Review Final Fantasy X / X-2 HD Remaster: Menikmati Kembali RPG Terbaik!
Cerita Setelah FF X / FF X-2

Pada akhirnya, daya tarik utama proyek HD Remaster yang singgah di Playstation 3 dan PS Vita ini memang harus diakui, terletak pada ekstra konten 30 menit yang disuntikkan Square Enix di dalamnya. Berangkat dari timeline 3 tahun setelah Yuna menyelamatkan Spira dari ancaman monster raksasa Sin, Anda akhirnya berkesempatan untuk mencari tahu kisah kelanjutan yang terjadi dengan Yuna, Tidus, Lulu, Wakka, dan Kimahri setelah event historis tersebut. Benang merah tersebu berusaha diurai kembali lewat sebuah audio log yang diintegrasikan ke dalam credits.
Lewat kacamata dua karakter baru – Kurgum dan Chuami, kita berkesempatan untuk “menjelajahi” kembali Spira dan bertemu dengan karakter-karakter ikonik yang bertarung bersama untuk menyelamatkan Spira. Kurgum merupakan summoner yang kini beralih fungsi menjadi seorang Sender setelah hilangnya Fayth dan Sin. Sementara Chuami merupakan sang guardian yang akan terus berusaha melindunginya. Sebuah fenomena aneh yang terjadi akhirnya mendorong Chuami dan Kurgum untuk mencari kebijaksanaan dari Yuna. Dari audio ini, Anda bisa melihat, tidak hanya konflik baru yang muncul kembali mengancam Spira, tetapi juga dinamika hubungan Tidus dan Yuna yang kini menua.
Bagaimana hubungan Tidus dan Yuna selepas perjalanan melelahkan mereka melindungi Spira? Siapa sebenarnya Chuami? Lantas konflik baru apalagi yang mengintai? Semua pertanyaaan ini akan terjawab dari audio log yang ada.
Kesimpulan

Nama “HD Remaster” memang bukan hal asing di industri game dan sayangnya, tidak selalu berujung pada proyek yang menghasilkan respon positif dari kacamata para gamer. Tidak jarang yang terjadi justru kesan bahwa para publisher kelas kakap hanya berusaha mengeruk keuntungan cepat lewat proses ini tanpa menawarkan sesuatu yang membuatnya pantas dibeli dengan harga cukup tinggi. Namun untungnya, bukan kesan seperti inilah yang akan Anda dapatkan dari Final Fantasy X / X-2 HD Remaster. Peningkatan kualitas visual menjadi definisi tinggi yang ditawarkan Square Enix memang membuat game ini tampil lebih baik, walaupun kesan “karakter lilin” yang kentara di seri FF X-nya sendiri. Tidak hanya itu saja, aransemen audio yang lebih modern, sistem battle dan cerita yang masih sama menarik dan adiktifnya, dan tentu aja ekstra konten audio untuk melanjutkan saga ini tentu saja menjadi nilai jual yang sangat sulit untuk ditolak.
Dari semua proyek HD Remaster yang ada, Final Fantasy X / X-2 HD Remaster ini boleh terbilang sebagai yang paling minim masalah. Ketika proyek serupa sekelas Resident Evil, Silent Hill, atau Devil May Cry HD Collection hadir dengan kualitas FMV “murahan” yang dipaksa muat ke definisi tinggi dengan detail gambar yang buruk dan hancur, kesalahan yang sama tidak terjadi di Final Fantasy X / X-2 HD Remaster dari Square Enix ini. Anda akan bisa menikmatinya tanpa keluhan yang memadai. Bahkan boleh dibilang, kualitas yang ia tawarkan masih bisa disejajarkan dengan game-game yang masih dirilis di Playstation 3 atau Xbox 360.
Namun dengan perubahan konten yang sama sekali nihil dan penambahan ekstra drama 30 menit yang tidak terasa signifikan sebagai bumbu hubungan antara Tidus dan Yuna, sangat jelas bahwa target Final Fantasy X / X-2 HD Remaster ini memang tertuju pada dua kelompok gamer: Pertama, yang tidak sempat mencicipi seri ini di masa keemasan Playstation 2 dulu, atau kedua – sekedar ingin bernostalgia kembali dengan salah satu seri Final Fantasy terbaik yang pernah dirilis ke industri game. Terlepas apapun alasan Anda, Final Fantasy X / X-2 HD Remaster tetaplah seri Final Fantasy yang sama memukaunya, sama dramatisnya, sama kerennya, hanya saja kini – hadir dengan visualisasi yang lebih memanjakan mata. Ini menjadi alasan yang cukup kuat untuk menarik minat para gamer JRPG klasik yang sudah haus ingin mencicipi sensasi masa lampau kembali tetapi dengan visual yang lebih pantas.