Penjualan PC di 2015 Anjlok!

Merenungi kembali kejadian pada 2015 lalu, barulah terungkap fakta mengenai tragedi yang menimpa penjualan PC secara global tahun lalu. Melalui laporan yang dirilis oleh International Data Corporation (IDC) minggu ini, terlihat dengan jelas betapa rendahnya penjualan PC di 2015, bahkan sampai menyentuh di bawah 300 juta unit, yang merupakan titik terendah semenjak 2008 lalu. Meskipun demikian, angka tersebut ternyata masih masuk ke dalam perkiraan IDC mengenai tren penjualan PC di 2015.
Angka penjualan pada kwartal keempat 2015 yang hanya mencapai 71,9 juta unit menandakan penurunan sebesar 10,6 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut pengamatan IDC, tren penurunan tersebut disebabkan oleh banyak faktor, antara lain semakin panjangnya umur PC sehingga konsumer tidak membeli lagi PC baru di 2015. Selain itu, ancaman dari mobile phone dan tablet juga menurunkan daya beli konsumer, karena mereka lebih fokus untuk mengejar pembelian perangkat mobile baru yang dirilis dalam waktu singkat.
Namun, ancaman terbesar untuk penjualan PC justru terletak pada menurunnya daya beli akibat masalah ekonomi, seperti anjloknya harga komoditas dan melemahnya nilai mata uang, serta tidak kecil pula akibat gangguan sosial di kawasan EMEA dan Asia Pasifik. Ketika daya beli menurun, tentu saja calon konsumer akan lebih mementingkan kebutuhan pokok dibandingkan pembelian PC baru.

Sedangkan gangguan dari pasar PC sendiri berasal dari perubahan kebijakan di pasar OS, yaitu dengan dihentikannya dukungan terhadap Windows XP demi mendorong naiknya Windows 10, disertai dengan program Free Upgrade. Keraguan konsumer untuk memilih Windows 10 dan memilih untuk menunda pembelian PC baru hingga OS tersebut terbukti stabil juga mendorong rendahnya penjualan PC global di 2015.
IDC juga menyediakan daftar penjualan PC global pada kwartal keempat 2015, ditempati oleh Lenovo pada posisi pertama dan diikui oleh HP dan Dell. Sedangkan untuk tren pembelian PC gaming di tanah air, menurut pengamatan dari rekan kami dari tim JagatReview justru meningkat dibandingkan tahun lalu. Berkat tren pembelian yang lebih memilih produk kuat meskipun mahal dibandingkan membangun sedikit demi sedikit tampaknya menjadi alasan kuat di balik peningkatan tersebut. Sayangnya, belum ada angka pasti mengenai berapa besar peningkatan tersebut.
Source: IDC