NostalGame: Mortal Kombat Mythologies – Sub-Zero
Apa yang Kami Benci Dari MK Mythologies: Sub-Zero?
Dark Souls Bahela!

Anda merasa game tersulit sepanjang masa adalah Dark Souls? Maka Anda sudah pasti belum pernah memainkan MK Mythologies: Sub-Zero sebelumnya. Anda memang bisa memilih tingkat kesulitan yang lebih mudah dan tidak mengalami masalah yang berarti ketika bertarung, namun bukan itu alasannya Anda akan cepat merasa marah dan frustrasi ketika mencicipi game ini. Seperti halnya Dark Souls atau Flappy Bird, MK Mythologies: Sub-Zero tidak memberikan banyak ruang untuk Anda melakukan kesalahan, terutama ketika bergerak melewati platformer di dalam level. Salah langkah? Mati. Tidak sabar? Mati. Terlalu cepat melompat? Mati. Lupa platfomer bisa runtuh? Mati. Lupa ada tembok besar jatuh? Mati. Belum mati? Mati.
Kontrol Tidak Intuitif

Tingkat kesulitan yang tinggi pada MK Mythologies: Sub-Zero harus diakui, sebenarnya bukan karena niat Midway untuk menjadikan game ini sulit, tetapi lebih fakta pada cacat implementasi mekanik di sisi gameplay. Semua yang dibangun di elemen ini seolah diciptakan untuk membuat Anda tewas dengan cepat, atau meminalisir kontrol cepat Anda pada sosok Sub-Zero sendiri. Game platformer mana yang memiliki tombol tersendiri hanya untuk membalikkan tubuh karakter utamanya? Hanya MK Mythologies: Sub-Zero yang punya. Alih-alih sekedar menekan tombol mundur untuk membalikkan badan, Anda harus melakukannya secara terpisah. Masalah yang sama juga terjadi di tombol lari, yang selalu membuat Sub-Zero bergerak beberapa langkah di depan tujuan utama yang Anda inginkan. Ketika melakukan gerakan in di depan jebakan batu besar? Maka Anda bisa mati tanpa alasan.
Kamera Mimpi Buruk

Jika kontrol tidak intuitif sudah menjadi masalah tersendiri, kamera di MK Mythologies: Sub-Zero juga tidak banyak membantu. Apa yang paling penting bagi sebuah game platformer? Tentu saja menyediakan sudut pandang yang lebih luas bagi gamer, supaya mereka bisa memahami kemana mereka harus melompat dan melangkah, sesuatu yang berbeda dengan MK Mythologies: Sub-Zero. Alih-alih menarik kamera menjauh dan memperlihatkan rute yang harus Anda lalui, kamera justru bergerak mendekat dan menyorot sosok Sub-Zero dari dekat. Lalu kemana harus melangkah? Pertanyaan bagus, karena hal ini akan terus membuat Anda tewas secara konyol.
Animasi yang Berulang-Ulang

“Arrrgggghhhhhhh….” “Arggggghhhhhhhhh….” “ARGGGGHHHHHHHH…”, akan jadi teriakan yang secara konsisten Anda dengarkan ketika memainkan MK Mythologies: Sub-Zero ini. Untuk kematian karena ketinggian, MK Mythologies: Sub-Zero menyediakan satu animasi live-action dimana sosok Sub-Zero terlhat jatuh ke barisan awan dan berteriak kencang, setiap kali Anda tewas karena jatuh. Sekarang bayangkan hal ini dikombinasikan dengan kontrol tidak intuitif dan kamera yang menjadi mimpi buruk? Anda bisa saja mati 40 kali berturut-turut hanya dari sekedar berusaha melewati sebuah rintangan lompat yang bergerak dinamis. Sekarang bayangkan kalau Anda harus mendengar teriakan yang sama selama 40 kali berturut-turut. Mimpi buruk!
Tanpa Clue Sama Sekali!


Apa yang harus Anda lakukan untuk melakukan ini dan itu? MK Mythologies: Sub-Zero tidak akan memberikan clue dengan jelas kepada Anda, apa yang harus dilakukan untuk mencapai area selanjutnya. Anda akan seringkali bertemu dengan kondisi dimana Anda terdiam kebingungan, berusaha mencari alternatif solusi yang bisa ditempuh untuk mencapai progress permainan. Dan sebagian darinya akan berakhir buntu, sampai Anda menjajal proses trial dan error beragam metode dan mati berkali-kali. Salah satu contoh paling nyata adalah di awal checkpoint level 1? Buntu di sebuah area terbuka, desain level paling rasional memang meminta Anda untuk melompat ke bawah dan melanjutkan cerita. Namun apa yang terjadi ketika Anda melompat? Mati secara instan. Lalu, bagaimana caranya supaya bisa melompat ke bawah dan tidak tewas? Proses trial dan error terjadi, sampai Anda menemukan, bahwa Anda harus melompat denganposisi tubuh mengahdap ke belakang. Who would have thought about that..
Continue Terbatas

Masih belum cukup sulit dan frustrasi? Midway masih menyertakan sistem nyawa dan Continue terbatas di game ini, memaksa Anda untuk mengulang progress dari awal level jika keduanya mencapai angka 0. Mengulang satu level terus-menerus, berhadapan dengan tulisan Game Over, tanpa ada kepastian untuk menciptakan progress berarti di Continue selanjutnya? Selama datang di gua penuh keputusasaan!
Kombinasi Jurus yang Bikin Frustrasi

Mortal Kombat adalah salah satu franchise game fighting yang mengusung kombinasi jurus yang mudah untuk diakses, tentu saja, di luar gerakan Fatality. Hampir semua serangan khusus atau kombinasi serangan bisa diakses dengan rentet tombol yang terhitung sederhana, jika Anda membandingkannya dengan game seperti King of Fighters atau Guilty Gear, misalnya. Namun sayangnya, hal in tidak berlaku di MK Mythologies: Sub-Zero. Walaupun jurus bola es bisa diakses dengan cara yang sama dengan genre fightingnya, jurus Sub-Zero yang lain butuh kombinasi jurus yang terhitung absurd. Beberapa bahkan meminta Anda untuk melakukan block terlebih dahulu. What the hell..
Sensasi Setelah Memainkannya Kembali

Berangkat dengan penuh rasa optimisme, untuk kembali dihancurkan dan luluh lantak karenanya, kalimat yang satu ini tampaknya cocok untuk menggambarkan keseluruhan pengalaman memainkan MK Mythologies: Sub-Zero ini kembali. Kami sendiri merasa cukup percaya diri, bahwa dengan memainkan game-game sulit seperti Dark Souls dan punya pengalaman lebih banyak di genre platfomer, MK Mythologies: Sub-Zero akan jauh lebih mudah untuk dikuasai. Setidaknya memastikan bahwa rasa frustrasi yang sempat kami rasakan di masa lalu, tidak akan lagi terjadi. Bahwa kami akan dengan mudah menyelesaikannya dengan sistem Continue dan nyawa yang terbatas. Tapi apa yang kami temui? MK Mythologies: Sub-Zero membuktikan bahwa keyakinan kami lebih banyak berakhir sebagai omong kosong. Ia masih cukup kuat untuk membuat kami frustrasi, terutama karena cacat sisi gameplay yang membuat Sub-Zero sulit dikuasai secara penuh.
Terlepas dari rasa nostalgia yang tercipta, MK Mythologies: Sub-Zero memang harus diakui justru tumbuh sebagai sebuah game platformer usang. Ia mungkin akan membuat Anda kembali menggali ingatan yang membekas, namun sebagian besar darinya akan tampil sebagai memori buruk yang timbul dari rasa frustrasi karena sulitnya game ini untuk dikuasai. Tidak seperti minuman anggur yang semakin tua, semakin terasa bernilai dan lebih enak dinikmati, MK Mythologies: Sub-Zero justru seperti sebotol susu murni yang semakin tua usianya, yang akan menimbulkan penyakit jika ditelan paksa. Justru ada sedikit rasa tenang dan puas bahwa Netherrealm Studios tidak pernah terlihat tertarik untuk menghidupkan kembali franchise ini. MK Mythologies: Sub-Zero sepantasnya dikenal sebagai “blunder” franchise yang lebih baik, tenggelamd dalam waktu.
Namun tetap saja, untuk Anda yang tidak pernah mencicipi game ini dan penasaran dengan apa yang kami bicarakan, MK Mythologies: Sub-Zero selalu terbuka untuk Anda jajal. Dark Souls? Meh.