Review Shovel Knight: Mesin Waktu ke Tahun 1990!
Cita Rasa Klasik

Klasik, kata pertama inilah yang mungkin meluncur dari mulut Anda ketika melihat Shovel Knight untuk pertama kalinya. Sang developer tampaknya tidak main-main ketika mengungkapkan keinginan untuk menawarkan kembali sensasi gameplay 8 bit ala NES di masa lalu. Tidak hanya kualitas visual saja yang mencerminkan hal tersebut, tetapi juga beragam elemen pelengkap yang ditawarkan di dalamnya. Sound effect dan soundtrack midi, efek visual kelap kelip ketika terluka, sistem health dan item penyembuh, serta desain level yang sederhana namun sulit di saat yang sama, memperkuat atmosfer tersebut dengan sangat baik. Cita rasa yang juga berlanjut di sisi gameplay.
Seperti nama yang ia usung, Shovel Knight adalah seorang ksatria yang menjadikan sebuah sekop metal sebagai senjata utama. Ia sendiri ditawarkan sebagai sebuah game action platformer klasik yang meminta Anda untuk bergerak dari titik kiri ke kanan, melewati serangkaian rintangan dan musuh, dan pada akhirnya – bertempur melawan boss di akhir perjalanan. Shovel Knight tidak hanya sekedar bisa melayangkan sekopnya layaknya pedang untuk menyerang,tetapi juga menjadikannya tak ubahnya sebuah tongkat pogo untuk menyerang secara vertikal. Untuk setiap serangan vertikal yang masuk, Shovel Knight akan mendapatkan boost lompatan, yang juga bisa digunakan untuk mengakses tempat yang lebih tinggi.



Pertempuran besar melawan The Order of No Quarter sendiri ditampilkan dalam sebuah peta dunia besar yang memberikan kesempatan bagi Anda untuk memilih sendiri siapa yang ingin Anda hadapi terlebih dahulu, yang jumlahnya cukup terbatas. Beberapa Knight kegelapan ini baru bisa terbuka jika Anda sudah mengalahkan Knight di area sebelumnya. Seperti halnya sebuah game action platformer klasik, setiap Knight ini juga membawahi satu area tertentu dengan variasi tema dan jenis musuh yang khusus di dalamnya, yang tentu saja menghadirkan tantangan yang cukup unik satu sama lain. Namun berbeda dengan konsep serupa yang mungkin mulai mengingatkan Anda pada mekanik ala Megaman, misalnya, setiap Knight lawan di Shovel Knight tidak memiliki kelemahan spesifik atau harus diselesaikan dalam runtut tertentu. Yang Anda butuhkan hanyalah dedikasi dan kecekatan tangan.
Tantangan utama Shovel Knight tidak terletak pada beragam musuh kecil atau mini boss yang harus Anda tundukkan di setiap perjalanan yang ada, tetapi lebih kepada platform yang harus Anda lalui. Mengapa? Karena seperti game-game klasik di masa lalu, ia tidak memberikan toleransi yang memadai untuk sebuah kesalahan, sekecil apapun. Jatuh ke dalam jurang? Tidak sengaja menyentuh ranjau duri di ujung kaki? Atau sekedar terlontar karena tidak sengaja bersinggungan dengan musuh? Anda harus bersiap mati. Tenang saja, ada sistem checkpoint di sini. Jadi Anda tidak harus mengulang permainan dari awal ketika tewas dan hanya harus mengulang hal yang sama dari checkpoint terakhir. Ada proses trial dan error yang bisa ditempuh di sana. Sayangnya, ada beberapa level yang terasa didesain “mengada-ada” hanya untuk membuat Shovel Knight terasa lebih sulit. Desain yang akan cukup untuk membuat Anda merasa frustrasi dan secara konsisten tewas di sana tanpa banyak alternatif hal yang bisa dilakukan untuk mengakalinya.


Untungnya, terlepas dari cita rasa klasik yang ingin ia tawarkan, Shovel Knight tidak cukup gila untuk memaksa Anda bermain dengan sistem continue yang terbatas atau bahkan menuntut Anda memasukkan uang receh ke dalam PC, misalnya. Shovel Knight datang dengan mekanik kematian dan nyawa yang harus diakui, terinspirasi dari Dark Souls. Anda punya kesempatan untuk menjajal stage yang menyulitkan Anda berapa kalipun Anda mau, namun dengan satu konsekuensi utama – untuk setiap kematian yang harus Anda jalani, Anda harus menjatuhkan sejumlah uang. Seperti sistem souls d Dark Souls, uang-uang yang jatuh ini akan tetap melayang dan berada di tempat Anda tewas untuk Anda kumpulkan kembali. Namun jika Anda tewas sebelum mengumpulkan uang ini, maka mereka akan lenyap, dan Anda harus menjatuhkan porsi uang yang baru.
Mekanik seperti ini menjadi suntikan inovasi ke genre klasik yang boleh terbilang, terasa menyegarkan. Apa pasal? Pertama tentu saja menjamin fakta bahwa Anda tidak perlu dihantui perasaan takut gagal selama Anda bisa mengumpulkan uang Anda kembali setelah tewas. Kedua, ia memberikan tambahan satu objektif ekstra yang membuat adrenalin Anda terpompa lebih kencang, dengan letupan kecemasan apakah Anda akan bisa mengumpulkan mereka kembali.. Karena di saat yang sama, keping koin emas ini merupakan hal yang sangat esensial untuk memperkuat Shovel Knight ini sendiri, yang ditranslasikan kepada Anda sebagai “perjalanan yang lebih mudah” di masa depan. Koin emas ini dapat digunakan untuk membeli serangkaian upgrade yang ditawarkan.


Benar sekali, layaknya sebuah game RPG, ada kesempatan terbuka bagi Anda untuk memperkuat Shovel Knight jika Anda memiliki jumlah koin emas yang cukup. Ada empat hal yang bisa diperkuat darinya: dari menambah jumlah HP, menambah jumlah MP untuk mengakses serangan magic yang terbatas, membeli armor yang lebih kuat, dan menambahkan variasi serangan untuk sekop sakti Anda. Sistem upgrade ini sekaligus menjadi semacam motivasi ekstra bagi Anda untuk bermain lebih hati-hati. Tidak hanya itu saja, ia juga menuntut Anda untuk lebih rajin menggali beragam harta karun dengan permata yang Anda temukan di sepanjang perjalanan. Shovel Knight memuat banyak rahasia untuk urusan yang satu ini. Richer life, happy life indeed.. Uang koin emas ini juga bisa digunakan untuk membeli perlengkapan dan ekstra Relic sebagai senjata kedua di luar sekop.
Tidak hanya bertempur melawan setiap boss di setiap area dan memenangkan petualangan ini secara langsung, Shovel Knight juga memuat beberapa side quest ekstra yang tentu saja sayang untuk dilewatkan, dari sekedar mengulang kembali level untuk mencari harta karun yang lebih banyak atau berduel melawan karakter NPC yang muncul secara tiba-tiba di peta. Ada ekstra kesibukan yang cukup menyegarkan di sana, setidaknya untuk terus membuat Anda terperangkap. Semuanya tentu saja ditawarakan dalam sensasi 8 bit yang menyegarkan.
Membantu Gamer Baru Memahami

Berapa banyak dari Anda yang mulai mengenal industri game dari seri Call of Duty: Modern Warfare atau Gears of War? Faktor usia yang membuat Anda tidak sempat mencicipi masa keemasan Playstation pertama, atau yang lebih lawas, NES di masa lalu? Jika dilihat sekilas pandang, game-game klasik ini mungkin tidak lagi terlihat relevan untuk dimainkan, apalagi dengan kualitas visual yang dapat ditundukkan dengan mudah oleh performa perangkat mobile saat ini sekalipun. Jika ada satu hal yang bisa ditawarkan oleh Shovel Knight saat ini, itu adalah sebuah usaha untuk menarik gamer-gamer yang baru mengenal industri game, setidaknya untuk menjajal game-game klasik ikonik masa lalu ini.
Pendekatan Shovel Knight untuk bertahan dengan cita rasa 8 bit NES hanyalah awal dari segudang daya tarik yang ada. Music, detail gerakan, tingkat kesulitan, desain level dan musuh, semuanya dibangun untuk memberikan atmosfer lawas yang mungkin terasa familiar bagi beberapa dari kita, namun terasa sangat asing untuk yang lain. Anda mungkin tidak akan berhadapan dengan framerate yang tiba-tiba jatuh seperti di konsol klasik atau segudang bug yang membuat permainan tidak bisa diteruskan, namun Shovel Knight cukup bisa memberikan gambaran bagi gamer “modern” pesona seperti apa yang ditawarkan game 8 bit untuk gamer di masa lalu. Apalagi dipadukan dengan beragam musik MIDI super keren? Tugas ini berhasil dieksekusi dengan sangat baik.