PlayTest: Menjajal Google Daydream VR dengan Moto Z!
The Experience

Maka, kualitas sebuah VR akan sangat ditentukan oleh kemampuannya memproyeksikan dunia virtual tersebut ke depan mata Anda. Dan untuk Google Daydream yang notabene sudah terhitung nyaman, tanggung jawab tersebut kini bergantung pada seberapa baiknya perangkat mobile yang Anda sematkan di dalamnya. Dengan limitasi varian smartphone yang saat ini masih tertutup pada perangkat kelas atas seperti Moto Z, Anda bisa memastikan bahwa apa yang Anda temukan di depan mata Anda memang akan berakhir memanjakan mata.
Google Daydream yang kami jajal dengan Moto Z ini sudah memiliki beberapa konten menarik. Ada pengalaman yang pasif, dan ada pula pengalaman interaktif yang mendekati gaming, dan ada yang memang merupakan video game. Untuk pengalaman yang pasif, Google Daydream sendiri sudah mendukung Youtube VR dengan video 360 derajat 3D untuk konten video VR yang lebih imersif. Anda bisa menggunakannya untuk menikmati konten-konten VR di Youtube dengan lebih optimal, apalagi yang memang sudah mendukung 3D di dalamnya. Kerennya lagi? User interfacenya sendiri cukup bersahabat dengan akses menggunakan motion sensor yang ada. Anda bisa menikmati beragam video super seru hingga yang sedikit “nakal” dengannya.


Konten yang lain adalah pengalaman interaktif yang biasanya berakhir meminta Anda untuk memaksimalkan motion sensor Anda untuk memecahkan puzzle atau sekedar berinteraksi dengan objek tertentu. Kami sendiri menjajalnya dengan “Fantastic Beast”, sebuah aplikasi VR yang didasarkan pada film populer – Fantastic Beast and Where to Find Them. Di sini, Anda berperan sebagai si Newt yang bergerak dari sekedar lab hingga dunia yang lebih luas untuk berhadapan dengan binatang-binatang magis dari dunia Harry Potter. Motion Sensor berperan sebagai tongkat sihir di tangan yang bisa Anda gunakan untuk mengatur dan mengendalikan objek di sekitar Anda. Cukup menarik, apalagi jika Anda mencicipinya dengan perangkat audio yang mumpuni.


Aplikasi VR lain yang bisa kami sebut sebagai “game” adalah Polyrunner VR, game pesawat yang hanya meminta Anda untuk menghindari beragam landscape yang mengancam nyawa Anda. Namun berbeda di Google Daydream, Anda harus memainkannya dengan motion sensor kini harus digunakan secara horizontal. Dengan gyro yang juga tersemat di dalamnya, Anda kini harus mengendalikan si pesawat dengan membelokkan motion sensor kecil yang berada di tangan Anda. Kami sendiri tak memprediksi bahwa game sesederhana ini justru bisa menawarkan pendekatan unik untuk Google Daydream.

Sisanya? Anda bisa menjajal mode tutorial yang bahkan membawa sensasi Daydream ke level lebih tinggi, termasuk memaksimalkan penggunaan motion sensor ini untuk beragam aktivitas lain yang lebih imersif dan menyenangkan. Google Daydream sendiri memiliki Play Store terpisah untuk memudahkan penggunanya mencari pengalaman VR yang mereka inginkan. Tentu saja, beberapa di antara mereka ditawarkan cuma-cuma, dan lainnya berbayar.
Kesimpulan

Jika Anda bertanya, apakah Google Daydream pantas untuk dimiliki? Maka kepantasannya akan sangat bergantung pada satu skenario spesifik. Apa itu? Benar sekali, jika Anda sudah memiliki perangkat high-end yang mendukungnya. Misalnya jika di Indonesia, Anda sudah memiliki Moto Z – yang notabene dirilis resmi, maka mengeluarkan ekstra uang untuk “memanen” kemampuannya secara optimal untuk VR lewat Google Daydream akan menjadi opsi yang terlalu sayang untuk dilewatkan. Bahwa dengan ekstra beberapa puluh USD, Anda yang tertarik dan penasaran dengan kesan futuristik VR dan pengalaman imersif yang ia tawarkan, akan bisa merasakannya secara optimal di mobile. Apalagi Moto Z, misalnya, mendukung sistem modular yang menambahkan kemampuan ekstra baterai untuk memfasilitasi hal tersebut.
Karena proses standarisasi yang dilakukan oleh Google, semua perangkat smartphone high-end yang mendukung secara resmi memang didesain untuk punya kemampuan untuk menjalankan semua fungsi VR ini dengan framerate yang stabil dan mumpuni, menghasilkan pengalaman VR yang konsisten, nyaman, dan tak mudah membuat Anda pusing, termasuk yang ditawarkan oleh Moto Z ini.
Namun Google Daydream menjadi tak menarik dan pantas jika Anda tak punya perangkat smartphone high-end yang dibutuhkan. Mengeluarkan uang sampai 8,5 juta Rupiah untuk membeli Moto Z HANYA untuk memainkan Daydream VR akan jadi pengeluaran yang tak sepadan jika Anda memang hanya ingin mencicipi sensasi VR yang optimal. Dengan jumlah uang yang sama, Anda bisa melirik opsi lebih mumpuni seperti Playstation VR atau bahkan mempersiapkan PC Anda selangkah lebih jauh dengan ekstra jeroan lebih kuat demi Rift atau Vive nantinya. Seperti yang kami sebut sebelumnya, Daydream butuh satu skenario spesifik untuk Anda lirik.
Tapi tak bisa dipungkiri, bahwa Daydream adalah opsi VR mobile terbaik yang bisa Anda dapatkan di pasaran saat ini. Build yang ringan dan nyaman, mudah dibersihkan, dan dukungan motion sensor yang membuat pengalaman VR lebih imersif menjadikannya peripheral yang menggoda untuk Anda yang sudah mengantongi perangkat smartphone high-end. Ingat tak hanya untuk bermain game saja, tetapi juga sekedar menikmati konten-konten VR 3D yang ditawarkan oleh Youtube VR. One step closer, of course..