Menjajal BETA Battleborn: Borderlands Versi MOBA?
Lebih Dari Sekedar “Borderlands versi MOBA”

Bayangkan semua hal yang bisa Anda cicipi di mode cerita kooperatif seperti di atas dan kemudian mengusung hampir semua elemen yang ada di mode kompetitif melawan tim yang lain. Di sinilah, esensi Battleborn yang sesungguhnya. Masa open beta ini sendiri menawarkan dua mode kompetitif yang berbeda – Overgrowth dan Paradise yang masing-masing punya pendekatan gameplay yang berbeda.
Overgrowth adalah mode yang bisa didentikkan dengan apa yang Anda kenal soal MOBA selama ini. Dua tim saling bertarung untuk menghancurkan “markas” tim lain di tengah creep yang secara konsisten berusaha saling mendorong satu sama lain. Namun alih-alih seperti MOBA klasik ala LoL atau DOTA 2, ia merupakan peleburan dari banyak genre sekaligus.


Ada creep netral raksasa yang bisa Anda tundukkan untuk menjadikan mereka sebagai creep Anda, yang tentu saja membuat creep Anda berakhir jadi lebih kuat dan berpotensi mendorong creep musuh lebih ke dalam. Uniknya lagi? Ada sistem tower defense juga di dalamnya. Overgrowth memuat beberapa meriam dan menara untuk buff di beberapa titik yang bisa Anda aktifkan atau perkuat dengan mata uang mineral yang Anda temukan di sepanjang perjalanan. Permainan bergerak sangat cepat dan lugas begitu Anda sudah tahu apa yang harus dikejar di titik permainan tertentu. Sementara Paradise? Inti gameplaynya serupa. Bedanya hanya ada di objektif saja. Jika di Overgrowth Anda harus menghancurkan markas musuh, maka di Paradise, Anda harus mengawal barisan creep Anda untuk masuk ke dalam sejenis grinder milik musuh dengan alur jalan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Seperti game-game ala Tower Defense klasik, namun alih-alih menara, Anda kini harus menggunakan hero untuk melindunginya.
Salah satu mekanisme unik yang ia tawarkan adalah mineral yang bisa Anda dapatkan di sepanjang permainan. Tak ada sistem item atau equipment yang bisa Anda beli selama pertarungan ala DOTA 2 atau LoL, mata uang mineral yang bertebaran ini digunakan untuk dua hal utama: mengaktifkan Loadout dan membangun menara yang ada. Anda masih ingat Loadout yang kita bicarakan di sesi sebelumnya? Beragam loot keren yang Anda atur ini akan punya efek khusus untuk memperkuat karakter Anda, namun tak aktif begitu saja. Untuk mengaktifkan efek setiap darinya, Anda harus membayar sejumlah kristal kuning ekstra untuknya. Kristal kuning sama yang dibutuhkan untuk tak hanya membangun menara di sepanjang permainan, tetapi juga membuat mereka lebih kuat. Anda bisa mendapatkan kristal yang jadi mata uang ini dengan menghancurkannya di dalam peta atau membunuh creep yang ada.


Di sinilah mode single player dan multiplayer berintegrasi satu sama lain. Bermain mode single player akan memberikan Anda kesempatan untuk mendapatkan loot dengan tingkat kelangkaan tinggi untuk dimanfaatkan tak hanya di mode cerita saja, tetapi juga mode kompetitif yang satu ini. Loot yang diatur dalam loadout ini bisa Anda aktifkan untuk menghasilkan buff permanen tertentu untuk karakter Anda. Tetapi bukankah ini membuat permainan jadi tidak balance? Karakter dengan loot super langka akan tampil mendominasi, bukan? Secara logis, iya. Namun ada sistem lain yang menjadi sebuah penyeimbang dari sistem loadout dan aktivitasinya ini, yakni sistem menara yang sempat kita bicarakan sebelumnya. Mengapa? Karena membangun atau meng-upgrade menara akan memberikan karakter Anda experience points, sementara aktivitasi loadout tidak. Dan ingat, semakin langka loadout Anda, semakin tinggi pula jumlah kristal yang harus dikumpulkan untuk mengaktifkannya.


Maka skenario pertempuran bisa berjalan seperti ini. Anda bisa saja bertemu dengan karakter yang punya loadout yang super langka di pertempuran, namun fakta bahwa ia harus mengumpulkan banyak kristal untuk mengaktifkan setiap dari mereka membuatnya tak bisa mendistribusikan mata uang ini di menara yang notabene memberikan ekstra exp. Sementara di sisi lain, kebutuhan Loadout Anda yang tak terlalu langka namun tak terlalu kuat juga masih memberikan ruang untuk distribusi ke membangun menara dan exp points. Pada akhirnya, sang lawan Anda mungkin saja baru berakhir mengaktifkan satu loadout-nya di menit ke-8 namun tetap terperangkap dengan karakter level 1, sementara Anda yang tak mengaktifkan loadout mungkin sudah punya karakter level 5 karena terus aktif membangun menara. Ada sistem balancing unik seperti ini. Karena seperti halnya game “MOBA” seperti ini, karakter tanpa level bisa berakhir sia-sia walaupun punya status atau damage yang besar.


Battleborn menyediakan cukup banyak karakter beragam yang bisa dibuka seiring dengan level akun Anda. Ada milestone yang jelas soal karakter apa saja yang bisa Anda gunakan di level tertentu, beberapa dengan fokus peran jelas seperti tanker, damager, atau full support. Setiap kenaikan level via experience points yang mungkin Anda dapatkan dari membangun menara, membunuh creep, atau menghabisi player lain akan membuka kesempatan Anda untuk memperkuat diri dengan 1 dari 2 power-ups spesifik level tersebut. Power-ups ini akan biasanya akan membuat Anda berfokus pada satu skill unutk lebih efektif atau membuatnya lebih seimbang untuk memastikan keduanya punya peran yang sama baiknya. Bahkan skil spesifik tertentu punya potensi berubah fungsi dan peran jika Anda memilihnya di pilihan power-ups ini. Ada lagi sistem unik bernama level karakter di luar game. Ini berarti jika Anda sering menggunakan karakter A dalam permainan, ia juga akan mendapatkan kenaikan level dan menawarkan ekstra pohon skill untuk power up yang berbeda di kenaikan level tertentu. Ada lapisan seperti ini di Battleborn.

Ia bukanlah sebuah game yang sulit untuk dikuasai. Jika Anda sudah pernah memainkan Borderlands di masa lalu atau sekedar cukup familiar dengan game MOBA kebanyakan, Anda akan mudah untuk menguasainya atau setidaknya belajar apa yang harus dilakukan untuk memastikan kemampuan push yang lebih efektif. Kapan harus membangun menara, kapan harus menangkap creep netral, kapan harus maju atau mundur, semuanya hanya tinggal waktu untuk dipelajari. Ini bukanlah game sekelas LoL atau DOTA 2 yang membuat Anda butuh untuk belajar dan menguasai setiap detik dan timing permainan agar tampil lebih maksimal. Ada sensasi yang lebih casual di sini dan tenang saja, tetap seru dan menyenangkan.
Harus Punya Teman?

Pertanyaannya kini, apakah Anda seperti halnya Destiny atau The Division butuh teman di dunia nyata untuk menikmatinya? Setidaknya dari belasan sesi permainan kami, kooperatif ataupun kompetitif, tak ada keharusan untuk itu. Game ini bisa dimainkan dengan hanya koordinasi mic bersama dengan orang asing, atau bahkan tanpa komunikasi sama sekali karena ia sendiri tak butuh pengetahuan kompleks untuk dikuasai.
Skill karakter lain punya animasi yang cukup jelas dan jarang ada skill yang harus dikombinasikan satu sama lain untuk efek serangan yang lebih optimal, misalnya, terlepas dari apapun peran Anda. Tak ada kebutuhan untuk memastikan timing serangan Anda tepat atau skill yang Anda gunakan efektif saat itu juga, membuat komunikasi via suara ataupun bermain dengan teman jadi sesuatu yang esensial. Contohnya? Ketika Anda jadi healer, misalnya. Anda hanya perlu mencari karakter teman dengan HP atau Shield rendah dan melindungi mereka. Tanpa perlu kata, tanpa perlu koordinasi intensif.
Anda mungkin hanya akan bertemu dengan satu atau dua karakter pemula yang baru berusaha belajar mekanik yang ada, setidaknya yang kami temukan di versi beta ini, namun tak akan sampai menghancurkan pengalaman bermain Anda. Anda tetap akan bisa menikmati game ini sendiri tanpa teman. Namun tentu saja, selalu ada kesempatan untuk menikmatinya lebih optimal jika Anda memang punya teman untuk saling berkoordinasi dan tentu saja bersenda gurau di kala bosan, apalagi di mode kooperatif yang mengharuskan Anda melawan barisan musuh dan boss yang ada.