Review Attack on Titan: Dibangun untuk Fans!
Dekat dengan Anime

Terkejut adalah reaksi pertama yang kami keluarkan ketika menikmati Attack on Titan ini. Walaupun sudah mendengar soal komitmen Omega Force dan Koei Tecmo untuk membuat cita rasa anime mengalir kuat dari seri video game ini, ia benar-benar terlihat indah. Keputusan untuk menghadirkan gaya cell-shading memberi ruang untuk mempertahankan identitas tersebut, namun di sisi lain, memberikan detail yang tak kalah dengan versi animenya yang visualisasinya dipuja-puji tersebut. Bahkan bisa dibilang, Attack on Titan: Wings of Freedom ini menempel kuat pada versi animenya sangat kuat.
Anda yang sempat menonton versi animenya (yang tak ragu kami rekomendasikan jika Anda melewatkannya) akan senang dengan apa yang ditawarkan oleh Omega Force dan Koei Tecmo di sini. Walaupun ia harus tetap menjadikannya sebagai sebuah game yang bisa dimainkan dengan ekstra konten yang mungkin tak ada di versi animenya, namun semua scene penting yang muncul diracik dengan begitu dramatis dengan detail yang manis. Sudut-sudut yang tak akan asing lagi bagi Anda dibawa kembali, dengan kecepatan dan intensitas yang sama. Keputusan untuk mempertahankan voice actor Jepang untuknya juga sebuah keputusan yang benar-benar baik.



Namun acungan jempol harus diarahkan pada bagaimana caranya mereka meracik dan memastikan bahwa game Attack in Titan ini adalah Attack on Titan yang Anda kenal. Beberapa titik permainan seperti ketika Eren berubah menjadi seorang Titan dieksekusi dengan baik dengan langsung menjadikannya seperti sebuah game action mainstream, menghasilkan sedikit rasa segar di tengah gameplay yang berpotensi repetitif. Anda kemudian akan mendapatkan kuda ketika scene survei di luar dinding kota, bertemu dengan ragam musuh ikonik yang berbeda, dengan tiap karakter yang juga punya karakteristik serangan unik dan bukan sekedar berbeda skin. Satu hal yang membuat kami jatuh hati adalah sistem kehancuran yang bisa terjadi di sekitar bangunan yang ada, menghasilkan kesan pertarungan yang lebih berat dan intens.

Untuk alasan presentasi, tak banyak yang bisa dikeluhkan dari Attack on Titan: Wings of Freedom ini. Ia memperlihatkan visualisasi khas anime, mempertahankan dan mendramatisasi lebih baik beragam scene pentingnya, menyesuaikan progress cerita dengan gameplay, dan memastikan Anda mendapatkan ketegangan yang sama dengan menikmati versi animenya. Untuk urusan yang satu ini, mereka melakukan tugas yang sangat baik.
Memenuhi Mimpi

Manusia tentu saja tak bisa melawan para Titans yang tak hanya datang dari beragam ukuran saja, tetapi juga terkadang memperlihatkan “kepribadian” semua lewat varian Abnormal yang tak bertingkah seperti Titan lainnya. Tak hanya itu saja, Titan dengan ukuran lebih besar, bervariasi, dengan tingkat kecerdasan lebih baik juga muncul untuk memangsa mereka. Solusinya? Sebuah alat terikat di pinggang yang disebut sebagai 3DMG – Three Dimensional Manuever Gear yang membuat manusia bisa bergerak bebas dan sebuah pedang yang terbuat dari Ultrahard Steel untuk memotong kulit dan daging Titan itu sendiri. Berita baiknya? Anda kini bisa merasakannya langsung di Attack on Titan: Wings of Freedom ini.


Dengan hanya menekan satu tombol saja, Anda bisa mengakses 3DMG ini dengan bebas. Seperti sistem web di game-game Spiderman pada umumnya, ia akan langsung secara otomatis melontarkan Anda ke depan dengan super cepat. Jika Anda punya gas ekstra, Anda bisa menekan tombol Boost dengan mengorbankan sejumlah gas untuk bergerak lebih cepat. Namun menariknya lagi? Ia punya mode berbeda. Begitu Anda mengaitkan kabel yang sama ke Titan, ia difokuskan untuk membantu Anda melakukan manuver dan menemukan titik serangan yang lebih baik. Untuk alasan gameplay pula, kecepatan 3DGM saat eksplorasi dan terkait dengan Titan juga berbeda. Koei Tecmo berhasil membuat fungsinya lebih seimbang dan nyaman untuk dimainkan.
Untungnya, nama Omega Force tak lantas membuat game ini berakhir seperti Dynasty Warriors dimana para Titan ini bisa Anda bunuh dengan tanpa jerih payah. Maka mengikuti lore cerita yang ada, Anda tetap harus memotong bagian belakang leher mereka untuk menghabisi mereka secara permanen. Anda bisa melakukannya secara langsung, namun Anda juga bisa melakukannya secara bertahap. Tiap Titan akan terbagi menjadi lima target anggota tubuh: kaki kiri, kaki kanan, tangan kiri, tangan kanan, dan area belakang leher yang bisa Anda hancurkan. Bergantung pada anggota tubuh mana yang Anda hancurkan, Anda juga akan mendapatkan hasil beragam. Hilangnnya tangan akan membuat mereka tak bisa lagi menangkap dan menyerang Anda, sementara kaki berarti kehilangan keseimbangan yang akan membuat Anda lebih mudah menjadikan area leher mereka sebagai target.


Anda akan bertemu dengan begitu banyak Titan dengan ragam ukuran, namun strategi yang ditempuh hampir serupa satu sama lain. Besarnya Titan biasanya hanya bergantung pada seberapa tebal HP yang mereka miliki di setiap anggota tubuh yang ada, begitu juga ketika Anda bertemu dengan Titan “Abnormal” yang ada. Jika senjata Anda punya damage cukup besar, Anda bisa langsung mengejar bagian penting mereka dan memotongnya. Namun jika hal tersebut dirasa cukup sulit, Anda bisa membatasi gerak mereka dengan memulai proses mutilasi tanpa ampun. Ada beberapa jenis Titan yang punya pertahanan ekstra di leher mereka yang bisa diatasi dengan memotong anggota tubuh lain atau menggunakan item seperti Flashbang atau bomb suara untuk membuat pertahanan tersebut rontok secara instan. Memotong anggota tubuh Titan juga bisa memberikan Anda ekstra material untuk keperluan crafting equipment yang ada.
Menariknya lagi? Beragam karakter yang Anda gunakan tak hanya berbeda soal tampilan saja. Mereka membuatnya mampu merepresentasikan karakter di versi animenya itu sendiri. Karakter tangguh seperti Mikasa misalnya bisa menyerang dua – tiga kali beruntun dan menjadikannya sebagai seorang pembunuh Titan yang efektif, atau seperti Levi yang gerakan putaran Tornado yang bisa ia eksekusi jika berhasil membangun kecepatan yang tak akan sulit menundukkan Titan ukuran apapun.Sementara karakter lebih “damai” seperti Armin dibekali dengan serangan khusus bernama “Order” yang membuatnya bisa memerintahkan anggota tim yang lain untuk menyerang anggota tubuh tiap Titan yang ia temui secara spesifik, dengan menggunakan sistem ala cooldown di dalamnya. Berita baiknya? Terlepas dari fakta bahwa Anda menggunakan beragam karakter yang berbeda, Anda berbagi equipment dan item yang sama, sehingga tak akan ada kerepotan untuk terus mengatur sistem ini tiap kali cerita bergerak maju.


Satu yang kami sukai juga berputar pada AI-nya yang bisa dikategorikan sebagai cerdas. Tak berakhir menjadi sekedar “penonton” saja, mereka secara aktif menyerang dan mengalihkan perhatian para Titan yang ada sesuai dengan perintah yang Anda tetapkan via satu menu sederhana. Tak jarang, mereka bahkan bisa membunuh Titan tanpa perlu campur tangan Anda sendiri. Namun sayangnya, kehadiran sistem lock 3DMG untuk masuk dalam mode serang juga sering berakhir jadi bumerang. Hal ini tak akan sulit jika Anda hanya harus mengunci satu atau Titan saja. Namun bagaimana jika ada lima buah Titan muncul di sekitar Anda dan Anda harus mengunci dan membunuh satu yang paling berbahaya lebih dulu? Ditambah dengan kamera yang terkadang tak responsif, memilih target di keramaian seperti ini bisa berakhir jadi sesuatu yang membuat rasa frustrasi kian kuat.












