Review Resident Evil HD Remaster: Menggali Horror Masa Lalu!
Seperti Game Generasi Terbaru

Sebagai sebuah proyek HD Remaster, visualisasi tentu saja menjadi fokus utama yang hendak dijual oleh Capcom. Sebagai gamer yang hanya semapt mencicipi versi originalnya tanpa pernah memainkan versi GameCube tahun 2002 sama sekali, Resident Evil HD Remaster terlihat sangat menakjubkan. Capcom terlihat sangat serius mengerjakan proyek ini dengan memastikan ia berjalan mulus dan tanpa masalah berarti di definisi tinggi. Mendukung beragam opsi grafis dan tampilan 16:9, Anda seperti tengah mencicipi sebuah game generasi terbaru yang memang khusus dikembangkan untuk Playstation 4, atau Xbox One, atau bahkan PC dengan spesifikasi mumpuni. Tidak ada keraguan di hal tersebut.


Salah satu yang paling mencolok tentu saja penerapan tekstur definisi tinggi yang memanjakan mata di sini, terutama untuk karakter utama yang Anda gunakan. Detail wajah, tekstur pakaian, hingga sekedar detail badge S.T.A.R.S yang terpampang di lengan kiri tiap karakter terlihat memesona. Anda seperti tengah berhadapan dengan petualangan Jill Valentine dan Chris Redfield yang “baru”. Namun selain tekstur, salah satu yang membuat kesan itu kian kuat adalah tata cahaya yang kini lebih maksimal. Efek bloom dan penempatan shadow yang mumpuni, terutama yang mengitari karakter, diperkuat dengan pengambilan kamera yang sinematik, membuatnya terasa luar biasa secara visual.


Namun cita rasa modern bukanlah satu-satunya yang membuat Anda – para pecinta survival horror akan mudah jatuh hati dengan seri yang satu ini. Resident Evil HD Remaster tidak hanya akan menarik bagi Anda yang mungkin tidak familiar dengan seri klasiknya, tetapi juga bagi kita yang sudah mengenalnya sejak Capcom meluncurnya belasan tahun yang lalu. Capcom tampaknya mengerti nilai jual tersebut. Detail tekstur dan lighting mungkin membuat game ini terasa seperti proyek generasi terbaru, namun elemen lain yang ada membuatnya tetap mengalirkan sensasi nostalgia yang begitu kuat. Capcom memutuskan untuk mempertahankan lingkungan pre-rendered dalam tekstur rendah dengan penambahan detail yang minim. Namun alih-alih merusaknya, kombinasi dua “masa” ini justru membuat Resident Evil HD Remaster tampil kian memesona. Apalagi dengan paduan voice acts versi GameCube yang tetap dipertahankan di dalamnya.
Unik memang, namun usaha Capcom untuk “menjual” Resident Evil HD Remaster kepada semua potensi pasar tampaknya berjalan sangat efektif. Bagi gamer yang belum mengenal seri klasik franchise ini, peningkatan visual setara game generasi terbaru adalah daya tarik yang sulit untuk ditolak. Sementara untuk kita yang tumbuh besar dengannya, Resident Evil HD Remaster menjadi semacam ajang nostalgia, namun dalam presentasi yang jauh lebih indah.
Sensasi Survival Horror Klasik

Terlepas dari peningkatan visual signifikan yang ia tawarkan, Resident Evil HD Remaster tetap mempertahankan akar gameplay-nya tanpa ada perubahan apapun. Ia akan melemparkan Anda kembali ke teror masa lalu, sekaligus mengingatkan mengapa ia sempat disebut sebagai salah satu game survival horror tersulit di kala itu. Kesulitan yang bahkan dimulai sebelum Anda memulai permainan ini. Ketika Anda sudah diminta untuk memilih satu diantara dua karkater yang bisa digunakan – Jill Valentine atau Chris Redfield.
Pilihan karakter ini bukanlah sekedar hanya untuk efek kosmetik. Terlepas dari apakah Anda memilih untuk menggunakan Jill atau Chris, Anda akan berhadapan dengan alur cerita, karakter pendamping, puzzle, dan tentu saja kelemahan-kelebihan yang berbeda. Dari sisi cerita Jill misalnya, Anda akan bertemu dengan Wesker dan Barry sebagai tim S.T.A.R.S yang berhasil tiba bersama di Mansion, dengan Chris sebagai pihak yang hilang. Namun jika Anda menggunakan Chris misalnya, maka Anda, Jill, dan Wesker lah yang selamat – sementara Barry lenyap tanpa jejak. Perbedaan ini akan membuat penyajian cerita hingga konklusi akhir berbeda untuk Jill dan Chris. Berita baiknya? Ini berarti tingkat replayability tinggi, dimana Anda bisa berusaha menyelesaikan kedua cerita tanpa perlu merasa terlalu familiar dengan tantangan yang ada.


Tidak hanya dari sisi cerita, pilihan ini juga akan menentukan apa yang bisa dan tidak bisa Anda lakukan, sekaligus berpengaruh langsung pada gaya bermain yang ada. Salah satu yang paling esensial? Bahwa Jill dibekali dengan 8 item slot, sementara Chris hanya 6. Ini berarti, untuk kondisi tertentu, dimana Anda akan dipaksa untuk membawa cukup banyak perlengkapan demi menyelesaikan puzzle misalnya, management akan terasa lebih sulit di Chris. Bahkan terkadang, memaksa Anda untuk bolak-balik mengatur Item Box untuk memenuhi keinginan tersebut. Perbedaan item dasar juga mempengaruhi akses yang ada. Jill hadir dengan item dasar sebuah Lock Pick, sementara Chris membawa sebuah Lighter. Hal ini membuat Jill, punya kesempatan untuk mengakses pintu atau laci yang bisa dibuka dengan Lock Pick lebih cepat, menawarkan jalan ekstra atau sekedar resource tambahan. Namun di sisi lain, untuk membasmi zombie secara permanen, ia terpaksa harus mengorbankan satu slot khusus untuk Lighter. Sementara di sisi lain, Chris berhadapan dengan dilema yang bertolak belakang.
|
|
Hal terbaik dari proyek HD Remaster ini adalah fakta bahwa Capcom sama sekali tidak mengubah mekanik gameplay dasar sama sekali dari versi GameCube Remake-nya. Walaupun menawarkan opsi untuk sistem kontrol yang lebih modern, Anda juga tetap bisa menggunakan sensasi gerak klasik yang mendefinisikan game-game serupa di masa lalu, dimana tombol “Atas” diasosiasikan sebagai bergerak maju. Tingkat kesulitan di “Normal” juga tidak lantas jatuh pada standar modern yang memang harus diakui, kini terasa jauh lebih mudah. Sedikit saja lengah, maka Anda akan berhadapan dengan layar Game Over berulang-ulang kali. Ingat pula, Resident Evil HD Remaster juga sama sekali tidak menawarkan sistem checkpoint, yang berarti membuat setiap kematian sama dengan usaha untuk mencapai titik gerak yang sama dari posisi save terakhir Anda. Kuncinya adalah berhati-hati.



Ada alasan mengapa Resident Evil tampil sebagai franchise survival horror paling populer di masa lalu, dan Resident Evil HD Remaster membuat Anda menggali semua pesona tersebut. Anda akan berhadapan dengan tipikal game survival horror klasik yang tidak menjadikan Anda sebagai “superhero” tanpa tanding, melainkan sebagai korban yang begitu rentan. Peluru yang terbatas, item penyembuh yang sulit ditemukan, musuh yang bisa membunuh Anda dalam waktu cepat, segudang puzzle yang butuh waktu untuk dipecahkan, peta – kunci – dan koridor yang harus Anda singgahi berulang-ulang, hingga management resource untuk mengatur item yang dibawa akan jadi tantangan utama. Berangkat dari semua sistem seperti ini, menjadi pilihan yang sangat rasional untuk lebih banyak berlari daripada membunuh setiap zombie yang ada. Mengapa? Karena terlepas dari semua keterbatasan yang sudah Anda miliki, para zombie ini juga bukan makhluk yang mudah dibunuh. Dibutuhkan setidaknya lebih dari 8 peluru handgun untuk membuat mereka jatuh secara permanen, di luar keberuntungan Anda untuk memecahkan kepala mereka dengan senjata yang lebih berat. Dengan jumlah peluru yang begitu terbatas, menyimpannya untuk kondisi yang lebih berbahaya akan membantu Anda menyelesaikan game ini lebih baik. Jika ada ruang terbuka untuk lari, maka lari! Kabur dari pertempuran yang tidak perlu menjadi sesuatu yang esensial, dan harus dilakukan dengan penuh kebanggaan. Apalagi jika Anda sudah harus berhadapan dengan monster yang lebih parah dari sekedar makhluk berjalan ini.



Salah satu yang mungkin akan cukup mengejutkan para gamer usia muda ketika mencicipi Resident Evil HD Remaster adalah puzzle yang mereka tawarkan. Teka-teki seperti ini memang masih jadi hal yang sering ditawarkan game-game modern saat ini, namun dengan pendekatan yang jauh lebih sederhana. Sebagian besar dari mereka hanya menuntut Anda untuk berpikir sistematis, dan voila! rintangan pun terpecahkan. Namun tidak dengan Resident Evil HD Remaster. Ia mengusung cita rasa klasik yang membuat puzzle-puzzle ini lebih kompleks untuk diselesaikan karena pengaruh faktor lain selain misteri yang harus Anda pecahkan sendiri. Anda dipaksa untuk jeli melihat setiap item yang Anda dapatkan dan melihat apakah ada kunci tersembunyi di dalamnya. Anda akan dipaksa untuk bergerak bolak-balik melewati tempat yang sama untuk mencari tahu dimana sebenarnya ia harus digunakan. Anda didorong untuk menghafal Mansion dan posisi setiap pintu untuk meminimalisir gerak yang tidak perlu. Anda butuh lebih dari sekedar berpikir logis di sini. Anda butuh kemampuan observasi dan memori yang lebih baik.


Anda masih ingat dengan Ink Ribbon? Sistem yang sama juga diterapkan di Resident Evil HD Remaster ini. Di tengah kerepotan untuk bertahan hidup melawan para musuh yang sulit ditundukkan dan puzzle yang membingungkan, Anda masih dipaksa untuk mengatur jangka waktu Anda sendiri untuk melakukan save. Dengan jumlah Ink Ribbon yang terbatas dan tidak adanya sistem checkpoint, Anda harus memastikan bahwa setiap proses ini memang berada di momen yang paling tepat. Setidaknya untuk menjamin Anda untuk tidak harus mengulang permainan dari jarak yang jauh ketika ternyata berhadapan dengan kematian. Sementara di saat yang sama, memastikan Anda punya cukup banyak Ink Ribbon untuk bertahan hingga akhir permainan.
Ada begitu banyak hal yang harus dipikirkan. Satu yang pasti, ini bukanlah game third person shooter ala Resident Evil 6 yang memungkinkan Anda memuntahkan peluru sebanyak mungkin dan tampil layaknya Rambo yang ditugaskan untuk membasmi ancaman dengan garis cerita yang mulai tidak jelas. Resident Evil HD Remaster menawarkan sensasi Resident Evil yang seharusnya.