Review Yakuza 0: Serius Tapi Santai!
Serius tapi Santai

Dari semua game open-world yang pernah kami cicipi, Yakuza 0 adalah salah satu game open-world dengan cerita yang fantastis, tetapi juga gelap dan berat. Bahwa kisah keduanya – Kiryu dan Goro membuat mereka masuk ke dalam pusaran konflik yang akan menguji dedikasi dan komitmen mereka pada apa yang mereka anggap terpenting dalam hidup mereka sendiri-sendiri. Kematian, pengorbanan, kekerasan yang tak pernah Anda perkirakan sebelumnya, dan pertarungan epik atas nama kehormatan akan jadi tema yang terus Anda temukan di sini. SEGA benar-benar membuat game ini menyebar aroma dewasa kentara. Seberapa dewasa? Kita berbicara soal latar belakang cerita salah satu karakter wanita yang diceritakan sempat dijual dan disiksa sebagai soerang imgran gelap, dikurung di dalam kerangkeng, telanjang, dan terus menderita kekerasan seksual berulang hingga ia akhirnya dibebaskan. Segelap itu.

Walaupun demikian, bukan berarti Yakuza 0 berakhir jadi sebuah game open-world yang sulit untuk dinikmati atas nama “bersenang-senang”. Karena seolah bertemu dengan dua kutub yang begitu kontras, hampir semua misi sampingan dan ragam aktivitas yang bisa Anda lakukan di Yakuza 0 justru berakhir menghadirkan atmosfer yang lebih menyenangkan dan riang. Kita tak sekedar berbicara soal kesempatan bermain mahjong, bowling, atau menguji skill Anda di baseball saja. Tetapi juga lewat struktur misi sampingan yang seringkali berakhir jadi kisah konyol yang mengundang tawa, hingga ragam aktivitas lain yang justru seolah mengembalikan kembali masa muda dan kanak-kanak Anda.



Daya tarik misi sampingan Yakuza 0 adalah sesuatu yang tak akan bisa Anda dapatkan di game open-world barat, itu yang pasti. Bahwa Anda akan bertemu dengan ragam masalah unik dan aneh yang selama ini selalu diasosiasikan dengan “Jepang”. Seberapa aneh? Ada misi yang meminta Anda menyelidiki seorang siswi yang dicurigai terlibat prostitusi dan ternyata berakhir menjual celana dalam bekasnya, ada misi yang mengharuskan Anda mengajari cara beraksi BDSM yang baik dan benar pada salah satu pelakunya, misi yang berujung meminta bantuan Anda untuk menyelamatkan anak seorang ibu dari sebuah sekte sesat yang pemimpinnya penuh omong kosong. Belum cukup absurd? Anda juga sempat bertemu dengan salah satu petugas pemerintah yang mengajak Anda makan malam dan meminta pendapat Anda soal pajak. Benar sekali, pajak!
Maka seolah berseberangan dengan cerita utamanya yang begitu kelam, misi-misi sampingan Yakuza 0 justru terasa “Jepang banget” dengan konten absurd yang siap untuk membuat Anda tertawa terpingkal-pingkal dengan konten yang tak pernah Anda prediksi sebelumnya. Ragam aktivitas yang ada juga dipresentasikan dengan cara yang sama. Baik Kiryu ataupun Goro bisa terlibat dalam aktivitas seperti karaoke misalnya yang terkadang dihiasi dengan ragam scene dramatis yang membuatnya lebih keren, disko di lantai dansa dengan sistem permainan ritme dari SEGA yang pantas untuk diacungi jempol, hingga bertarung di track kecil Tamiya dengan lusinan modifikasi mobil yang bisa Anda eksekusi untuk menjadi yang terbaik. Atau Anda lebih senang dengan aktivitas yang lebih “zen” seperti memancing? Anda juga bisa melakukannya di sini. Atau jangan-jangan Anda lebih ingin menikmati game-game arcade klasik SEGA? Anda juga bisa mencicipinya.


Hasilnya adalah sebuah sensasi permainan yang bisa dibilang, unik. Sebuah sensasi yang serius, tetapi juga santai di saat yang sama. Serius ketika di cerita utama, Anda terus dihantam dengan scene emosional ke scene emosional lainnya dan santai ketika menemukan fakta bahwa hampir semua aktivitas sampingan yang bisa Anda lakukan di sini, berakhir mengusung konsep absurd, unik, dan menyenangkan di saat yang sama. Sebuah kontras yang kami sambut dengan tangan terbuka. Sesuatu yang bahkan tak akan bisa Anda temukan di game sekelas GTA sekalipun.
Penuh Konten Dewasa

Salah satu identitas seri Yakuza selama ini? Ia tak bisa memisahkan dirinya dari konten dewasa yang tentu saja “normal” mengingat identitas Anda sebagai seorang tokoh kriminal bawah tanah di salah satu area Jepang yang terkenal dengan kehidupan malamnya yang aktif. Namun tak lagi terperangkap dengan sekedar club hostess yang ternyata baru hendak jadi sebuah bisnis di tahun 1988, setting Yakuza 0 ini, SEGA membawanya ke lebih banyak area yang berbeda. Satu yang pasti, Anda yang mata keranjang (seperti kami) akan menikmati konten yang ditawarkan oleh SEGA yang satu ini, sekaligus berusaha memahami kira-kira seperti apa latar belakang kultural yang membuat bisnis-bisnis seperti ini sempat tumbuh di masa lalu.
Untuk mendukung hal ini, SEGA sendiri bekerja sama dengan artis-artis film dewasa Jepang yang berdiri di bawah Production House bernama Soft on Demand aka SOD untuknya. Beberapa artis yang mungkin familiar untuk Anda yang sering menyaksikan film ini di internet akan muncul dalam model karakter tiga dimensi yang berkontribusi pada misi cerita sampingan yang spesifik, lengkap dengan citra model wajahnya yang penuh detail walaupun beberapa berakhir tak mirip. Kerjasama tersebut juga muncul dalam bentuk kartu-kartu dari tiap JAV Idol dari SOD yang bertebaran di Kamurocho dan Soutenbori yang bisa Anda kumpulkan di dalam satu album spesifik. Berhenti di sana saja? Tentu saja tidak.


Tidak setengah hati untuk menggantikan fungsi klub hostess di seri lain yang tak cocok dengan timeline cerita Yakuza 0 itu sendiri, SEGA menyuntikkan beberapa konten dewasa yang lain. Ada pertarungan bawah tanah antara wanita-wanita dengan pakaian sensual yang kemudian disederhanakan menjadi pertarungan gunting-batu-kertas dimana Anda juga bisa melakukan taruhan uang dengannya. Pakaian super minim ini juga dibarengi dengan animasi pertarungan yang brutal jika Anda berakhir menggunakan pilihan yang jadi kekuatan utama tiap karakter ini.
Sisanya berujung pada konten dewasa yang sangat bisa Anda “mengerti” karena keterbatasan teknologi di tahun 1988 yang notabene, belum diperkuat dengan smartphone dan internet di kala itu. Untuk berkencan dengan wanita-wanita yang Anda harapkan memenuhi kriteria Anda, ada begitu banyak Warung Telepon yang didesain untuk memenuhi tugas tersebut. Telepon Anda akan langsung terhubung dengan suara lawan jenis di ujung, yang jika berhasil Anda “goda” dengan baik dan benar, membuka kesempatan untuk bertemu dan berkencan langsung di dunia nyata. Yakuza 0 menerjemahkan hal tersebut dengan sebuah mini-game shooter yang meminta Anda memilih serangkaian respon untuk menggoda si gadis di ujung telepon. Namun hati-hati, suara bisa berbohong, dan ada kesempatan Anda bertemu dengan wanita yang jauh dari apa yang Anda bayangkan selama ini.


Fitur yang lain adalah fakta bahwa Anda bisa mengunjungi toko video dewasa terdekat untuk menyaksikannya dan membereskan “urusan” Anda di sana. Di tahun 1988 dimana tak ada internet atau smartphone untuk mengakses konten tersebut secara cepat, konsumen hanya punya dua alternatif untuk menikmati film dewasa di kala itu – antara menyewa serta membawa VHS / Beta tersebut ke rumah dan menyaksikannya sendiri atau menontonnya langsung di toko video tersebut dengan bayaran tertentu. Tentu saja, tak ada ketelanjangan eksplisit di sini. Namun Anda bisa menyaksikan potongan video asli yang diambil oleh SEGA khusus untuk Yakuza 0 ini dengan beberapa artis dewasa ternama. Anda bisa membuka lebih banyak artis dan video ini jika Anda berhasil berinteraksi dengan model karakter tiga dimensi mereka lewat ragam misi sampingan yang ada.
Beragam konten dewasa Yakuza 0 ini tentu saja tak didesain untuk sekedar “memenuhi” mimpi mata keranjang para gamer saja, tetapi juga membuktikan komitmen SEGA untuk tidak melakukan kompromi dengan daya tarik sebuah seri Yakuza hanya atas nama rating dan potensi pasar yang bisa mereka raih. Sesuatu yang tentu saja, pantas untuk diacungi jempol.