10 Film Action Keren yang Butuh Jadi Video Game!
-
Gladiator
Oke, kita sudah punya Ryse: Son of Rome untuk memenuhi mimpi yang satu ini. Sebagian besar dari Anda mungkin berpikir demikian. Namun harus diakui, Ryse: Son of Rome bukanlah “contoh” yang tepat untuk menjelaskan sebuah game action dengan mekanik yang solid. Seperti kebanyakan game-game racikan Crytek, ia berujung lebih mengedepankan sisi visual dan atmosfer daripada cerita atau mekanik itu sendiri. Di sinilah Gladiator sebenarnya bisa masuk dan “menutup” celah ketidaksempurnaan tersebut. Mempertahankan visual dan atmosfer darI Ryse: Son of Rome, tetapi menawarkan kisah sinematik Maximus yang memorable dengan scene perang yang lebih masif dan brutal akan memenuhi harapan tersebut. ARE YOU NOT ENTERTAINED?!
-
Oldboy

Hampir sebagian besar dari Anda mungkin mengenal nama film action ini dari adaptasi versi Barat-nya. Namun kami merekomendasikan Anda untuk melupakan versi barat tersebut dan masuk ke dalam “kegilaan” Oldboy lewat versi originalnya yang berasal dari Korea Selatan. Oldboy selalu menjadi sebuah film yang tak pernah bisa Anda prediksi kemana ia akan mengarah. Namun begitu plot twist-nya terbuka, ia cukup untuk membuat Anda terngaga dalam diam atau bahkan, hendak memuntahkan isi perut Anda. Scene action di dalam Oldboy memang tidak banyak dibandingkan dengan film action lain, namun intensitas yang dibangun bisa digunakan untuk meracik sebuah game action yang padat dan gelap. Satu yang pasti? Sang developer harus tetap mempertahankan citra si karakter utama – Dae-Su tidak sebagai karakter yang overpowered. Ia harus terasa rentan, mudah patah, dan terlihat berada di ujung kegilaan, bahkan lewat tampilan fisik sekalipun.
-
Zatoichi

Zaman Jepang masa lampau, sebelum modern, bukanlah setting yang terhitung “jarang” dieksplorasi oleh industri game, terutama oleh developer Jepang. Yakuza sempat mengeksplorasinya lewat seri spin-off, sementara game action lain seperti Way of the Samurai secara konsisten menawarkan seri teranyar di atas pondasi yang serupa. Namun sulit untuk membendung rasa tertarik dan penasaran apa rasanya jika Anda berperan sebagai seorang Ronin tanpa penghilatan dengan kemampuan untuk membunuh siapa saja dengan satu atau dua sabetan. Karakter dengan keterbatasan fisik inilah yang “dijual” oleh Zatoichi, di atas karakter dan banyak scene pertarungan yang menarik. Developer bisa membuat “cacat fisik” yang ia alami sebagai bagian dari gameplay, atau sekedar mempresentasikannya tak lebih dari sisi cerita dengan game action kebanyakan. Yang kita butuhkan adalah tetap melihat sosok sekeren Zatoichi membelah tangan lawannya seperti memotong pepaya dengan pisau tajam.
-
John Wick

Pernahkah Anda membayangkan konsep sebuah game action melee, namun dengan senjata api sebagai senjata utama? Kami tahu, mungkin terdengar aneh. Namun mimpi inilah yang seharusnya mulai dikerjakan jika John Wick memang diadaptasikan menjadi video game. Bahwa tidak seperti game third person shooter dan sejenisnya, gameplay harus didorong untuk memaksa karakter John Wick untuk terus bertarung jarak dekat dengan senjata api sebagai opsi untuk menghabisi nyawa mereka jika memang dibutuhkan. Bayangkan seperti konsep CQC dalam Metal Gear Solid, tetapi dengan senjata api. Sisanya adalah mentranslasikan kombo selanjutnya dengan memungkinkan John Wick untuk menghabisi sisa musuh lain secara instan dengan senjata api, seperti yang dilakukan Ubisoft di seri terakhir Splinter Cell. Maka yang Anda dapatkan adalah sebuah game action yang akan memproyeksikan salah satu Assassin terbaik di industri film. Oh…










