Review Destiny: Hype yang Tak Sepadan!
Bahkan Lebih Buruk di Level 20!

Jika perasaan repetitif di mode story seperti ini sudah membuat Anda tidak lagi tertarik dengan Destiny, maka Anda akan langsung membuang game ini jauh-jauh ketika karakter utama Anda sudah mencapai batas level 20. Berbeda dengan game lain yang biasanya memuat level cap super tinggi, Bungie memang memutuskan untuk membatasi level karakter hingga 20 saja. Namun ini bukan akhir. Bungie membuka kesempatan bagi Anda untuk melewati batas level ini, hingga batas maksimal “sebenarnya” di level 30, namun dengan mekanisme yang jauh berbeda. Anda tidak lagi bergantung pada experience points.
Setelah mencapai level 20, experience points hanya akan berkontribusi pada progress kelas karakter Anda dan kesempatan untuk memperkuat equipment, tanpa memberikan kontribusi apapun lagi pada tingkat level karakter Anda. Begitu mencapai angka ini, mekanisme permainan Destiny pun berubah – menjadi sebuah game grinding, sebuah game dungeon-crawler kooperatif dengan misi utama, untuk mendapatkan equipment yang lebih baik. Apa pasal? Karena tingkat level Anda kini mulai ditentukan oleh equipment yang Anda miliki. Setiap equipment level tinggi kini akan diperkuat dengan atribut unik “+ Light” yang biasanya diikuti oleh angka tertentu. Level Anda akan naik begitu jumlah akumulasi Light dari equipment Anda mencapai batas tertentu. Tingginya level setelah 20 menjadi indikator seberapa baik equipment yang Anda miliki.


Untuk mengumpulkan Light yang lebih baik, grinding terus-menerus menjadi tugas esensial yang harus dilakukan. Semua cara dilakukan untuk memperbesar kesempatan mendapatkan Engram – semacam blueprint berbasis probablitas yang berubah menjadi senjata / equipment tertentu ketika dibawa ke Tower. Begitu Anda menyentuh level cap ini, Destiny akan secara otomatis membuka beberapa ekstra fitur yang memang didesain untuk membantu Anda menembus level cap, khususnya usaha untuk mendapatkan equipment lebih baik. Termasuk kehadiran mata uang unik, toko unik, hingga beragam tantangan harian dan mingguan untuk mempercepat proses ini. Berita buruknya? Ia memaksa Anda untuk menempuh misi yang jelas-jelas sudah Anda selesaikan sebelumnya. Berulang-ulang.


Oleh karena itu, Anda akan didorong untuk menempuh berbagai misi yang sudah Anda selesaikan, termasuk Strike Mission, lagi dan lagi, untuk mendapatkan probabilitas equipment yang lebih baik. Misi Strike kooperatif, misalnya, kini bisa ditempuh dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, untuk mendapatkan mata uang khusus yang bisa digunakan untuk membeli equipment Legendary dan Exotic – dua tingkat equipment terlangka di Destiny. Namun mengingat misi Strike Destiny yang terbatas, maka Anda akan berkutat dengan misi yang sama terus-menerus, berulang-ulang, dengan jenis musuh, tata letak, dan tantangan yang sama. Pernah membayangkan diri menghabiskan waktu lebih dari 3 jam untuk berkutat di tempat yang sama? Hal inilah yang Anda lakukan di Destiny. Jika Anda tidak sanggup lagi mencerna efek repetitif yang ada, ada satu alternatif ekstra yang bisa dilakukan.
Farming, siapa yang mengira bahwa kata ini bisa meluncur dari sebuah game FPS semacam Destiny. Selain menempuh misi Strike yang membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan, Anda punya kesempatan untuk menempuh cara yang lebih tradisional untuk mendapatkan equipment lebih baik – lewat sistem farming. Bungie memang tidak menyediakan opsi untuk itu, namun ada beberapa sistem checkpoint yang bisa dieksploitasi untuk memperbesar chance Anda mendapatkan Legendary dan Exotic Engram secara langsung. Repetitif? Tentu saja. Anda harus berada di tempat yang sama, membunuh gelombang musuh yang sama terus menerus hingga mendapatkan apa yang Anda butuhkan. Semuanya untuk mendapatkan level yang lebih baik.


Berita super buruknya? Loot adalah elemen yang begitu acak dan sama sekali tidak bisa diprediksi. Tidak ada yang tahu pasti sistem seperti yang disuntikkan Bungie di sistem loot Destiny, sehingga semua item terbaik yang Anda dapatkan via misi biasanya lebih bergantung pada keberuntungan, dan tidak lebih. Mendapatkan Legendary Engram atau Exotic Engram secara tiba-tiba di perjalanan juga tidak selalu berarti harta karun. Membawa Engram ini kembali ke Tower dan mengindentifikasinya menjadi poin yang paling menegangkan bagi gamer Destiny. Apa pasal? Karena besar kesempatan bahwa Engram-Engram ini akan jatuh ke level kelangkaan berwarna biru dan hijau, yang sama sekali tidak lagi punya nilai bagi Guardians level 20 ke atas. Karena probabilitas loot yang begitu acak dan tidak bisa disiasati sama sekali, Anda terus didorong untuk melakukan misi-misi ini terus-menerus. Sekedar untuk memperbesar probabilitas.
Sensasi Bahwa Ada Sesuatu yang Lebih..

Sekarang pertanyaannya menjadi lebih sederhana, untuk apa Anda melakukan farming loot habis-habisan, selama berpuluh-puluh jam, jika cerita utama Destiny-nya sendiri sudah Anda selesaikan? Kembali ke bagian pertama yang sempat kami jelaskan di awal, karena cerita bukanlah kekuatan utama Destiny. Setiap gamer yang mencicipi Destiny pasti mengerti bahwa ada kesan semua hal yang Anda dapatkan di rilis kali ini hanyalah awal dari begitu banyak konten lainnya yang mungkin meluncur di masa depan, terlepas dari apapun bentuknya. Level cap di angka rendah dan loot equipment yang sulit didapatkan seolah untuk mempersiapkan Anda untuk sebuah tantangan yang lebih besar di masa depan, atau ekstra konten lain yang memang menuntut hal tersebut.
Benar saja, hal ini terwujud lewat dibukanya misi Raid berjumlah 6 orang yang hanya bisa dimasuki oleh Group dalam friend list, tanpa fitur match making sama sekali. Berbeda dengan sistem Fireteam konvensional di misi lain yang hanya berjumlah 3 orang, dimana Anda bisa bertempur dengan orang lain secara acak lewat matchmaking, misi terbaru ini didesain “eksklusif” untuk Anda yang memang memiliki teman. Hal yang sempat memancing kritik, namun menjadi sesuatu yang rasional, mengingat level koordinasi tingkat tinggi yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Raid yang dibuka untuk karakter dengan level 26 ini tidak hanya memuat musuh yang sulit untuk ditundukkan, tetapi juga beberapa mekanik yang membutuhkan kerjasama yang mumpuni.


Sayangnya, kami sendiri belum bisa menjajal misi Raid yang satu ini. Karakter utama kami sendiri masih terjebak di level 25, walaupun aktivitas grinding yang secara konsisten masih terus dilakukan. Tidak hanya itu saja, anggota Fireteam kami juga masih menunggu karakter lain untuk lebih matang di sisi level dan equipment, sebelum akhirnya dapat bersama-sama bergabung di sumber tantangan utama yang satu ini.
Apakah Raid level 26 ini akan menjadi satu-satunya jawaban yang dikeluarkan Bungie? Tidak pernah ada yang tahu pasti. Satu yang pasti, Anda akan selalu menemukan kesan, bahwa semua waktu yang Anda habiskan dengan melakukan grinding repetitif demi equipment kuat ini suatu saat mungkin terbayarkan di masa depan. Di sisi citra MMO memang terasa mengalir kental dari Destiny, fakta bahwa di rilis awal, developer selalu membatasi fitur game MMO yang mereka keluarkan. Seiring dengan waktu, konten ini akan terus mematang, dan mereka yang berjuang keras di awal permainan, biasanya akan menjalani proses yang jauh lebih mudah di masa depan. Apakah strategi ini yang akan ditawarkan Bungie untuk Destiny? Sejauh mata memandang, probabilitasnya sangat besar.