuk atau tidak. Tidak ada tombol lockdown, arah serangan sangat ditentukan oleh kemampuan Anda mengarahkan posisi Yaiba. Bukan hal yang asing untuk melihat serangan Anda justru melenceng jauh dari tempat yang Anda inginkan.


Jika konsep cell-shading sudah menjadi kelemahan tersendiri, maka desain karakter Yaiba juga bisa terbilang cacat. Seolah bertolak-belakang dari karakter Ryu Hayabusa yang selama ini terkenal bijak dan dingin, Yaiba tak ubahnya remaja laki-laki beranjak dewasa yang pertama kali baru melihat dunia. Melontarkan komentar-komentar garing tidak bermutu yang sama sekali tidak terdengar lucu, ia juga diproyeksikan sebagai karakter yang sexist – dimana sebagian besar percakapan selalu berkonotasi seksual dan diarahkan pada sang operator yang juga didesain “seksi”. Tidak hanya itu saja, cut-scene bergaya serupa juga seringkali terlihat. Membuat Anda mempertanyakan, apa sebenarnya tema besar yang ingin dijual Team Ninja di Yaiba: Ninja Gaiden Z ini. Karena dari identitas yang ada, game ini sama sekali tidak memproyeksikan nilai jual sebuah game ninja pada umumnya. Lebih tepatnya, ia tampil seperti sebuah game Oneechanbara, hanya saja dari kacamata seorang karakter pria.


Dari semua kelemahan ini, cacat desain terbesar jatuh pada fakta bahwa sistem kamera bersifat fixed, yang tidak membuka celah sama sekali bagi Anda untuk memutar atau menentukan angle yang Anda butuhkan. Untuk sebuah game action dari kacamata ketiga? Ini adalah blunder terbesar yang bisa terjadi. Zoom kamera yang seringkali terlalu dekat, maju dan mundur seenaknya, cukup untuk membuat Anda merasakan mual dalam waktu cepat, bahkan lebih efektif daripada sebuah game first person sekalipun. Sudut kamera yang aneh dan tidak bisa memfasilitasi kebutuhan Anda untuk melihat lingkungan secara penuh juga menjadi tantangan ketika Anda harus melihat rintangan di belakang karakter, seperti yang kami tunjukkan di screenshot di atas. Puzzle yang ditawarkan juga sangat sederhana, dimana sebagian besar darinya hanya meminta Anda melempar zombie jenis tertentu ke suatu tempat.