Review Mario + Rabbids – Kingdom Battle: Kompleksitas Dalam Kegemasan!
Mario Sebagai Dasar Presentasi

Dengan Mushroom Kingdom sebagai basis setting untuk game yang satu ini, maka dunia yang akan Anda temukan dalam kolaborasi yang satu ini memang akan lebih melekat pada sosok Mario sebagai franchise itu sendiri. Mengikuti pendekatan visual yang serupa dengan seri tiga dimensi di masa lalu, terutama Super Mario 3D World, Anda akan berpetualang dengan sebuah dunia penuh warna. Maka seperti seri Mario pada umumnya pula, ia akan terbagi ke dalam beberapa region dengan tema berbeda. Ada padang pasir, salju, hutan, hingga bebatuan dengan lava yang panas. Bedanya? Seperti cerita yang ia usung, Anda akan bertemu dengan begitu banyak Rabbids yang kini menghuninya.
Memang menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk memastikan bahwa terlepas dari fakta bahwa mereka berkolaborasi, Mario ataupun Rabbids tetap punya porsi signifikan dalam cerita dan dunia yang ditawarkan. Ubisoft terhitung berhasil melakukannya, terutama untuk sosok Rabbids itu sendiri. Terlepas dari para Rabbids yang ikut dalam aksi petualangan Anda sebagai anggota party utama, Anda juga akan menemukan begitu banyak Rabbids lain yang kini tersebar di Mushroom Kingdom. Kegilaan mereka masih terpancarkan dari ragam aksi kocak yang mereka lakukan ketika Anda menemukan mereka ketika melakukan eksplorasi. Ada Rabbids yang tengah bersantai di kolam, berkelahi tanpa alasan, atau sekedar terperangkap di dalam sebuah pipa.


Pujian memang pantas diarahkan pada Ubisoft yang sepertinya sangat memahami daya tarik masing-masing franchise ini dan mampu menghasilkan sesuatu yang berbeda dan menarik darinya. Tidak sekedar masalah Rabbids yang bisa Anda temukan menggila sepanjang permainan saja, tetapi juga dari desain musuh yang Anda temui, terutama dari pertarungan boss yang ada. Anda bisa merasakan bahwa proses kreatif mereka tidak mendapatkan limitasi berarti di sini. Dari menciptakan karakter Rabbids mirip Donkey Kong yang siap untuk menggunakan karakter Anda untuk mengusap pantatnya yang tengah gatal, hingga seorang Rabbids penyanyi opera yang siap melantunkan lagu yang menembus dinding keempat terkait popularitas Mario sebagai sebuah franchise. Konsep yang siap untuk membuat Anda tersenyum lebar hingga tertawa lepas.
Disparitas kepribadian untuk Mario dan Rabbids juga menghasilkan dinamika unik tersendiri. Rabbids bertindak seperti Rabbids, dan Mario tetap bertindak seperti Mario. Hal ini juga terlihat dari beberapa anggota party Anda yang setengah darinya, memang merupakan Rabbids yang mengenakan pakaian dari karakter Mario. Princess Peach misalnya, tetaplah seorang Putri Kerajaan yang begitu tenang, kharismatik, dan manis. Sementara di sisi lain, Rabbids Peach adalah putri dengan obsesi terhadap selfie yang terus berusaha memotret dirinya sendiri di dalam beragam kesempatan, bahkan ketika ia tengah diserang sekalipun. Kerennya lagi? Dua dunia ini juga berinteraksi dengan cara unik mereka maisng-masing. Tak ayal lagi, Anda akan menemukan banyak momen di dalam cerita yang begitu santai, menggemaskan, dan juga menyenangkan di saat yang sama.

Presentasi dari sisi audio juga pantas untuk mendapatkan acungan jempol tersendiri. Hadir dengan beragam musik latar belakang yang keren, yang juga didefinisikan oleh tema dunia yang tengah Anda kunjungi, ia juga mengikuti pakem ala Mario seperti halnya sisi visual yang ia usung. Maka seperti menikmati game-game Mario lawas pula, musik-musik ini akan berkontribusi untuk membuat petualangan Anda akan terasa lebih epik. Desain audio dari bahasa khas Rabbids hingga sekedar reaksi suara dari para karakter Mario juga tetap hadir dan melebur dengan manis di game yang satu ini. Untuk urusan presentasi, tidak akan ada kritik yang bisa mengemuka dari masalah presentasi yang ada.
Di sisi lain, ini juga membuktikan kemampuan engine milik Ubisoft – Snowdrop yang ternyata bisa diimplementasikan untuk meracik sebuah game dengan pendekatan kartun seperti ini. Bahwa engine sama yang pertama kali diimplementasikan untuk membangun The Division ini punya ruang yang cukup besar untuk tumbuh, setidaknya untuk library game-game Ubisoft di masa depan.
XCOMario

Berbeda dengan ekpektasi sebagian besar gamer ketika rumor soal kolaborasi kedua franchise besar ini mengemuka yang mengarah pada kemungkinan platformer atau adventure open-world sebagai pilihan genre yang paling rasional, Ubisoft justru meracik Mario + Rabbids: Kingdom Battle sebagai sebuah game strategi. Pilihan ini sendiri merupakan salah satu syarat Nintendo untuk mengamini proyek ini, bahwa ia harus berakhir menjadi sesuatu yang belum pernah ditempuh oleh si “tukang ledeng” sebelumnya. Pendekatan genre strateginya sendiri tidak main-main, karena ia lebih dekat dengan apa yang ditawarkan oleh XCOM, salah satu game strategi dengan kompleksitas tinggi di industri game. Hasilnya? Mengagumkan.
Anda yang sempat mencicipi seri XCOM di masa lalu sepertinya akan langsung familiar dengan apa yang berusaha ditawarkan oleh game yang satu ini. Untuk Anda yang tidak terlalu familiar, salah satu ciri khas game XCOM adalah kebutuhan untuk memanfaatkan terrain lingkungan pertempuran yang ada untuk keuntungan Anda. Bahwa tidak sekedar memilih satu karakter, menentukan kemana arah mereka bergerak, dan kemudian menyerang, Anda juga harus memerhatikan seberapa efisien pilihan tersebut jika melihat desain terrain yang ada. Baik Anda ataupun musuh bisa berlindung di balik dinding atau tembok untuk memperkecil kemungkinan menerima damage, atau menggunakan beragam efek dan skill untuk masing-masing kelas untuk mendapatkan keuntungan strategis tertentu. Hal yang sama juga terjadi di Mario + Rabbids: Kingdom Battle ini.


Salah satu yang menarik adalah fakta bahwa ia tidak terbagi ke dalam fase-fase tertentu. Masing-masing karakter akan punya tiga aksi yang bisa dilakukan setiap turn: bergerak, menyerang, dan menggunakan skill berbasis cooldown yang ada. Kerennya? Mario + Rabbits tidak akan mengatur kapan Anda harus melakukan setiap gerakan ini, mengundang begitu banyak potensi strategi yang bisa muncul di masa depan. Anda bisa saja menggerakkan Mario ke posisi tertentu, beralih ke Luigi untuk bergerak, meminta Peach menyerang, baru kembali ke Mario untuk melakukan aksi apapun selanjutnya. Percaya atau tidak, memaksimalkan hal ini akan sangat menentukan seberapa efektif strategi Anda untuk menyerang atau bahkan, bertahan.
Ada beragam skenario dimana sistem seperti ini menghasilkan dinamika yang fantastis. Contoh? Misalnya ketika Mario merupakan damager utama Anda, sementara Luigi yang tak terlalu efektif dengan damage ternyata tengah menggunakan senjata yang punya efek lebih destruktif terhadap lingkungan. Berhadapan dengan musuh yang tengah berlindung di balik block misalnya, Anda bisa menggerakkan Mario terlebih dahulu ke tempat yang lebih strategis, berpindah ke Luigi untuk menghancurkan block yang ada, baru kemudian berpindah ke Mario lagi untuk melemparkan serangan untuk damage ke musuh.


Atau ketika berhadapan dengan jenis musuh seperti “SMASHER” – petarung melee yang akan bergerak mendekat selama ia diserang. Anda bisa mengaktifkan Hero Sight, kemampuan Mario untuk menyerang apapun yang bergerak tanpa memakan turn serangan terlebih dahulu, dan kemudian berpindah ke Peach misalnya, untuk “menggoda” si SMASHER dengan serangan awal untuk membuatnya bergerak. Hasilnya? Dalam waktu singkat, Anda bisa mendapatkan dua serangan secara instan dengan hanya satu turn saja. Mengingat beberapa jenis senjata juga bisa menghasilkan status effect seperti Honey yang membuat musuh tak bisa bergerak, Ink yang akan mempengaruhi kemampuan mereka menyerang, atau Freeze yang berfungsi layaknya Silence di game Final Fantasy, strategi seperti ini juga bisa memperlemah musuh lebih jauh.
Apalagi strategi Anda sendiri tidak selalu terbatas pada usaha untuk menyerang dengan senjata yang digunakan oleh masing-masing hero, ataupun skill yang ada. Ada banyak gerakan lain yang bisa digunakan untuk kepentingan strategis tertentu. Anda misalnya, bisa menggunakan karakter lain sebagai batu loncatan untuk bergerak ke tempat yang lebih jauh. Selain menggunakan senjata, Anda juga bisa melakukan tackle di saat bergerak untuk ekstra damage, yang bisa Anda ikuti dengan serangan lanjutan ataupun tidak, bergantung pada keputusan Anda. Dan level dari strategi seperti ini juga akan sangat dipengaruhi oleh karakter seperti apa yang akan Anda bawa.


Karena karakter-karakter dari dalam party yang Anda bawa tidak akan sekedar berbeda dari sisi visual saja, tetapi juga dari kemampuan yang diusung. Dari jenis senjata, skill, hingga beragam manuver yang bisa mereka lakukan. Luigi misalnya, bisa melompat menggunakan dua karakter secara berturut-turut untuk ekstra ruang gerak lebih jauh. Mario bisa meggunakan karakter lain sebagai batu loncatan, dan kemudian mendarat di kepala musuh untuk damage. Hingga karakter seperti Peach Rabbids yang bisa melakukan tackle hingga 4 musuh dalam satu turn yang sama, menghasilkan damage lebih efektif. Senjata untuk tiap karakter ini juga punya efek yang berbeda-beda. Ketika Luigi dengan sniper-nya bisa menyerang jarak jauh dengan fokus lebih baik, karakter seperti Peach punya senjata ala shotgun dengan damage besar, namun area sebar yang bisa jadi berakhir melukai karakter teman jika tidak diposisikan dengan hati-hati. Ada ekstra kompleksitas di sana.
Namun jika harus berbicara satu hal positif yang mereka eksekusi dengan lebih baik dibandingkan dengan XCOM adalah konsistensi persentase tembakan Anda masuk atau tidak. Jika di XCOM ada begitu banyak indikator yang berpengaruh dengan angka persentase yang terasa begitu acak dan tak bisa diandalkan, Mario + Rabbids: Kingdom Battle hanya memuat tiga jenis persentase saja: 0%, 50%, dan 100%. Dan angka tersebut benar-benar merepresentasikan kesempatan tembak Anda masuk, tanpa omong kosong lainnya. Jika di layar sudah tertulis 100%, maka terlepas dari fakta seberapa anehnya sudut tembak yang ada atau beragam penghalang yang mungkin terjadi, ia tetap akan masuk. Hal sama juga terjadi pada ragam skill aktif untuk damage yang bisa diakses. Kemampuan Hero Sight Mario yang akan menembak secara otomatis jika musuh bergerak, akan 100% masuk, terlepas dari fakta bahwa musuh bergerak ke sebuah tembok besar sekalipun. Konsistensi seperti ini memungkinkan perhitungan yang lebih matang.


Kerennya lagi, tidak semua pertarungan akan berakhir meminta Anda untuk memusnahkan musuh-musuh yang seiring dengan progress cerita, akan hadir dengan begitu banyak varian yang masing-masing juga butuh dipikirkan. Dari sekedar musuh biasa yang senang melompat untuk gerak lebih jauh, musuh yang mampu melakukan teleport, hingga musuh dengan tameng raksasa yang tak akan bisa Anda lukai dengan menembaknya dari arah depan. Misi tidak selalu berkisar menghabisi mereka, karena ada beberapa yang meminta Anda untuk sekedar bergerak menuju ke area tertentu, bagaimanapun caranya. Anda juga tidak akan mudah merasa monoton dan bosan mengingat beberapa misi juga menghadirkan tantangan tersendiri ketika bertarung. Ada area pertarungan yang memuat Chain Chomp di dalamnya, yang akan menggigit karakter apapun dengan posisi terdekat dengan damage besar. Atau area dengan Boo yang akan menempati titik area tertentu, menghantui Anda jika Anda tidak sengaja bergerak di dekatnya, dan kemudian berakhir melakukan teleportasi untuk karakter Anda ke titik acak peta. Hasilnya? Kehadiran karakter ekstra seperti ini menghasilkan kebutuhan untuk beradaptasi.
Dengan semua misi, animasi, dan strategi yang bisa Anda tempuh dengan party berisikan tiga karakter yang masing-masing punya set senjata primer, sekunder, dan skill yang berbeda-beda, Mario + Rabbids menawarkan kompleksitas di dalam presentasinya yang menggemaskan. Sebuah game yang jika Anda sepelekan, tak akan sulit membuat Anda berakhir frutrasi. Apalagi mengingat bahwa AI musuh yang disuntikkan Ubisoft untuknya, terhitung gemilang.