Review Dead or Alive 5 – Last Round: Sensualitas Lebih Sempurna!
Terlihat Tidak Siap!

Sayang seribu sayang, terlepas dari antisipasi yang cukup tinggi, Team Ninja tampaknya tidak cukup siap untuk menjamin rilis Dead or Alive 5: Last Round ini bebas masalah. Anda yang mengikuti informasi beberapa situs gaming di luar selama beberapa hari terakhir ini tentu saja mengetahui apa yang kami bicarakan. Team Ninja mengakui bahwa di daratan Eropa, DOA 5: Last Round versi Xbox One memiliki bug yang bahkan bisa menghapus save data Anda secara permanen. Memang kami tidak menemukan hal tersebut di versi yang kami cicipi, namun bukan berarti game ini hadir tanpa masalah sama sekali.
Salah satu yang cukup menyebalkan adalah game yang tidak berjalan stabil ketika berusaha terhubung ke mode online. Tidak, kita tidak tengah membicarakan seberapa buruknya koneksi atau lagging yang ada, tetapi lebih pada implementasi fungsi yang justru terasa mencederai pengalaman bermain.


Membuka ruang bagi gamer lain untuk “menginvasi” game Anda dan menantang Anda bertarung memang fitur yang menarik, namun game ini justru melambat ketika terkoneksi ke dunia maya. Respon terhadap menu menjadi lebih lama untuk dieksekusi dan waktu loading yang tiba-tiba meningkat tanpa alasan jelas untuk bergerak dari satu screen ke screen lainnya. Ketika Anda hendak keluar dari mode online juga, misalnya, game-game bisa tiba-tiba hanya memperlihatkan animasi loading, seolah tertahan. Kami beberapa kali harus keluar dari game ini via PS Menu dan mengaksesnya kembali untuk menyelesaikan masalah ini.


Ketidaksiapan juga terlihat tidak hanya dari sisi Team Ninja, tetapi Sony sendiri, setidaknya di region 3 seperti yang kami rasakan. Berusaha untuk membeli ekstra kostum yang lebih sensual untuk Honoka agar bisa kami unjuk kepada Anda, akses ke PS Store justru memperlihatkan halaman kosong tanpa konten. Padahal jelas, di halaman utama Dead or Alive 5: Last Round ini sendiri, terpampang jelas iklan yang menuliskan diskon untuk kostum-kostum baru yang ada. Lantas, harus kemana, jika kami tertarik untuk mengeluarkan lebih banyak uang secara digital? Berusaha mengakses guide digital untuk mempelajari mekanik gameplay lebih dalam setelah dihancurkan tanpa rasa kemanusiaan di pertandingan online juga sama, berujung buntu. Guide tertulis tidak siap dan tengah dikerjakan. Untuk sebuah produk final, hal seperti ini tidak bisa ditoleransi.
Kesimpulan

Lantas, apa yang bisa disimpulkan dari Dead or Alive 5: Last Round ini? Bahwa ia akan menjadi seri yang cukup menggoda bagi Anda yang belum pernah mencicipi seri game fighting yang satu ini, dan kebetulan sudah memiliki platform generasi terbaru di tangan. Peningkatan detail yang lahir dari implementasi Soft Engine membuatnya kian memanjakan mata, apalagi dengan desain karakter wanita dan ragam kostumnya yang begitu sensual. Kehadiran Honoka yang tampil dalam kepribadian super manis dan desain khas Team Ninja yang jempolan, dengan ekstra kemudahan untuk menguasai move set yang ada juga jadi nilai jual tersendiri. Sejauh mata memandang, Dead or Alive 5: Last Round melemparkan nilai jual kosmetik yang sepadan dengan statusnya sebagai sebuah game generasi terbaru, dan tidak lebih.
Tidak ada perubahan signifikan di sisi gameplay. Alih-alih kian disempurnakan, Anda justru harus berhadapan dengan masalah teknis yang tidak bisa ditoleransi, tentu saja. Dari pergerakan menu yang melambat atau bahkan terhenti ketika Anda membuka akses online untuk invasi dari gamer lain, hingga keanehan bahwa Anda tidak bisa “mengeluarkan” uang lebih untuk game ini karena kosongnya kolom item DLC di PS Store. Situs guide yang masih belum siap di tengah rilis juga jadi catatan tersendiri.
Jadi, pantaskah Anda melirik Dead or Alive 5: Last Round? Jawabannya iya, jika Anda memang belum pernah mencicipi atau memiliki game ini sebelumnya. Ia akan memuaskan rasa penasaran Anda bagaimana konsep sensualitas dan gameplay fighting yang super menyenangkan dipadukan di dalam satu ruang yang sama. Namun jika Anda sudah pernah mencicipi game ini di platform sebelumnya? Tidak ada alasan untuk membeli game yang sama dua kali untuk sebuah pengalaman yang tidak banyak berbeda.
Kelebihan

- Gameplay yang mudah dikuasai
- Soft Engine
- Honoka
- Desain kostum baru yang lebih sensual
Kekurangan

- Koneksi online yang terkadang jadi bumerang
- Ketidaksiapan PS Store
- Guide yang masih dalam proses pengembangan
- Butuh lebih banyak konten unlockable yang bisa dibuka tanpa harus mengeluarkan uang
Cocok untuk gamer: pria manapun, yang suka ataupun tidak suka dengan game fighting
Tidak cocok untuk gamer: pria feminis yang melihat bahwa game seperti ini sebagai bentuk eksploitasi dan harus dihentikan bla bla bla bla..