NostalGame: Mortal Kombat Mythologies – Sub-Zero

Reading time:
August 20, 2014

Apa yang Kami Benci Dari MK Mythologies: Sub-Zero?

Dark Souls Bahela!

Dark Souls sulit? Anda harus mencicipi game ini.
Dark Souls sulit? Anda harus mencicipi game ini.

Anda merasa game tersulit sepanjang masa adalah Dark Souls? Maka Anda sudah pasti belum pernah memainkan MK Mythologies: Sub-Zero sebelumnya. Anda memang bisa memilih tingkat kesulitan yang lebih mudah dan tidak mengalami masalah yang berarti ketika bertarung, namun bukan itu alasannya Anda akan cepat merasa marah dan frustrasi ketika mencicipi game ini. Seperti halnya Dark Souls atau Flappy Bird, MK Mythologies: Sub-Zero tidak memberikan banyak ruang untuk Anda melakukan kesalahan, terutama ketika bergerak melewati platformer di dalam level. Salah langkah? Mati. Tidak sabar? Mati. Terlalu cepat melompat? Mati. Lupa platfomer bisa runtuh? Mati. Lupa ada tembok besar jatuh? Mati. Belum mati? Mati.

Kontrol Tidak Intuitif

Anda bahkan butuh satu tombol terpisah hanya untuk sekedar membalikkan badan!
Anda bahkan butuh satu tombol terpisah hanya untuk sekedar membalikkan badan!

Tingkat kesulitan yang tinggi pada MK Mythologies: Sub-Zero harus diakui, sebenarnya bukan karena niat Midway untuk menjadikan game ini sulit, tetapi lebih fakta pada cacat implementasi mekanik di sisi gameplay. Semua yang dibangun di elemen ini seolah diciptakan untuk membuat Anda tewas dengan cepat, atau meminalisir kontrol cepat Anda pada sosok Sub-Zero sendiri. Game platformer mana yang memiliki tombol tersendiri hanya untuk membalikkan tubuh karakter utamanya? Hanya MK Mythologies: Sub-Zero yang punya. Alih-alih sekedar menekan tombol mundur untuk membalikkan badan, Anda harus melakukannya secara terpisah. Masalah yang sama juga terjadi di tombol lari, yang selalu membuat Sub-Zero bergerak beberapa langkah di depan tujuan utama yang Anda inginkan. Ketika melakukan gerakan in di depan jebakan batu besar? Maka Anda bisa mati tanpa alasan.

Kamera Mimpi Buruk

Harus melompat ke mana? Kamera jadi mimpi buruk.
Harus melompat ke mana? Kamera jadi mimpi buruk.

Jika kontrol tidak intuitif sudah menjadi masalah tersendiri, kamera di MK Mythologies: Sub-Zero juga tidak banyak membantu. Apa yang paling penting bagi sebuah game platformer? Tentu saja menyediakan sudut pandang yang lebih luas bagi gamer, supaya mereka bisa memahami kemana mereka harus melompat dan melangkah, sesuatu yang berbeda dengan MK Mythologies: Sub-Zero. Alih-alih menarik kamera menjauh dan memperlihatkan rute yang harus Anda lalui, kamera justru bergerak mendekat dan menyorot sosok Sub-Zero dari dekat. Lalu kemana harus melangkah? Pertanyaan bagus, karena hal ini akan terus membuat Anda tewas secara konyol.

Animasi yang Berulang-Ulang

Argggghhhh...
Argggghhhh…

“Arrrgggghhhhhhh….” “Arggggghhhhhhhhh….” “ARGGGGHHHHHHHH…”, akan jadi teriakan yang secara konsisten Anda dengarkan ketika memainkan MK Mythologies: Sub-Zero ini. Untuk kematian karena ketinggian, MK Mythologies: Sub-Zero menyediakan satu animasi live-action dimana sosok Sub-Zero terlhat jatuh ke barisan awan dan berteriak kencang, setiap kali Anda tewas karena jatuh. Sekarang bayangkan hal ini dikombinasikan dengan kontrol tidak intuitif dan kamera yang menjadi mimpi buruk? Anda bisa saja mati 40 kali berturut-turut hanya dari sekedar berusaha melewati sebuah rintangan lompat yang bergerak dinamis. Sekarang bayangkan kalau Anda harus mendengar teriakan yang sama selama 40 kali berturut-turut. Mimpi buruk!

Tanpa Clue Sama Sekali!

Siapa yang bisa  mengira bahwa Anda butuh melompat dengan posisi punggung seperti ini untuk bisa selamat hingga ke bawah.
Siapa yang bisa mengira bahwa Anda butuh melompat dengan posisi punggung seperti ini untuk bisa selamat hingga ke bawah.
Melompat dengan cara biasa? BAM! Tewas!
Melompat dengan cara biasa? BAM! Tewas!

Apa yang harus Anda lakukan untuk melakukan ini dan itu? MK Mythologies: Sub-Zero tidak akan memberikan clue dengan jelas kepada Anda, apa yang harus dilakukan untuk mencapai area selanjutnya. Anda akan seringkali bertemu dengan kondisi dimana Anda terdiam kebingungan, berusaha mencari alternatif solusi yang bisa ditempuh untuk mencapai progress permainan. Dan sebagian darinya akan berakhir buntu, sampai Anda menjajal proses trial dan error beragam metode dan mati berkali-kali. Salah satu contoh paling nyata adalah di awal checkpoint level 1? Buntu di sebuah area terbuka, desain level paling rasional memang meminta Anda untuk melompat ke bawah dan melanjutkan cerita. Namun apa yang terjadi ketika Anda melompat? Mati secara instan. Lalu, bagaimana caranya supaya bisa melompat ke bawah dan tidak tewas? Proses trial dan error terjadi, sampai Anda menemukan, bahwa Anda harus melompat denganposisi tubuh mengahdap ke belakang. Who would have thought about that..

Continue Terbatas

Dang!
Dang!

Masih belum cukup sulit dan frustrasi? Midway masih menyertakan sistem nyawa dan Continue terbatas di game ini, memaksa Anda untuk mengulang progress dari awal level jika keduanya mencapai angka 0. Mengulang satu level terus-menerus, berhadapan dengan tulisan Game Over, tanpa ada kepastian untuk menciptakan progress berarti di Continue selanjutnya? Selama datang di gua penuh keputusasaan!

Kombinasi Jurus yang Bikin Frustrasi

Beberapa skill harus diakses dengan kombinasi tombol sulit, yang sayangnya, tidak seperti di versi genre fightingnya.
Beberapa skill harus diakses dengan kombinasi tombol sulit, yang sayangnya, tidak seperti di versi genre fightingnya.

Mortal Kombat adalah salah satu franchise game fighting yang mengusung kombinasi jurus yang mudah untuk diakses, tentu saja, di luar gerakan Fatality. Hampir semua serangan khusus atau kombinasi serangan bisa diakses dengan rentet tombol yang terhitung sederhana, jika Anda membandingkannya dengan game seperti King of Fighters atau Guilty Gear, misalnya. Namun sayangnya, hal in tidak berlaku di MK Mythologies: Sub-Zero. Walaupun jurus bola es bisa diakses dengan cara yang sama dengan genre fightingnya, jurus Sub-Zero yang lain butuh kombinasi jurus yang terhitung absurd. Beberapa bahkan meminta Anda untuk melakukan block terlebih dahulu. What the hell..

Sensasi Setelah Memainkannya Kembali

Nightmare!
Tidak seperti game klasik kebanyakan yang menua seperti segelas anggur, yang semakin tua semakin nikmat dan bernilai, MK Mythologies – Sub-Zero menua seperti segelas susu, yang lebih bijaksana untuk dilupakan dan tidak pernah diungkit lagi.

Berangkat dengan penuh rasa optimisme, untuk kembali dihancurkan dan luluh lantak karenanya, kalimat yang satu ini tampaknya cocok untuk menggambarkan keseluruhan pengalaman memainkan MK Mythologies: Sub-Zero ini kembali. Kami sendiri merasa cukup percaya diri, bahwa dengan memainkan game-game sulit seperti Dark Souls dan punya pengalaman lebih banyak di genre platfomer, MK Mythologies: Sub-Zero akan jauh lebih mudah untuk dikuasai. Setidaknya memastikan bahwa rasa frustrasi yang sempat kami rasakan di masa lalu, tidak akan lagi terjadi. Bahwa kami akan dengan mudah menyelesaikannya dengan sistem Continue dan nyawa yang terbatas. Tapi apa yang kami temui? MK Mythologies: Sub-Zero membuktikan bahwa keyakinan kami lebih banyak berakhir sebagai omong kosong. Ia masih cukup kuat untuk membuat kami frustrasi, terutama karena cacat sisi gameplay yang membuat Sub-Zero sulit dikuasai secara penuh.

Terlepas dari rasa nostalgia yang tercipta, MK Mythologies: Sub-Zero memang harus diakui justru tumbuh sebagai sebuah game platformer usang. Ia mungkin akan membuat Anda kembali menggali ingatan yang membekas, namun sebagian besar darinya akan tampil sebagai memori buruk yang timbul dari rasa frustrasi karena sulitnya game ini untuk dikuasai. Tidak seperti minuman anggur yang semakin tua, semakin terasa bernilai dan lebih enak dinikmati, MK Mythologies: Sub-Zero justru seperti sebotol susu murni yang semakin tua usianya, yang akan menimbulkan penyakit jika ditelan paksa. Justru ada sedikit rasa tenang dan puas bahwa Netherrealm Studios tidak pernah terlihat tertarik untuk menghidupkan kembali franchise ini. MK Mythologies: Sub-Zero sepantasnya dikenal sebagai “blunder” franchise yang lebih baik, tenggelamd dalam waktu.

Namun tetap saja, untuk Anda yang tidak pernah mencicipi game ini dan penasaran dengan apa yang kami bicarakan, MK Mythologies: Sub-Zero selalu terbuka untuk Anda jajal. Dark Souls? Meh. 

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…