Review No Man’s Sky: Eksekusi Tak Sesuai Ambisi!
Semesta yang Hambar

Membangun 18 quintillion planet yang unik, di atas kertas, tentu menjadi pekerjaan yang hampir mustahil. Bagaimana tidak? Angka dengan jumlah nol yang bahkan tak akan bisa Anda tulis dengan mudah ini adalah angka yang sangat-sangat besar, jumlah yang cukup untuk membuat Anda tak mungkin untuk mengunjungi setiap planet yang ada, bahkan hingga Anda meninggal dunia nanti. Konsep seperti ini berhasil dieksekusi oleh Hello Games lewat sistem acak. Jadi begitu Anda mulai masuk ke atmosfer satu planet tertentu, formula yang disuntikkan akan membangun planet tersebut secara acak dari komponen yang ada, termasuk menentukan cuaca, ekosistem, dan materi apa yang bisa Anda dapatkan di sana. Jadi, Anda berhadapan dengan potensi variasi planet dan bukan planet yang sudah ditentukan beragam sejak awal.


Menarik? Iya di awal, tidak di akhir. Di awal permainan, ada sedikit rasa kagum bahwa Anda menemukan sebuah planet yang secara konsisten berbeda dengan yang lain. Di satu planet Anda bertemu dengan daratan merah minim pepohonan dengan hujan asam yang terus mendera, sementara di planet lain Anda bertemu dengan planet es dengan hewan unik dan badai salju yang sering tiba-tiba menerpa. Kemanapun Anda pergi, No Man’s Sky berhasil memenuhi janjinya bahwa Anda tidak akan bertemu dengan dua planet yang sama. Namun sayangnya, daya tarik tersebut menjadi semakin kabur ketika Anda mulai leluasa bergerak melompati satu galaksi ke galaksi lain, dari satu planet ke planet lainnya. Anda akhirnya sadar, bahwa terlepas dari klaim 18 quintillion planet yang dilemparkan No Man’s Sky, semesta yang ia tawarkan benar-benar hambar.
Sudah singgah hampir di sekitar 40-50 buah planet sebelum review ini ditulis, ada momen penyadaran bahwa pada akhirnya, hampir semua planet ini sebenarnya tak banyak berbeda satu sama lain. Selain “tampilan fisik” di luar seperti ekosistem, warna dominan, atau sekedar komposisi air / darat yang Anda temui, tak ada satupun planet ini yang benar-benar istimewa dan berbeda dengan yang lain. Tak pernah ada sensasi pencapaian seolah Anda baru menemukan sebuah planet baru yang punya sistem kehidupannya sendiri. Pada akhirnya? Semua planet ini entah karena alasan apa, selalu dipenuhi dengan isotope resource sama yang bisa ditambang, beragam shelter yang dibangun oleh peradaban alien berbeda namun dengan bentuk dan komposisi bangunan yang serupa, dan akhirnya, sumber ancaman yang datang dari itu-itu saja.


Secara logis, setidaknya dari apa yang kami tahu, kondisi sebuah planet akan memuat kondisi yang sangat bergantung pada posisi letaknya dengan bintang terdekat atau fenomena semesta lain. Sebagai contoh? Anda pernah menonton Interstellar sebelumnya? Ia merepresentasikan sebuah ekspektasi dari kata “variasi planet”. Anda bertemu dengan planet yang punya ketinggian air melebihi gunung di bumi karena alasan tertentu, atau sebuah planet yang punya daya gravitasi berkali-kali lipat dari bumi dan mengacaukan ruang dan waktu di sana, misalnya. Namun jika Anda berharap akan menemukan hal yang sama di No Man’s Sky seperti kami, Anda harus bersiap kecewa. Semua gugusan planet yang muncul, yang diklaim memiliki 18 quintillion variasi ini, tak berbeda dari sebuah daratan bundar di angkasa beragam ukuran yang serupa satu sama lain. Gravitasi sama, resource hampir sama, dan ekosistem yang punya variasi minim untuk membuatnya terasa spesial.
Untuk yang terakhir ini, Anda memang bisa menemukan banyak binatang yang tak pernah sama, namun mereka tak akan didukung sebuah “AI” yang membuat mereka berbeda satu sama lain. Memang ada yang agresif dan ada yang tidak, namun semuanya berakhir seperti makhluk yang Anda ciptakan acak di game Spore dan sekedar berjalan kesana-kemari tanpa alasan jelas. Kami bahkan meragukan ada konsep “AI” untuk hal yang satu ini karena kami tak pernah bertemu dengan hewan pemangsa yang berkelompok untuk berburu binatang yang lain, binatang herbivora yang memakan hanya satu varian tanaman saja, atau binatang terbang yang punya sarang spesifik untuk mereka beristirahat sama sekali. Mereka semua bergerak acak hanya untuk menjadi pajangan dan memastikan Anda berkesempatan untuk melakukan scanning. Tak lebih.


Secara garis besar, klaim 18 quintillion planet yang selama ini didengungkan oleh No Man’s Sky mulai terasa seperti sebuah “selimut besar” yang didesain untuk membungkus fakta minimnya konten yang mereka tawarkan. Karena pada akhirnya, semestanya sangat hambar. Setiap planet yang Anda temukant akan membuat Anda terpesona dan terasa istimewa seiring dengan progress permainan yang ada. Anda bahkan tak bisa menemukan sebuah planet dengan cincin yang cantik seperti Saturnus, atau yang berwarna biru murni karena komposisi gas yang unik seperti Uranus, atau yang lebih jelas, punya peradaban dan kota yang hidup seperti Bumi. Planet di No Man’s Sky tak lebih dari bola besar liar dengan daratan yang “terperangkap” di angkasa.
Menjelajahi yang Belum Terjamah

Lantas, apa itu No Man’s Sky? Itu mungkin pertanyaan yang ada di otak Anda, terlepas dari begitu banyaknya video gameplay atau informasi yang sudah Anda baca sebelumnya. Secara garis besar, ini adalah sebuah game eksplorasi luar angkasa yang meminta Anda untuk bergerak menuju ke pusat semesta. Untuk melakukan hal itu, Anda diperkuat dengan pesawat luar angkasa yang diperkuat dengan teknologi hyperdrive. Menembus galaksi baru untuk mencapai misi tersebut berarti berhadapan dengan gugus bintang baru dan tentu saja, planet baru untuk dijelajahi. Anda tak harus menjelajahi setiap planet ini dan bisa berfokus untuk sekedar mengejar pusat semesta ini secepat mungkin. Namun perlu diingat, untuk melakukan hyperdrive, Anda akan butuh material tertentu sebagai bahan bakar dan teknologi yang butuh disempurnakan dengan material tertentu. Konsep seperti ini, membuat proses eksplorasi menjadi sesuatu yang absolut.


Pada akhirnya, sesi permainan No Man’s Sky Anda akan berakhir seperti ini. Anda akan tiba di sebuah planet, menemukan beragam point of interest yang tersebar di keseluruhan planet, dan mengunjungi mereka untuk mencari tahu apa yang terjadi. Jika beruntung, aksi eksplorasi ini terkadang tak hanya memberikan kesempatan bagi Anda untuk menambang beragam material yang ada, tetapi juga mendapatkan lebih banyak informasi – seperti blueprint untuk senjata atau equipment lebih kuat baik untuk pakaian, omni-tool (penambang Anda), atau pesawat Anda sendiri. Anda juga bisa menemukan reruntuhan kuno yang akan mengajarkan kepada Anda bahasa asing untuk ras alien tertentu yang esensial, karena Anda akan sering berhadapan dan berinteraksi dengan mereka di titik tertentu, dari sekedar mencari informasi atau sekedar berdagang. Jika bahan tambang Anda sudah banyak dan memenuhi apa yang Anda butuhkan, Anda bisa menjualnya untuk ekstra kredit yang bisa digunakan untuk membeli materi lain, membuat pakaian Anda punya ekstra slot item, atau membeli pesawat incaran dari alien yang Anda temukan di Space Station terdekat. Di beberapa titik, eksplorasi ini juga terkadang bisa membuka lokasi kapal jatuh di planet yang bisa ambil dan perbaiki untuk Anda gunakan secara pribadi. Jika sudah? Cabut dari planet, dan mengulang hal yang sama kembali di planet yang lain. Terus-menerus, hingga Anda mencapai misi utama Anda.
Berangkat dari konsep utama gameplay seperti inilah, makanya kami sejak artikel preview kemarin, dengan jelas menyebut bahwa game ini memang tidak cocok untuk Anda yang mudah bosan, apalagi dengan konten super repetitif seperti ini. Mengapa? Karena memang hal-hal inilah yang akan Anda lakukan hingga akhir permainan. Menambang, membangun teknologi blue-print yang lebih baik, mencari teknologi baru, belajar bahasa alien, dan kemudian pindah ke tempat selanjutnya untuk melakukan hal yang sama terus-menerus. Berita buruknya? Kesan repetitif tersebut juga akan terus menguat seiring dengan progress permainan Anda, terutama karena alasan yang sempat kami sebutkan sebelumnya, bahwa dunia yang Anda temui akan terasa serupa satu sama lain tanpa ada perbedaan yang benar-benar signifikan. No Man’s Sky juga menyuntikkan kesempatan untuk mengeksplorasi dalamnya laut dengan kemampuan menyelam, namun akan berakhir jadi aktivitas merepotkan yang tak akan pernah Anda singgahi lagi. Gerak lambat, terbatasnya oksigen, dan reward yang tak sepadan berkontribusi pada hal itu.


Ekstra tantangan justru mengakar pada keterbatasan inventory yang ditawarkan pakaian dan pesawat Anda. Walaupun ada kesempatan untuk melakukan upgrade untuk sang pakaian atau menggantinya dengan yang lebih baik untuk pesawat, namun ini akan jadi sebuah masalah yang secara konsisten hadir di No Man’s Sky. Ia menawarkan cukup banyak varian material untuk Anda kumpulkan sebagai “tabungan”, terutama jika tiba-tiba ia dibutuhkan. Karena tak sekedar berfungsi sebagai material untuk membangun teknologi tertentu, material lain seperti isotope yang memuat Carbon atau Plutonium juga dibutuhkan untuk bahan bakar, atau oxide yang memuat Titanium atau Zinc bisa digunakan untuk mengembalikan lagi shield pesawat Anda ketika bertempur. Material mana yang harus Anda simpan dan tabung? Material mana yang harus dibuang karena tak terlalu penting? Apakah slot ekstra yang ada lebih baik untuk dimuatkan teknologi baru? Atau membiarkanya luang untuk ekstra tempat bagi material, yang mungkin saja bisa Anda jual untuk ekstra uang? Keputusan ini akan secara konsisten, meninggalkan dilema tersendiri di beberapa belas jam awal permainan.
Sisa aktivitas Anda? Bersenang-senang dengan fitur “multiplayer”ekstra yang sayangnya, tak punya kontribusi banyak selain berakhir jadi sekedar gimmick belaka. Apapun yang Anda temukan untuk pertama kalinya di semesta yang baru Anda singgahi, dari galaksi, planet, lokasi unik, binatang, hingga tanaman sekalipun bisa Anda namai ulang dan kemudian diunggah ke server No Man’s Sky. Sebagai gantinya? Jika player lain di seluruh belahan dunia kebetulan singgah di tempat yang sudah Anda kunjungi sebelumnya, mereka akan berhadapan dengan semua elemen ini dengan nama yang sudah Anda tetapkan sebelumnya. Satu-satunya pengaruh yang Anda dapatkan dari sistem ini adalah ekstra credits (mata uang) yang bisa Anda dapatkan dengan melakukannya.

Dengan konsep gameplay yang sebenarnya dangkal dan repeititif, No Man’s Sky memang bukan game untuk semua orang. Ini adalah sebuah game yang harus dimainkan dengan santai dan tanpa beban, yang motivasi utamanya bergerak pada usaha untuk sekedar grinding material dan mencicipi sebuah game tenang yang minim aksi. Sementara untuk gamer yang butuh aksi cepat, cerita yang solid, atau gameplay yang bervariasi, ini adalah salah satu proyek mimpi buruk yang harus mereka hindari. Anda mungkin akan tertarik di belasan jam awal permainan, namun cobaan baru akan muncul ketika Anda sudah melakukan hyperdrive beberapa kali dan menemukan betapa serupanya setiap semesta yang sudah Anda temukan, sedang Anda temukan, dan akan Anda temukan.












