Review Life is Strange: Mencoba Tampil Beda!

Reading time:
February 2, 2015

Visual yang Ciamik

Kualitas visual yang cukup pantas diacungi jempol.
Kualitas visual yang cukup pantas diacungi jempol.

Untuk urusan visual, setelah harus berhadapan dengan standar cell-shading ala Telltale yang mulai terlihat usang, Life is Strange hadir dengan standar yang cukup memanjakan mata. Ia memang tidak hadir dengan model tiga dimensi realistis ala Beyond: Two Souls, namun keunikan kualitas visual yang mencitrakan sebuah gambar di atas kanvas bisa diterima dengan tangan yang sangat terbuka. Detail wajah karakter, setidaknya untuk Max dan Chloe terlihat cukup detail. Setidaknya cukup untuk memproyeksikan detail emosi yang ada di setiap percakapan, walaupun harus diakui, gerak bibirnya ketika berbicara sendiri tidak sempurna. Max dan Chloe terlihat cukup ekspresif.

Walaupun terasa
Walaupun terasa “kartun”, namun detail wajah para karakter utama terlihat cukup ekspresif.
Kualitas tata cahaya yang pantas diacungi jempol.
Kualitas tata cahaya yang cukup menawan untuk standar sebuah game interactive story.

Namun dari elemen yang ia jual, presentasi tata cahayanya lah yang pantas untuk diacungi jempol. Memang ia belum masuk ke dalam standar game-game generasi terbaru saat ini, namun Anda akan menemukan sebuah pengalaman visual yang cukup memanjakan mata. Setting universitas Blackwell-nya hadir dengan permainan warna kontras yang begitu cerah, dengan tekstur ala lukisan yang cukup menawan. Desain karakter di luar karakter utama juga cukup baik, walaupun harus diakui, berada di level detail yang berbeda.

Kesimpulan

Life is Strange jagatplay (167)
, Life is Strange tetaplah sebuah proyek yang pantas untuk dilirik, setidaknya untuk memuaskan rasa penasaran jika Anda termasuk gamer yang senang dengan proyek kreatif yang menjadikan cerita sebagai kekuatan utama. Menarik untuk melihat bagaimana konsep membalikkan waktu, yang tampil keren di masa Prince of Persia dahulu, diterapkan di sebuah game yang berfokus hanya pada QTE dan pilihan saja.

 

Untuk sebuah judul baru yang diangkat ke pasaran, Life is Strange berhasil menawarkan impresi pertama yang terhitung baik. Debut pertama Dontnod Entertainment ke ranah interactive story ini hadir dengan nilai jual yang cukup menggoda, di luar kualitas visualnya yang lebih modern dibandingkan versi Telltale yang kian terlihat usang, tentu saja. Menawarkan sebuah dunia yang terbuka sebagai “taman bermain”, lengkap dengan begitu banyak objek yang bisa dijadikan sebagai bahan untuk interaksi, setting Life is Strange terasa kaya dan penuh potensi. Keunikan muncul dari kemampuan Max untuk membalikkan waktu, yang ternyata tidak hanya muncul sebagai gimmick dalam cerita, namun bisa digunakan di dalam mekanik gameplaynya sendiri. Memilih dan mengevaluasi konsekuensi yang bisa muncul serta memutuskan untuk terus bertahan atau memilih ulang menawarkan pengalaman interactive story yang berbeda.

Namun sayangnya, mekanik seperti ini tampil tak ubahnya pedang bermata dua. Kemampuan untuk mengevaluasi pilihan dan memilih kembali menihilkan daya tarik yang membuat sebuah game interactive story menarik – resiko. Ia otomatis membuat konflik moral yang selalu muncul tiap kali pilihan dua kubu seperti ini muncul tidak lagi terasa relevan. Kekurangan lain yang pantas untuk dicatat adalah setting dan karakter yang terasa terlalu remaja. Para karakter ini terasa begitu klise dan tipikal, seperti layaknya remaja-remaja di film Hollywood yang berusaha mati-matian untuk tampil keren di depan teman-temannya. Hasilnya? Konflik yang muncul terasa tidak sekuat yang dibayangkan.

Walaupun demikian, Life is Strange tetaplah sebuah proyek yang pantas untuk dilirik, setidaknya untuk memuaskan rasa penasaran jika Anda termasuk gamer yang senang dengan proyek kreatif yang menjadikan cerita sebagai kekuatan utama. Menarik untuk melihat bagaimana konsep membalikkan waktu, yang tampil keren di masa Prince of Persia dahulu, diterapkan di sebuah game yang berfokus hanya pada QTE dan pilihan saja.

Kelebihan

Hehehehe...
Hehehehe…
  • Kualitas visual yang ciamik
  • Kemampuan untuk membalikkan waktu di dalam gameplay
  • Easter eggs
  • Dunia yang lebih terbuka
  • Soundtrack yang keren

Kekurangan

So cool, bro..
So cool, bro..
  • Karakter remaja yang terlalu klise
  • Elemen resiko yang berkurang
  • Konflik utama yang belum terasa kuat

Cocok untuk gamer: yang senang dengan game yang berfokus pada cerita, pecinta The Walking Dead atau Heavy Rain

Tidak cocok untuk gamer: yang mengharapkan lebih banyak aksi, kemampuan bahasa Inggris di bawah rata-rata

 

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…