Nintendo akhirnya melakukan sebuah langkah yang tepat sasaran, kesan inilah yang muncul dari rilis Nintendo Switch selama beberapa bulan terakhir ini. Walaupun tidak berkompetisi dari sisi performa yang membuatnya besar kemungkinan, kembali dilewatkan oleh developer pihak ketiga, namun konsepnya sebagai sebuah perangkat hybrid ternyata sukses mencuri hati gamer. Tak hanya di barat saja, tetapi juga di tanah mereka sendiri – Jepang. Laporan soal keterbatasan stok memang sempat mengemuka dan Nintendo sepertinya masih kesulitan untuk memenuhi hal tersebut. Seberapa antusias gamer Jepang dengan konsol ini? Beragam gambar di bawah ini sepertinya cukup untuk memberikan gambaran.

Dengan antrian yang terus terbentuk setiap kali toko game atau retailer memiliki stok, situs gaming – Kotaku membantu memberikan gambaran soal antrian seperti apa yang tengah kita bicarakan ini. Begitu toko elektronik – Yodobashi di Tokyo, Akihabara mengumumkan bahwa mereka memiliki stock baru Nintendo Switch, antrian baru langsung tercipta. Tidak main-main, sekitar 3.000 orang dilaporkan ikut bergabung di sana. Berita buruknya? Yodobashi hanya memiliki 250 unit Nintendo Switch saja. Lewat laporan beberapa orang di Twitter, gambar soal antrian ini pun meluncur.

https://twitter.com/no4yh/status/886729606090285056

現在ヨドバシアキバでSWITCHの抽選券貰うための行列中。

まさかこんなに歩かされるとは……
見たところ3000人以上並んでる。#Switch難民 多すぎ…… #任天堂 さん何とかしてよ……_(:3 」∠)_#Switch pic.twitter.com/aQGKXseaqV

— 島崎アキラ🌻黒ウィズ老人会🇯🇵 (@dango_3k) July 16, 2017

ヨドバシ梅田のスイッチ200台にコレ 無理だぞw pic.twitter.com/ybjaOC8wlL

— 𝕆ℕ𝕆𝕄𝔸 (@onoma_jp) July 15, 2017

Nintendo sendiri sudah mengakui bahwa mereka menyadari soal keterbatasan stock yang dihadapi Nintendo Switch saat ini. Mereka masih terus berjuang untuk mempercepat proses produksi yang ada. Sementara ini, Nintendo Switch juga berhasil membuktikan diri sebagai produk gaming terlaris untuk pasar Jepang selama setengah tahun terakhir ini.

Bagaimana dengan Anda sendiri? Berapa banyak dari Anda yang tertarik dengan Switch saat ini dan belum berkesempatan membelinya?

Source: Kotaku