Menjajal BETA Battleborn: Borderlands Versi MOBA?

Reading time:
April 15, 2016

Masih Banyak Keluhan

Ada banyak kekurangan yang menurut kami pantas dikeluhkan.
Ada banyak kekurangan yang menurut kami pantas dikeluhkan.

Di atas permukaan, Battleborn mungkin terlihat seperti sebuah game yang mampu menawarkan daya tarik serupa dengann apa yang ditawarkan oleh Borderlands selama ini, namun tetap membungkusnya dengan sebuah identitas unik terpisah. Namun apakah sempurna? Ada beberapa hal yang berakhir membuat kami tak puas dan mau tak mau, mengeluarkan keluh kesah di artikel impresi yang satu ini.

Pertama, soal framerate. Anda yang cukup sering membaca JagatPlay tentu memahami bahwa kami bukanlah media yang cukup peduli soal framerate, apalagi jika mencicipi sebuah game multiplatform di konsol yang notabene punya performa lebih rendah daripada PC. Selama ia bisa mencapai 30fps secara stabil, tak ada yang pantas untuk dikeluhkan. Namun tidak untuk Battleborn ini. Walaupun ia berhasil mencapai framerate yang cukup stabil – 30fps selama masa beta ini di versi Playstation 4, sulit untuk mengesampingkan keinginan untuk mencicipi game ini setidaknya di 60fps. Untuk sebuah game yang tak punya kualitas visual yang bisa dibilang menawan dan gameplay yang butuh banyak presisi eksekusi skill atau tembakan, 30fps adalah sebuah standar yang sulit untuk ditoleransi. Selalu ada rasa tidak puas dan harapan untuk menikmati game seperti ini di framerate lebih tinggi walaupun harus mengorbankan visual atau resolusi sekalipun. Jika Overwatch dan Call of Duty Multiplayer bisa melakukannya, kenapa mereka tidak?

30fps untuk game seperti ini? Ini pertama kalinya kami merasa bahwa framerate tersebut tak nyaman.
30fps untuk game seperti ini? Ini pertama kalinya kami merasa bahwa framerate tersebut tak nyaman.
Tak ada satupun karakter yang punya varian skill atau efek yang benar-benar memesona. Perang tak terasa epik sama sekali.
Tak ada satupun karakter yang punya varian skill atau efek yang benar-benar memesona. Perang tak terasa epik sama sekali.

Kedua, adalah sensasi bahwa Anda tengah terlibat dalam pertempuran yang epik. Battleborn memang menawarkan banyak karakter dan kami memang belum menjajal setengah darinya.  Namun dari varian yang sudah kami gunakan dan temui di medan pertempuran, bisa dibilang desain skill mereka tak sefantastis yang dibayangkan, bahkan bisa dibilang membosankan. Bayangkan saja, untuk karakter seekor burung elang dengan rocket launcher, Anda diperkuat dengan satu skill yang memungkinkan Anda terbang menjauh dan satu skill tracking yang memungkinkan rocket dengan reload lambat Anda mengejar target dalam waktu tertentu? Ada banyak potensi yang bisa membuat karakter berakhir lebih bombastis atau setidaknya, menarik. Karakter panah dengan satu serangan AOE tak jelas dan tiga buah panah instan? Seorang sniper dengan skill kubah waktu dan drone burung hantu yang menyerang acak? Skill yang ditawarkan Battleborn berakhir membosankan. Anda mengharapkan sesuatu yang lebih fantastis dari ini.

Ketiga, adalah potensi microtransactions. Anda yang sempat membaca sesi kami di atas tentu sudah tahu soal sistem Loadout dan farming Loot dengan tingkat kelangkaan tinggi yang bisa diaktifkan dalam pertempuran lewat sejumlah kristal kuning yang ada, kompetitif ataupun kooperatif. Walaupun sesi Playstation Store-nya belum aktif, namun tampak jelas bahwa Gearbox akan memungkinkan Anda untuk membeli paket loadout ini dengan menggunakan uang nyata aka microtransactions. Ada sedikit kekhawatiran di sini karena kata yang satu ini terdengar begitu tabu untuk sebuah game kompetitif. Harapan besar kami? Bahwa setidaknya ia akan tetap akan dilapisi dengan sistem RNG yang solid seperti yang dilakukan Blizzard dengan Hearthstone. Bahwa Anda bisa membeli loadout dengan uang nyata, namun tak menjamin Anda selalu mendapatkan loadout bagus. Karena jika tidak, game ini bisa berakhir jadi game pay to win terlepas dari statusnya sebagai game berbayar.

Microtransactions tak terhindarkan. Akankah berakhir jadi sesuatu yang berbasis RNG atau membuatnya berubah jadi game Pay to Win?
Microtransactions tak terhindarkan. Akankah berakhir jadi sesuatu yang berbasis RNG atau membuatnya berubah jadi game Pay to Win?
Sensasi serangan melee yang membingungkan.
Sensasi serangan melee yang mengecewakan.

Keempat, sistem serangan melee. Seperti yang kita tahu, karakter di Battleborn dibagi ke dalam dua varian besar – melee dan range. Melee tentu saja hadir dengan serangan jarak dekat yang mengharuskan Anda untuk mendekati musuh Anda dan menyerang, sementara range bisa melakukan segala sesuatunya dari jarak jauh walaupun biasanya hadir dengan range damage yang lebih rendah. Secara garis besar, konsep ini adalah sesuatu yang sudah sering Anda temukan di MOBA. Berita buruknya? Sensasi serangan melee-nya benar-benar buruk. Mendekati musuh, creep ataupun karakter lawan dan mengayunkan senjata melee Anda tak memberikan feedback yang nyata apakah serangan Anda sebenarnya masuk atau tidak. Belum lagi dengan FOV yang begitu sempit, begitu musuh mulai melompat,  Anda biasanya sudah akan kehilangan arah kemana mereka dan berakhir jadi serangan membabi buta. Solusi kami? Seperti SMITE, Opsi karakter third person untuk karakter melee akan jadi opsi yang bagus.

Kami terkadang berharap punya kaca spion untuk melihat apa yang ada di belakang kami.
Kami terkadang berharap punya kaca spion untuk melihat apa yang ada di belakang kami.
Tersangkut di satu tempat hanya karena desain karakter yang tinggi? Seriously?
Tersangkut di satu tempat hanya karena desain karakter yang tinggi? Seriously?

Kelima adalah masalah-masalah kecil tak penting yang mengganggu dan menyebalkan. Ada banyak hal kecil dalam game yang ingin membuat Anda berakhir mengumpat dan mencaci-maki dengan keras game yang satu ini. Contoh paling sederhana? Layout map. Terlalu banyak celah map yang ditekuk dalam sudut yang punya potensi untuk membuat karakter Anda terperangkap di dinding atau sekedar sudut belok tertentu, terutama ketika lari dari kejaran musuh. Di SMITE ini masalah tidak terjadi karena Anda bisa melihat jelas apa yang ada di belakang karakter Anda. Di Battleborn? Anda tak punya kaca spion sama sekali. Tak heran ketika Anda melompat mundur untuk menghindari serangan musuh justru berakhir dengan Anda yang tertahan dinding yang tak mungkin Anda ingat ada di sana. Contoh lain? Seperti karakter bertubuh raksasa seperti Montana. Ketika karakter kecil lain bisa bergerak di tebing kiri dan kanan dengan bebas, Montana sering tersangkut di ujung tebing karakter tinggi tubuhnya seringkali bersinggungan dengan bagian teratas. Seriously?

Kesimpulan

Battleborn open beta (47)
Jadi, apa yang bisa disimpulkan dari Battleborn ini? Pantaskah untuk ditunggu? Dari kacamata pribadi, kami lebih merekomendasikan Anda untuk menunggu dan mencicipi masa open beta ini secara langsung terlebih dahulu.

Jadi, apa yang bisa disimpulkan dari Battleborn ini? Pantaskah untuk ditunggu? Dari kacamata pribadi, kami lebih merekomendasikan Anda untuk menunggu dan mencicipi masa open beta ini secara langsung terlebih dahulu. Langkah selanjutnya? Mencicipi Overwatch dari Blizzard yang juga akan menyelenggarakan masa beta dalam waktu dekat ini, lalu memutuskan mana yang lebih menarik. Kami sendiri masih belum bisa memutuskan karena kami belum mencicipi Overwatch secara langsung. Namun melihat keduanya berbagi daya tarik yang hampir sama di sisi kompetitif, maka ini jadi pilihan yang paling rasional untuk memilih satu di antara keduanya.  Namun untuk Anda yang memang butuh mode single player kompetitif, Battleborn adalah satu-satunya yang menyediakan opsi tersebut.

 

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…