Review Razer DeathStalker Chroma: Ada Pelangi di Senjatamu!
The Ultimate Points: Software

Berbicara soal Razer Synapse – aplikasi pendukung utama untuk peripheral racikan Razer memang menimbulkan rasa cinta dan benci tersendiri. Benci karena ia diperlakukan seperti sebuah platform digital dimana Anda harus melakukan registrasi akun dan terhubung dengan koneksi internet untuk menggunakannya. Namun jika Anda tidak berkeberatan melewati dua proses ini, ia menawarkan sesuatu yang cukup menarik. Sistem seperti ini memungkinkan Anda untuk “membawa” konfigurasi peripheral Anda kemanapun Anda inginkan selama Anda menghubungkan akun Anda dengan aplikasi Razer Synapse di sana. Satu kali konfigurasi dan Anda bisa menggunakannya dimanapun dan kapanpun Anda butuhkan, sekali lagi, selama Anda punya koneksi internet.


Dengan user-interface yang sederhana, Razer Synapse adalah aplikasi pendukung yang mudah dikuasai. Anda bisa menggunakannya untuk memodifikasi beberapa hal, dari fungsi hingga elemen kosmetik pendukung yang ia suntikkan. Anda bisa menambahkan fungsi makro misalnya untuk mengakomodasi kebutuhan gaming dari genre apapun dan menyematkannya di key yang Anda inginkan. Dengan perangkat lunak yang sama pula, Anda bisa mengatur fungsi LED yang ada. Anda bisa mengubah efek yang ia munculkan, apakah statis, bergerak seperti gelombang, atau sekedar melewati siklus variasi warna yang bisa ia tawarkan. Namun sayangnya, untuk urusan yang satu ini, Anda tidak akan bisa mengubah warna per key. Darkstalker Chroma “hanya” memungkinkan Anda untuk mengatur dan mengubah 3 lokasi warna utama – Main, Navigation, dan Numpad lewat UI yang juga mudah digunakan.
UI yang terlihat modern dan tak butuh dipelajari serius untuk dikuasai jadi nilai jual tersendiri.
Kesimpulan

Razer Darkstalker Chroma adalah sebuah keyboard gaming berbasis switch membran yang tak perlu diragukan performanya. Fungsi anti-ghosting yang meminimalisir kesalahan, key yang responsif dan akurat mentranslasikan perintah yang Anda inginkan, kenyamanan dari desain key yang unik, serta beragam efek kosmetik yang ia suntikkan di dalamnya membuatnya jadi keyboard yang bisa diandalkan. Maka seperti yang kami sebutkan di atas, ia jadi alternatif peripheral gaming yang cocok untuk Anda yang memang ingin bertahan dengan switch membran untuk aktivitas gaming Anda, entah karena alasan kebiasaan atau sekedar untuk kebisingan yang lebih minim. Ia akan jadi salah satu alternatif yang pantas untuk dilirik di tengah menjamurnya keyboard mekanikal saat ini.
Walaupun demikian, ada beberapa hal yang pantas jadi catatan untuk keyboard yang satu ini. Lokasi tombol “Backspace” yang terlalu kecil bagi kami pribadi, cukup jadi sumber kekeliruan yang sering terjadi ketika mengetik. Fakta bahwa Anda tidak bisa mengatur variasi warna per key juga jadi sesuatu yang sangat disayangkan. Keluhan lain juga mengakar dari absennya beragam port seperti USB atau port audio yang seharusnya rasional untuk diantisipasi dari keyboard dengan harga yang tak terhitung “murah” seperti ini.
Razer DeathStalker Chroma sendiri ditawarkan di kisaran harga sekitar Rp 1.500.000,-.