Valve: Pusing Main Game Virtual Reality? Salahkan Gamenya!

Reading time:
September 30, 2015
valve logo

Teknologi virtual reality semakin mendekati masa dimana pihak perusahaan segera memanfaatkannya secara luas di industri video game. Valve merupakan salah satu nama yang terlihat sangat serius menggarapnya, lewat perangkat hasil kolaborasi dengan HTC yang diberi nama Vive.

Meski begitu, banyak yang beranggapan bahwa menikmati VR tidak selalu nyaman dan menyenangkan. Motion sickness adalah dampak negatif yang sering dirasakan oleh para penggunanya. Menanggapi hal itu, Valve tidak setuju jika rasa mual dan pusing tersebut disebabkan oleh teknologi VR-nya sendiri.

Pendapat tentang VR membuat Anda sakit itu omong kosong. Ada orang-orang yang tidak mau mencobanya (headset VR). Dari 10 orang, akan ada seseorang yang berkata, ‘aku akan pusing dan mual, aku tidak bisa’. Ekspektasi itu dilandasi oleh apa yang mereka lihat sebelumnya atau apa yang mereka dengar,” ujar Chet Faliszek dari Valve.

Valve menyebut bahwa rasa pusing yang dirasakan gamer ketika mencicipi game Virtual Reality adalah kesalahan developer, bukan lagi hardware.
Valve menyebut bahwa rasa pusing yang dirasakan gamer ketika mencicipi game Virtual Reality adalah kesalahan developer, bukan lagi hardware.

Menurut dirinya, terjadinya motion sickness ketika menggunakan headset VR adalah kesalahan dari pihak developer yang dinilai gagal mengimplementasikan teknologi ini dengan baik di game mereka. “Itu bukan lagi disebabkan kesalahan pada hardware. Pilihan developer yang membuat Anda sakit. Katakan pada mereka apa yang Anda inginkan,” tambah Faliszek.

Faliszek sendiri menggarisbawahi soal perangkat andalan Valve, Vive, yang diklaim lebih baik dibanding para pesaingnya. Vive menggunakan sebuah sistem yang memungkinkan gamer bergerak sejauh 5 meter ke ruang di sekitarnya.

Berbeda dengan Oculus Rift dan PlayStation VR yang masih mengandalkan controller. Faliszek beropini, keberadaan controller justru menjadi penyebab motion sickness karena membuat gamer tidak bergerak layaknya manusia di dunia nyata. Bagaimana menurut Anda?

Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…