Review Battlefield 1: Memenuhi Hype!

Reading time:
October 28, 2016

Super Adiktif

Sebagai gamer yang tak terlalu
Sebagai gamer yang tak terlalu “giat” dengan multiplayer seri Battlefield sebelumnya, Battlefield 1 membuat kami jatuh hati.

Kami sendiri harus mengaku bahwa kami bukanlah termasuk gamer yang “rajin” untuk menikmati mode multiplayer Battlefield dan mencicipinya seperti tak ada hari esok.  Progress terjauh mungkin hanya mencicipinya satu sampai dua hari setelah preview, mempersiapkan bahan review, dan bergerak ke game selanjutnya. Hal inilah yang terjadi di Battlefield 3, 4, dan kemudian – Hardline. Namun mengejutkannya, kami tak bisa berhenti mencicipi mode multiplayer Battlefield 1. Ada sesuatu yang terus menarik Anda kembali di luar atmosfer dan dramatisasi dari kehadiran Behemoth yang efektif di sana. Sesuatu yang terus membuat Anda ingin terus mencicipinya.

Salah satu alasannya mungkin berasal dari Battlepack. Sistem loot peti dengan isi acak dan hadir sebagai reward berbasis RNG ini memang jadi salah satu motivasi yang cukup efektif untuk membuat gamer Battlefield 1 tak bisa beranjak dari mode multiplayer yang ada. Apalagi beberapa skin langka yang ia usung juga memang terlihat pantas untuk dikejar. Ada chance untuk mempersebar kesempatan tersebut dengan menggunakan mata uang dalam game yang bisa didapatkan dengan “mengorbankan” skin dari Battlepack yang tak ingin Anda pakai atau ganda Anda temukan. Berusaha mengejar skin terbaik seperti ini memang jadi motivasi tersendiri.

Sistem loot berbasis RNG yang membuat Anda terus kembali.
Sistem loot berbasis RNG yang membuat Anda terus kembali.
Namun atmosfernya lah yang bisa dibilang, berakhir jadi motivasi utama.
Namun atmosfernya lah yang bisa dibilang, berakhir jadi motivasi utama.

Alasan lain mungkin ada pada kesempatan untuk memperdalam kelas yang sering Anda gunakan, mengumpulkan level untuk uang ekstra demi senjata yang lebih baik, dan kemudian membuatnya berperan sebagai kelas yang lebih efektif ataupun fleksibel di saat yang sama. Walaupun harus diakui, ragam senjata di Battlefield 1 memang tak banyak. Anda akan menemukan shotgun dalam beragam variasi dan nama, alih-alih menemukan senjata-senjata yang punya fungsi dan sifat yang berbeda misalnya. Sebuah keputusan yang sangat rasional, mengingat keterbatasan teknologi di kala itu, yang memang tak secanggih perang saat ini.

Namun memang sulit untuk dipungkiri, atmosfernya lah yang membuatnya mencuri hati kami. Sulit untuk tak kembali ketika ada tempat seperti Amiens yang menawarkan pertempuran dalam kota yang intens, yang selalu terus membuat Anda terpesona dan tegang di saat yang sama. Super awesome experience..

Kesimpulan

battlefield-1-single-player-jagatplay-185
Jadi, pantaskah Battlefield 1 menguras isi dompet Anda? Kami tak ragu untuk merekomendasikan Anda untuk melompat masuk ke dalam hype sama yang sudah menyihir jutaan gamer di seluruh dunia, apalagi jika Anda termasuk gamer pencinta genre FPS.

Battlefield 1 berakhir dengan sebuah hasil akhir yang menurut kami, sepadan atau bahkan lebih baik dari hype yang selama ini berputar di sekitar namanya. Bahwa EA dan DICE berhasil mengeksekusi sebuah konsep perang dengan tema klasik yang masih punya cita rasa familiar dan identik dengan apa yang kita kenal dari franchise ini, sekaligus melebur begitu banyak elemen baru yang membuatnya terasa kian dramatis dan manis di saat yang sama. Seperti seri Battlefield sebelumnya, mode multiplayernya tetap jadi primadona dengan beragam perubahan yang ada, termasuk kehadiran kendaraan raksasa sekelas Behemoth yang membuat sensasi pertempuran lebih epic. Walaupun mode campaign tetap jadi alasan kedua, namun bukan berarti DICE tak melakukan pekerjaan yang bagus untuknya. Masih terasa seperti sebuah eksperimen, ada beberapa formula yang berhasil di sana.

Walaupun demikian, ada beberapa hal yang pantas untuk dicatat dari game ini tentu saja, walaupun tak terlalu signifikan.Seperti keengganan untuk menghadirkan campaign dari perspektif bukan Allies atau dari penggunaan bahasa Inggris di beberapa skenario yang justru merenggut sensasi otentik yang seharusnya, bisa dicapai dengan lebih mmudah. Dari sisi gameplay mode campaign, ada beberapa titik dimana mode stealth seolah tidak membaur dengan baik dengan pengalaman Anda di cerita sebelumnya. Lantas, bagaimana dengan mode multiplayer yang ada? Untuk gamer yang bermain di versi  konsol, user-interface sepertinya akan membuat Anda sempat bingung, namun tak akan jadi sesuatu yang begitu mengganggu hingga Anda akan muak dan sejenisnya.

Jadi, pantaskah Battlefield 1 menguras isi dompet Anda? Kami tak ragu untuk merekomendasikan Anda untuk melompat masuk ke dalam hype sama yang sudah menyihir jutaan gamer di seluruh dunia, apalagi jika Anda termasuk gamer pencinta genre FPS. Battlefield 1 melebihi ekspektasi yang kami berikan, mengkombinasikan konsep perang masa lalu dengan konsep gameplay masa depan yang berhasil membuatnya terasa lebih intens, epik , dan dramatis di saat yang sama.

Kelebihan

The atmosphere..
The atmosphere..
  • Atmosfer yang Luar Biasa
  • Desain setting memanjakan mata
  • Mode multiplayer yang masih terasa familir
  • Hadirnya sistem Behemoth
  • Pendekatan single player yang unik
  • Sistem Battlepack berbasis RNG

Kekurangan

Kenapa hanya dari Allies? Itu pertanyaan terbesarnya.
Kenapa hanya dari Allies? Itu pertanyaan terbesarnya.
  • Campaign hanya dari kacamata Allies
  • User-interface di versi konsol
  • Beberapa skenario campaign yang membosankan

Cocok untuk gamer: pencinta seri Battlefield, pencinta game FPS dengan tema perang klasik

Tidak cocok untuk gamer: yang lebih mencintai sensasi perang modern, fans berat Call of Duty

Pages: 1 2 3 4 5
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…