Serang Konsumen, Valve Tarik Game dari Steam

Reading time:
September 19, 2016
gabe newell steam

Apakah kasus terburuk industri game yang pernah Anda dengar sebelumnya, setidaknya yang dilakukan oleh developer / publisher? Menjanjikan terlalu banyak dan gagal memenuhinya di saat rilis final? Sesuatu yang terhitung “biasa”. Mengeluarkan serangkaian DLC untuk sebuah game yang bermasalah di sisi teknis ? Bukan lagi barang baru. Jika berbicara soal kasus terburuk dan salah langkah yang bisa dilakukan seorang publisher, maka kasus yang baru saja terjadi dengan Digital Homicide bisa dijadikan sebagai contoh. Seberapa buruk? Cukup untuk membuat Valve akhirnya turun tangan dan menarik semua game mereka dari Steam.

Lantas, dosa macam apa yang sudah dilakukan oleh Digital Homicide ini? Mereka memutuskan untuk melakukan tuntutan hukum terhadap lebih dari 100 user Steam dengan nilai USD 15 juta, yang memberikan kritik pedas pada game yang mereka jual. Digital Homicide menyebut setiap dari review negatif ini merupakan pencemaran nama baik, konspirasi cyber-bullying, stalking, penghancuran hak milik, dan sebagainya. Valve tentu saja tak terima dengan hal ini. Sebagai gantinya? Mereka memutuskan untuk tak lagi bekerja dengan Digital Homicide dan menarik semua game mereka dari Steam.

Menuntut hukum 100 user Steam yang dianggap menyerang mereka, game-game Digital Homicide ditarik Valve dari Steam.
Menuntut hukum 100 user Steam yang dianggap menyerang mereka, game-game Digital Homicide ditarik Valve dari Steam.

Berhenti di sana saja? Ternyata tidak. Digital Homicide cukup “gila” untuk menempuh tindakan beresiko yang mungkin tak berani dilakukan oleh publisher lain. Benar sekali, mereka menuntut hukum Valve. Digital Homicide menyebut bahwa apa yang dilakukan Valve pada mereka adalah sebuah dukungan bahwa gamer punya hak untuk menyerang developer game. Bahwa tak seperti Facebook yang menerapkan sistem ban  dengan melarang pihak yang menyerang, Valve justru menendang pihak yang mendapatkan serangan.

Apakah langkah yang dilakukan oleh Digital Homicide ini akan berbuah manis untuk mereka? Ataukah ini akan berakhir jadi salah satu blunder terbesar yang mereka lakukan? Kita tunggu saja.

Load Comments

PC Games

September 8, 2023 - 0

Review HoneyCome: Kelewat Nakal, Kelewat Mahal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh HoneyCome? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
July 12, 2023 - 0

Review DOTA 2 (Edisi 10 Tahun): Masih Ketagihan!

Bagaimana sensasi memainkan DOTA 2 di usianya yang kini menginjak…
April 6, 2023 - 0

Review Troublemaker: Hasrat Tinggi tapi Impotensi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Troublemaker di versi akhir? Apa…
January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…

PlayStation

September 25, 2023 - 0

Review Mortal Kombat 1: Tetap, Mutilasi Adalah Solusi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Mortal Kombat 1 ini? Mengapa…
September 20, 2023 - 0

Review The Crew Motorfest: Aloha, Mari Balap Bahagia!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh The Crew Motorfest? Mengapa kami…
September 13, 2023 - 0

Review Baldur’s Gate 3: Emang Boleh RPG Sekeren dan Seadiktif Ini?

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Baldur’s Gate 3? Mengapa kami…
September 8, 2023 - 0

Review Sea of Stars: Paket Lengkap Rasa Klasik!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Sea of Stars? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…