Review Battlefield 1: Memenuhi Hype!
Super Adiktif

Kami sendiri harus mengaku bahwa kami bukanlah termasuk gamer yang “rajin” untuk menikmati mode multiplayer Battlefield dan mencicipinya seperti tak ada hari esok. Progress terjauh mungkin hanya mencicipinya satu sampai dua hari setelah preview, mempersiapkan bahan review, dan bergerak ke game selanjutnya. Hal inilah yang terjadi di Battlefield 3, 4, dan kemudian – Hardline. Namun mengejutkannya, kami tak bisa berhenti mencicipi mode multiplayer Battlefield 1. Ada sesuatu yang terus menarik Anda kembali di luar atmosfer dan dramatisasi dari kehadiran Behemoth yang efektif di sana. Sesuatu yang terus membuat Anda ingin terus mencicipinya.
Salah satu alasannya mungkin berasal dari Battlepack. Sistem loot peti dengan isi acak dan hadir sebagai reward berbasis RNG ini memang jadi salah satu motivasi yang cukup efektif untuk membuat gamer Battlefield 1 tak bisa beranjak dari mode multiplayer yang ada. Apalagi beberapa skin langka yang ia usung juga memang terlihat pantas untuk dikejar. Ada chance untuk mempersebar kesempatan tersebut dengan menggunakan mata uang dalam game yang bisa didapatkan dengan “mengorbankan” skin dari Battlepack yang tak ingin Anda pakai atau ganda Anda temukan. Berusaha mengejar skin terbaik seperti ini memang jadi motivasi tersendiri.


Alasan lain mungkin ada pada kesempatan untuk memperdalam kelas yang sering Anda gunakan, mengumpulkan level untuk uang ekstra demi senjata yang lebih baik, dan kemudian membuatnya berperan sebagai kelas yang lebih efektif ataupun fleksibel di saat yang sama. Walaupun harus diakui, ragam senjata di Battlefield 1 memang tak banyak. Anda akan menemukan shotgun dalam beragam variasi dan nama, alih-alih menemukan senjata-senjata yang punya fungsi dan sifat yang berbeda misalnya. Sebuah keputusan yang sangat rasional, mengingat keterbatasan teknologi di kala itu, yang memang tak secanggih perang saat ini.
Namun memang sulit untuk dipungkiri, atmosfernya lah yang membuatnya mencuri hati kami. Sulit untuk tak kembali ketika ada tempat seperti Amiens yang menawarkan pertempuran dalam kota yang intens, yang selalu terus membuat Anda terpesona dan tegang di saat yang sama. Super awesome experience..
Kesimpulan

Battlefield 1 berakhir dengan sebuah hasil akhir yang menurut kami, sepadan atau bahkan lebih baik dari hype yang selama ini berputar di sekitar namanya. Bahwa EA dan DICE berhasil mengeksekusi sebuah konsep perang dengan tema klasik yang masih punya cita rasa familiar dan identik dengan apa yang kita kenal dari franchise ini, sekaligus melebur begitu banyak elemen baru yang membuatnya terasa kian dramatis dan manis di saat yang sama. Seperti seri Battlefield sebelumnya, mode multiplayernya tetap jadi primadona dengan beragam perubahan yang ada, termasuk kehadiran kendaraan raksasa sekelas Behemoth yang membuat sensasi pertempuran lebih epic. Walaupun mode campaign tetap jadi alasan kedua, namun bukan berarti DICE tak melakukan pekerjaan yang bagus untuknya. Masih terasa seperti sebuah eksperimen, ada beberapa formula yang berhasil di sana.
Walaupun demikian, ada beberapa hal yang pantas untuk dicatat dari game ini tentu saja, walaupun tak terlalu signifikan.Seperti keengganan untuk menghadirkan campaign dari perspektif bukan Allies atau dari penggunaan bahasa Inggris di beberapa skenario yang justru merenggut sensasi otentik yang seharusnya, bisa dicapai dengan lebih mmudah. Dari sisi gameplay mode campaign, ada beberapa titik dimana mode stealth seolah tidak membaur dengan baik dengan pengalaman Anda di cerita sebelumnya. Lantas, bagaimana dengan mode multiplayer yang ada? Untuk gamer yang bermain di versi konsol, user-interface sepertinya akan membuat Anda sempat bingung, namun tak akan jadi sesuatu yang begitu mengganggu hingga Anda akan muak dan sejenisnya.
Jadi, pantaskah Battlefield 1 menguras isi dompet Anda? Kami tak ragu untuk merekomendasikan Anda untuk melompat masuk ke dalam hype sama yang sudah menyihir jutaan gamer di seluruh dunia, apalagi jika Anda termasuk gamer pencinta genre FPS. Battlefield 1 melebihi ekspektasi yang kami berikan, mengkombinasikan konsep perang masa lalu dengan konsep gameplay masa depan yang berhasil membuatnya terasa lebih intens, epik , dan dramatis di saat yang sama.
Kelebihan

- Atmosfer yang Luar Biasa
- Desain setting memanjakan mata
- Mode multiplayer yang masih terasa familir
- Hadirnya sistem Behemoth
- Pendekatan single player yang unik
- Sistem Battlepack berbasis RNG
Kekurangan

- Campaign hanya dari kacamata Allies
- User-interface di versi konsol
- Beberapa skenario campaign yang membosankan
Cocok untuk gamer: pencinta seri Battlefield, pencinta game FPS dengan tema perang klasik
Tidak cocok untuk gamer: yang lebih mencintai sensasi perang modern, fans berat Call of Duty