Naughty Dog: Tak Ada Sony, Tak Ada The Last of Us

Reading time:
December 21, 2016
naughty-dog-logo

Indie memang jadi “genre” yang menghangat di industri game selama beberapa tahun terakhir ini. Dengan ruang yang semakin lebar untuk melepas game-game racikan mereka langsung pada gamer itu sendiri, tanpa perlu campur tangan publisher, dinilai sebagai sebuah strategi yang efektif. Kebebasan untuk berkreasi sekehendak hati tanpa perlu memikirkan potensi penjualan menghasilkan begitu banyak game dengan daya tarik yang mungkin tak pernah Anda bayangkan sebelumnya. Namun apakah ini berarti indie adalah solusi segala masalah? Tentu saja, tidak. Di tangan publisher yang baik dan kompeten, studio developer justru punya kesempatan besar untuk tumbuh jauh lebih kuat. Seperti yang terjadi dengan Naughty Dog.

Dalam wawancara terbarunya dengan IGN, founder Naughty Dog – Jason Rubin justru bersyukur dengan keputusannya menjual Naughty Dog pada Sony lebih dari 10 tahun yang lalu. Dengan kerjasama yang terbangun solid di Crash Bandicoot dan Jax and Dexter, keputusan tersebut dilihat sebagai sesuatu yang rasional. Jika mereka tidak melakukannya dan membiarkan diri berdiri sebagai studio indie, Rubin ragu bahwa franchise sekelas Uncharted dan The Last of Us bisa lahir. Sony memberikan waktu dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk meracik dua nama besar yang dipuja-puji tersebut.

Founder Naughty Dog mengaku bahwa keputusan untuk menjual Naughty Dog pada Sony adalah keputusan terbaik yang ia ambil.
Founder Naughty Dog mengaku bahwa keputusan untuk menjual Naughty Dog pada Sony adalah keputusan terbaik yang ia ambil.

Naughty Dog saat ini sendiri tengah sibuk mengerjakan dua proyek – Uncharted: The Lost Legacy yang akan diposisikan sebagai sebuah standalone DLC dengan Chloe sebagai karakter utama dan tentu saja, The Last of Us Part II yang menjadikan Ellie yang tengah berusia 19 tahun sebagai karakter utama.

Source: IGN

Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…