Valve: Pusing Main Game Virtual Reality? Salahkan Gamenya!
Teknologi virtual reality semakin mendekati masa dimana pihak perusahaan segera memanfaatkannya secara luas di industri video game. Valve merupakan salah satu nama yang terlihat sangat serius menggarapnya, lewat perangkat hasil kolaborasi dengan HTC yang diberi nama Vive.
Meski begitu, banyak yang beranggapan bahwa menikmati VR tidak selalu nyaman dan menyenangkan. Motion sickness adalah dampak negatif yang sering dirasakan oleh para penggunanya. Menanggapi hal itu, Valve tidak setuju jika rasa mual dan pusing tersebut disebabkan oleh teknologi VR-nya sendiri.
“Pendapat tentang VR membuat Anda sakit itu omong kosong. Ada orang-orang yang tidak mau mencobanya (headset VR). Dari 10 orang, akan ada seseorang yang berkata, ‘aku akan pusing dan mual, aku tidak bisa’. Ekspektasi itu dilandasi oleh apa yang mereka lihat sebelumnya atau apa yang mereka dengar,” ujar Chet Faliszek dari Valve.
Menurut dirinya, terjadinya motion sickness ketika menggunakan headset VR adalah kesalahan dari pihak developer yang dinilai gagal mengimplementasikan teknologi ini dengan baik di game mereka. “Itu bukan lagi disebabkan kesalahan pada hardware. Pilihan developer yang membuat Anda sakit. Katakan pada mereka apa yang Anda inginkan,” tambah Faliszek.
Faliszek sendiri menggarisbawahi soal perangkat andalan Valve, Vive, yang diklaim lebih baik dibanding para pesaingnya. Vive menggunakan sebuah sistem yang memungkinkan gamer bergerak sejauh 5 meter ke ruang di sekitarnya.
Berbeda dengan Oculus Rift dan PlayStation VR yang masih mengandalkan controller. Faliszek beropini, keberadaan controller justru menjadi penyebab motion sickness karena membuat gamer tidak bergerak layaknya manusia di dunia nyata. Bagaimana menurut Anda?