Menjajal Demo Nioh: Bukan Sekedar Klon Dark Souls!
Bukan Klon Dark Souls

Kekhawatiran utama dari pertama kali Nioh memperlihatkan wujudnya di industri game, tetapi juga jadi alasan utama ia diantisipasi, adalah kemiripannya dengan seri Souls dari From Software. Jelas bahwa ia diumumkan sebagai sebuah game action RPG yang menawarkan tingkat kesulitan tinggi dengan sistem pertarungan yang akan sangat berfokus pada kemampuan eksekusi berbasis timing dan management resource seperti stamina, misalnya. Anda bisa melukai musuh dengan cepat, namun mereka juga bisa menghabisi nyawa Anda begitu saja. Tetapi terlepas dari konsep dasar yang serupa, Nioh tidak seperti Dark Souls sama sekali. Ia menawarkan beberapa mekanik yang membuatnya berhasil membangun identitasnya sendiri.
Salah satu yang cukup unik adalah sistem Stance. Untuk setiap senjata yang digunakan oleh William – karakter utama yang kita gunakan, ia akan bisa digunakan dalam tiga buah stance yang berbeda – Low, Medium, dan High. Dengan menekan shorcut R1 + Kotak / Segitiga / Lingkaran, Anda bisa mengubah stance ini secara real-time tanpa animasi sama sekali. Lantas, apa yang ia tawarkan? Stance Low menawarkan damage lebih kecil namun serangan lebih cepat dan minim Stamina, atau yang disebut dengan Ki di Nioh ini. Medium menawarkan damage menengah dan kecepatan gerakan yang juga seimbang, sementara High, seperti yang bisa diprediksi, menghadirkan damage yang besar namun animasi gerak yang lebih lambat. Kerennya lagi? Setiap stance ini juga punya mode Normal Attack untuk serangan lebih cepat dan Heavy Attack, bahkan untuk stance High sekalipun.


Nioh juga memiliki satu sistem berbeda bernama dengan Ki Pulse. Berbeda dengan Dark Souls yang biasanya membuat Stamina (atau Ki di Nioh) habis secara permanen hingga Anda berhenti menyerang dan harus beristirahat untuk memulihkannya, Nioh punya Ki Pulse yang berfungsi seperti layaknya sebuah sistem reload senjata. Stamina bar yang terkikis terkadang akan meninggalkan bar warna putih yang jika Anda ekseksui dengan Ki Pulse akan secara instan memulihkan Ki ini kembali.
Namun sebagai gantinya, untuk memastikan sistem ini tak berakhir over-powered, Nioh juga membuat konsekuensi dari hilangnya Ki setelah sekuens serangan yang terlalu “panas” menjadi jauh lebih fatal. William akan mengalami stun sementara sembari berusaha memulihkan Ki-nya tanpa bisa bergerak sama sekali. Terkena serangan selama periode ini? Bersiaplah untuk menelan jumlah damage lebih besar. Menariknya lagi? Ki milik musuh juga akan menghasilkan efek serupa. Anda bisa melihat jelas jumlah Ki musuh, berapa banyak yang mereka gunakan, dan menggunakan kesempatan untuk melemparkan critical hit yang lebih mematikan selama mereka berusaha memulihkan diri.


Sistem lain yang berbeda adalah Guardians. Berbentuk seperti sebuah power ekstra yang bisa diakses setelah Anda berhasil memukul atau membunuh beberapa musuh, Anda bisa memanggil Guardians untuk menghasilkan efek serangan tertentu. Ada empat buah Guardians yang bisa diakses selama demo ini dengan efek serangan masing-masing. Kehadiran Guardians juga menghasilkan sebuah varian sistem kematian yang berbeda di Nioh ini, jika dibandingkan dengan Dark Souls. Tiap kali Anda tewas, bukan hanya “Souls” Anda saja yang jatuh dan harus diambil kembali, Anda juga akan kehilangan Guardians Anda yang diceritakan tengah menunggu tempat Anda tewas sebelumnya tersebut. Selama periode ini, sebelum Guardians Anda kembali, Anda tak akan bisa mengumpulkan tenaga untuknya sama sekali. Jadi, jika bisa disimpulkan, resiko kematian di Nioh memang lebih besar. Sementara sistem lain seperti kenaikan level, misalnya, tampaknya tak terlalu sulit untuk dikuasai.
Apakah lebih sulit dari Dark Souls? Iya dan tidak. Iya karena memang ada beberapa desain yang membuatnya bisa berakhir membuat banyak veteran Dark Souls sekalipun kelabakan. Salah satunya? Tak ada “ruang istirahat” untuk para NPC yang ada. Sudah jadi sebuah strategi umum bagi gamer Dark Souls untuk berlari melewati semua NPC yang ada dan langsung masuk ke dalam fog untuk bertarung melawan boss yang sama berulang-ulang hingga berhasil. Strategi seperti ini menghemat waktu dan membuat proses belajar ritme serangan menjadi lebih mudah. Tapi di Nioh? Strategi yang sama tak akan bisa digunakan. Hampir semua NPC yang kami temui berakhir tak punya “ruang jaga” sama sekali. Begitu agro mereka aktif dan Anda terlihat, mereka akan terus mengejar Anda sampai ke ujung dunia atau setidaknya hingga Anda masuk ke dalam area lain yang butuh proses loading / cut-scene.


Nioh juga bisa dibilang jauh lebih sulit ketika Anda harus berhadapan dengan beberapa musuh sekaligus. Tak hanya sistem rehat Ki yang membuat resiko lebih besar jika Anda tak mampu mengaturnya dengan baik dan bisa berakhir membunuh Anda secara instan, namun beberapa aspek teknis juga membuatnya butuh perencanaan lebih matang, seperti sistem kamera misalnya. Anda memang bisa menggunakan mekanisme lock-on yang efektif untuk pertarungan 1 vs 1 namun seringkali berakhir jadi bumerang ketika Anda dikepung oleh beberapa musuh sekaligus. Berita buruknya? Tanpa sistem lock-on seperti ini, arah serangan Anda hampir tak bisa diandalkan sama sekali. Anda akan berakhir membuat William memukul angin dengan sisa Ki-nya, sementara musuh sudah siap untuk membabat Anda dengan kombinasi serangannya.


Tapi di sisi yang lain, ia bisa dibilang lebih mudah. Kombinasi variasi stance yang bisa Anda manfaatkan dengan terkadang efek stagger, membuat beberapa musuh mudah untuk dihabisi dan relevan dengan siapa yang terlebih dahulu melemparkan serangan pertama. Serangan tiap musuh, terlepas dari bentuk dan senjatanya, juga tak terlalu banyak beragam. Anda bisa memprediksi dengan mudah seperti apa serangan mereka, kapan Ki mereka kira-kira akan habis, dan mencari celah untuk melemparkan serangan. Musuh yang lebih besar dengan bentuk iblis juga menawarkan variasi serangan yang lebih lambat namun dengan damage yang lebih besar dan HP yang lebih tebal. Salah satu yang cukup mengejutkan adalah efek serangan range yang jauh lebih efektif daripada yang dibayangkan. Menggunakan busur dan panah ke arah kepala lawan bisa membuat banyak musuh yang malas Anda lawan dengan jarak dekat, mati secara instan. Namun yang membuat game ini lebih menarik? Sistem senjata yang ia tawarkan.
Loot

Salah satu yang membuat Nioh menarik adalah sistem loot yang ia tawarkan. Jika Anda berharap ia akan hadir dengan sistem serupa dengan seri Souls selama ini, ia justru mengambil pendekatan sistem loot yang lebih dekat ke arah Borderlands atau Diablo. Jadi tak lagi sekedar mendapatkan satu varian senjata yang digunakan secara berulang kali dengan proses upgrade menggunakan material tertentu, Anda akan “kebanjiran” barang bawaan dari senjata hingga armor. Yang harus Anda lakukan? Mulai menyeleksi mana yang pantas atau tidak.


Drop loot adalah salah satu bagian yang unik dari Nioh. Bahkan di Shrine (yang berfungsi layaknya sebuah bonfire di Dark Souls), Anda bisa melakukan banyak hal terkait sistem drop yang lumayan banyak ini. Dengan menggunakan uang terpisah, Anda bisa membayar untuk mendapatkan Blessing yang salah satunya, bisa memperbesar jumlah persentase drop armor atau senjata yang ada. Lantas, dengan drop yang begitu banyak, apa yang bisa Anda lakukan dengan sisa barang yang tak Anda gunakan sama sekali? Dengan memanfaatkan Shrine ini, Anda juga bisa “menjualnya” untuk sekeping kecil “Souls” atau mendapatkan item lain seperti lebih banyak Elixer untuk memulihkan HP atau beragam item lain yang bisa dikonsumsi.
Sistem seperti ini juga hadir konsekuensi tersendiri. Tak seperti game Souls yang memungkinkan Anda untuk memulihkan kondisi senjata dengan mengunjungi Blacksmith atau sekedar beristirahat di bonfire terdekat, tak ada cara untuk memperbaiki senjata atau armor yang rusak seperti ini. Satu-satunya cara hanyalah dengan mengumpulkan item bernama Whetstone untuk 50% durability senjata dan Glue untuk 50% durability armor. Kedua item bisa Anda temukan dan kumpulkan secara acak dari musuh yang Anda bunuh atau berasal dari hasil tukar equipment di Shrine. Kerusakan memang jadi elemen tersendiri di Nioh dan menjadi semacam pondasi untuk mendorong Anda untuk menyimpan lebih banyak loot dan bereksperimen dengan variasi yang Anda temukan di sepanjang perjalanan.


Maka seperti Borderlands atau Diablo, loot senjata ini sendiri terbagi ke dalam beberapa tingkat kelangkaan. Senjata atau armor yang lebih langka tidak selalu menghasilkan damage lebih besar, datang dengan durability lebih baik, atau mungkin menawarkan sisi kosmetik yang lebih menawan. Namun seperti yang bisa diprediksi, ia hadir dengan sesuatu yang lebih menarik. Seperti salah satu katana yang kami gunakan, misalnya. Walaupun ia tak hadir dengan damage yang sama besarnya dengan katana biasa namun ekstra damage dari elemen es yang ia tawarkan terkadang bisa menghasilkan efek yang lebih katastropik, setidaknya di musuh biasa. Menganalisa loot mana saja yang pantas untuk dipertahankan, mana yang pantas untuk diperbaiki, dan mana yang akan berakhir sebagai pengorbanan di Shrine akan jadi salah satu elemen kunci.
Demo yang Pantas Dicontoh

Nioh adalah sebuah demo yang pantas mendapatkan acungan jempol dan jadi pendekatan yang pantas untuk dicontoh oleh banyak developer dan publisher yang lain. Tak seperti “demo” game lain yang berakhir sekedar teaser untuk menggoda Anda membeli produk final nantinya, Nioh tampil begitu lugas dan padat untuk sebuah demo yang masih mengusung nama “Alpha” di dalamnya. Hampir semua fitur sudah hidup dengan masalah yang minim ditawarkan di sini. Bahkan hampir dibilang, dari lebih dari 6 jam permainan kami dengan game ini, kami tak sekalipun pernah bertemu dengan bug atau glitch yang membuat kami harus keluar sementara dari game atau membuat permainan kami harus terhenti begitu saja. Demo ini berjalan tanpa masalah sama sekali.



Nilai jual kedua adalah konten yang teranyta berakhir jauh lebih padat dari apa yang kami bayangkan sebelumnya. Team Ninja sempat menyebut bahwa “menyelesaikan” demo ini akan membuka sebuah DLC di versi final nanti dan kami berhasil kami mendapatkannya setelah berhasil mengalahkan boss besar bernama Oni. Namun tak ada yang memprediksi bahwa ternyata ia masih punya satu chapter ekstra lain yang akan membawa Anda ke area yang berbeda dengan boss baru lagi untuk ditundukkan, tentu saja dengan eskalasi tingkat kesulitan. Jadi sesuatu yang mengagumkan bahwa untuk sebuah demo game, ia menawarkan cukup banyak konten untuk membuat Anda sibuk hingga 8 – 12 jam, tergantung dari keahlian Anda.