Kapten Evil Geniuses (EG) Buka Suara Soal Pemecatan Anggotanya

Reading time:
August 18, 2015
aui 2000

Mengejutkan dan tidak bisa dipercaya, dua reaksi ini yang mungkin keluar dari para penggemar game MOBA andalan dari Valve – DOTA 2 ketika berhadapan dengan berita yang menyebar akhir minggu lalu. Bagaimana tidak? Bongkar pasang anggota tim bukanlah sesuatu yang asing lagi terjadi di scene profesional game ini, apalagi selepas turnamen berhadiah belasan juta USD – The International selesai digelar. Kegagalan dan performa yang buruk membuat  banyak pemain berusaha mencari “rumah” baru, sukarela maupun dipaksa. Namun ada satu kejutan yang tidak pernah diprediksi sebelumnya. Sang pemenang The International 2015 – Evil Geniuses (EG) justru menendang salah satu anggota mereka – Aui_2000 begitu saja. Gelombang negatif pun mengarah pada sosok PPD sebagai kapten EG yang dianggap bertanggung jawab atas keputusan ini.

Setelah mendapatkan reaksi negatif yang cukup intens selama beberapa hari terakhir ini, apalagi dengan kepastian kembalinya Arteezy dari Tim Secret ke EG untuk bermain sebagai Carry, PPD sebagai kapten akhirnya buka mulut untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Dalam post blog resminya, PPD menjelaskan bahwa keputusan untuk menendang Aui_2000 keluar dari tim adalah sesuatu yang sudah ia pikirkan panjang, dengan menilai baik dan buruknya keputusan tersebut. PPD berterima kasih pada kerja keras semua anggota tim sehingga membuat EG menang di DAC dan The International 2015. Namun ia mengaku, bahwa ia tidak lagi tahan dengan hadirnya Aui_2000 di tim mereka.

PPD - kapten Evil Geniuses akhirnya buka mulut soal dipecatnya Aui_2000 secara tiba dari EG setelah memenangkan The International 2015.
PPD – kapten Evil Geniuses akhirnya buka mulut soal dipecatnya Aui_2000 secara tiba dari EG setelah memenangkan The International 2015.

PPD menyebut bahwa Aui_2000 sebenarnya adalah seorang pekerja keras, penuh dedikasi, punya talenta besar, bisa dipercaya, dan mudah diarahkan. Walaupun demikian, ia punya 3 faktor kekurangan yang menurut PPD akan fatal bagi EG di masa depan: bukan komunikator yang efektif, mudah membuat kesalahan ketika tertekan, dan menciptakan lingkungan yang penuh dengan stress bagi EG. PPD menyebut bahwa Aui_2000 adalah orang yang berbicara banyak namun seringkali tidak memiliki esensi percakapan sama sekali, membuat posisinya sebagai kapten menjadi lebih sulit. Ia juga mengaku bahwa lebih banyak permainan berakhir menjadi 4 anggota tim yang lain berjuang untuk menemukan farm bagi Aui_2000 untuk memastikan karakter yang ia gunakan tetap relevan. Sementara, PPD sendiri berakhir menjadi karakter dengan level terendah.

Namun yang terburuk bagi PPD adalah ketidakmampuan Aui_2000 untuk mengatasi rasa tertekannya sendiri. Begitu ia tertekan dan merasa tidak nyaman, Aui akan berakhir dengan gaya permainan yang sangat buruk. Ini membuat EG hanya bisa mengembangkan gaya permainan yang terbatas karena harus memastikan fokus mereka pada Aui itu sendiri. Apalagi ia juga menyebut bahwa Aui seringkali berakhir mengeluh setiap kali kalah, bahkan di turnamen besar sekalipun dan membuat kondisi tim semakin stress. Oleh karena itu, PPD secara terbuka menyebut bahwa ia tidak ingin lagi berada di tim yang sama dengan Aui.

PPD juga menegaskan bahwa hal ini tidak terjadi secara tiba-tiba karena ia sudah memperingatkan Aui terlebih dahulu. Ia mengaku bahwa dirinya memang sombong, namun ia selalu melakukan hal dengan kondisi EG secara keseluruhan sebagai prioritas.

Bagaimana menurtu Anda sendiri, terutama para penggemar DOTA 2? Apakah penjelasan ini cukup untuk membuat Anda memahami posisi PPD dan EG? Atau tetap ada perasaan tidak adil untuk sosok Aui_2000 itu sendiri?

Source: Peter Pandam

Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…
October 25, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara dengan Takayuki Nakayama & Shuhei Matsumoto (Street Fighter 6)!

Kami sempat mewancarai dua pentolan Street Fighter 6 - Takayuki…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…