Review Dead or Alive 5 – Last Round: Sensualitas Lebih Sempurna!
Welcoming the Soft Engine!

Terlepas dari perubahan mekanik dasar pertarungan yang tidak berbeda dibandingkan dengan versi awalnya, Dead or Alive 5: Last Round tentu saja menawarkan beberapa hal baru sebagai nilai jual utama, untuk membuatnya terlihat sebagai seri yang menarik untuk dilirik kembali. Salah satunya adalah debut engine generasi terbaru dari Team Ninja – Soft Engine. Sesuai dengan nama yang ia usung, Team Ninja mengklaim bahwa “Soft” di sini berusaha merepresentasikan kualitas kulit manusia yang lebih realistis, membuatnya terasa halus dan lembut. Tidak hanya itu saja, mereka juga akan meningkatkan kualitas tekstur karakter sebagai inti dari sebuah proses HD Remaster. Hasilnya? Cukup mengagumkan.
Soft Engine di Dead or Alive 5: Last Round yang kami cicipi memang tidak terasa fenomenal, tidak seperti perubahan engine yang dilakukan 4A Games untuk Metro 2033 Redux, misalnya. Namun Anda bisa melihat dengan jelas bahwa engine ini memang membuat semua karakter wanita Dead or Alive 5: Last Round terlihat jauh lebih memanjakan mata. Kesan bahwa kulit yang menyelimuti setiap model tiga dimensi lebih halus memang terasa cukup kentara, apalagi dengan detail wajah yang kini terlihat lebih tajam. Namun acungan jempol terbesar justru harus diarahkan pada desain mata yang membuat ilusi Soft Engine bahkan lebih kuat, membuat semua karakter wanita ini terlihat seperti boneka-boneka indah, atau bisa dibilang, tipikal wanita sempurna yang mungkin selama ini hanya bisa Anda bayangkan. Team Ninja tahu betul bagaimana mengimplementasikan engine ini dengan sempurna.



Tidak hanya wajah, tubuh (atau khususnya – payudara) setiap karakter wanita kini juga dibalut dengan teknologi yang sama. Anda bisa melihat tekstur kulit yang lebih pucat dan terkesan lebih halus. Tidak main-main untuk urusan yang satu ini, Team Ninja bahkan menyematkan Breast Physics tambahan untuk gamer yang memang berfokus pada “plot” yang satu ini. Tidak hanya menawarkan pilihan untuk gerakan payudara di level Off, Normal, dan DOA, kini sebuah opsi ekstra – Last Round juga ditawarkan. Gerakan yang ditawarkan terasa lebih realistis, sedikit bouncy, namun tidak terlalu berlebihan seperti setting “DOA” itu sendiri. Namun untuk Anda yang tidak terlalu memperhatikan aspek yang satu ini, opsi ini akan berlalu tanpa menyumbang pengalaman yang berarti.


Soft Engine memang menjadikan sensualitas setiap karakter wanita naik ke tingkat yang lebih tinggi, membuat game fighting ini kian memanjakan mata. Masalahnya, seperti yang bisa Anda prediksi dari semua percakapan kami di atas, semuanya seolah berfokus di karakter wanita yang ada. Sementara di sisi lain, kualitas visual karakter pria yang ada seolah tidak mengalami peningkatan apapun. Mereka tetap hadir dengan kulit yang gelap, tekstur yang terasa lebih kasar, berbanding terbalik dengan apa yang ditawarkan Team Ninja ke Kasumi dkk. Sebagai salah satu gamer yang memang berfokus ke karakter wanita, hal ini memang tidak mengganggu kami. Hanya saja, ketika dua gender ini bertarung di satu arena yang sama, Anda bisa melihat jelas perbedaan yang kami bicarakan. Satu-satunya karakter pria yang mungkin terlihat lebih “diperhatikan” adalah Bayman. Sementara untuk karakter pria yang lebih berfokus pada kostum seperti Ryu atau Hayate, tekstur pakaian mereka kini memang jauh lebih tajam.
Detail wajah dan tubuh yang lebih tajam hanyalah sedikit rombak visual yang ditawarkan Soft Engine. Proses untuk mengubah tekstur definisi tinggi ini juga dilakukan untuk menghasilkan efek keringat dan air yang lebih baik. Seperti yang kita tahu, untuk membawa atmosfer sensual yang lebih baik, pakaian setiap karakter memang dapat basah jika berhadapan dengan air. Detail pakaian basah ini tentu saja terlihat lebih jelas di Last Round. Tidak hanya basah, setiap tetes keringat yang muncul di wajah ataupun tubuh karakter ketika tengah bertarung juga terlihat lebih jelas dan detail. Lighting dan shadow juga terlihat lebih realistis di sini.


Apakah hal ini signifikan untuk gameplay? Tentu saja tidak. Bisa disimpulkan bahwa Soft Engine memang dibangun untuk memaksimalkan efek kosmetik Dead or Alive 5 itu sendiri, menghasilkan efek platform generasi terbaru yang memang sepadan. Apalagi di Playstation 4, versi yang kami jajal, dengan tombol Share yang lebih mudah, Anda bisa berbagi screenshot dari karakter favorit Anda ke dunia. Spectator Mode yang akan memutar Replay pertarungan yang Anda simpan bisa diposisikan tak ubahnya Photo Mode yang tengah jadi tren di game-game keluar terbaru, seperti The Last of Us Remastered atau Shadow of Mordor. Dengan mengakses mode yang satu ini. Anda bisa mengatur kamera, zoom, memberhentikan momen pertarungan yang ada, untuk “menikmati” Soft Engine ini dengan lebih maksimal.

Dipadukan dengan serangkaian kostum yang ditawarkan, dari tema crossover dengan game Tecmo Koei yang lain, hingga sekedar bikini yang seksi, semuanya mendukung efek Soft Engine yang ada.
Honoka – The New Cutey

Soft Engine memang menjadi fitur utama yang mendefinisikan Dead or Alive 5: Last Round, namun Team Ninja sendiri berusaha menawarkan ekstra konten dengan menawarkan dua karakter baru untuk seri kali ini. Seorang karakter lawas yang akhirnya kembali lagi di arena pertempuran ini – Raidou dan sang karakter wanita baru – Honoka.

Kita tentu tidak ingin menikmati Dead or Alive 5: Last Round untuk melihat aksi sebuah cyborg Undead dengan kekuatan serangan besar seperti Raidou. Kami sendiri yakin, bahwa ia tidak pernah jadi fokus dan alasan utama mengapa Anda melirik game yang satu ini. Honoka adalah alasan yang lebih realistis. Seperti yang bisa diprediksi, Anda selalu bisa menyerahkan tanggung jawab untuk menciptakan karakter wanita yang mudah membuat jatuh hati kepada Team Ninja, dan mereka tidak akan pernah tampil mengecewakan. Honoka hadir dengan desain yang luar biasa, kombinasi seorang anak remaja wanita yang sensual, apalagi dengan postur tubuh yang berfokus pada bagian tertentu, dan kekuatan yang tidak bisa diremehkan.




Honoka dideskripiskan merupakan seorang jenius di ilmu bela diri. Pengetahuannya soal banyak teknik akhirnya membuatnya menciptakan gerakannya sendiri yang ia sebut sebagai “Honoka-Fu”. Teknik unik yang satu ini memang lebih difokuskan pada serangan jarak pendek yang cepat, dan cukup fleksibel untuk kombinasi kaki tangan dengan timing yang akan menyulitkan musuh. Sejauh mata memandang, Honoka adalah karakter baru yang “aman”. Ia hadir dengan desain wajah dan kepribadian yang super manis, dan di sisi lain – menawarkan teknik serangan yang tidak terlalu kompleks untuk dikuasai dalam waktu dekat. Tidak sulit untuk jatuh hati dengan karakter ini, terlepas dari apapun motivasi yang mendasari hal tersebut.