Review Yakuza Kiwami: Sensasi Lebih Modern!
Sebuah “Remake”

Remaster? Menyebut Yakuza Kiwami sebagai game Remake sepertinya adalah pilihan kata yang lebih tepat ketika melihat seberapa signifikan perubahan visualisasi dan presentasi yang ditawarkan di dalamnya. Kita berbicara dari hal-hal kecil seperti Kamurocho yang kini dihiasi dengan tekstur definisi tinggi di beragam sudut kota, dengan gambar-gambar dan lampu hiasan yang kini juga didukung dengan visualisasi lebih baik. Tetapi salah satu perubahan yang paling signifikan kini tentu saja terletak pada model karakter yang kini terlihat jauh lebih baik dengan kesan modern yang lebih kentara.
Yakuza Kiwami sendiri masih belum menggunakan Dragon Engine yang diimplementasikan SEGA pertama kalinya di Yakuza 6 dan kemudian nantinya, Yakuza Kiwami 2. Seri pertama Kiwami ini masih mengandalkan engine dari Yakuza 0, yang walaupun satu generasi “terlambat”, masih mampu menghadirkan kualitas visualisasi yang pantas untuk diacungi jempol. Seperti halnya Yakuza 0, detail tiap model karakter, terutama dari wajah dan ekspresi wajah mereka ketika tengah berbicara atau menyalurkan emosi apapun, terlihat jelas di sini.

Menyebutnya sebagai “Remake” juga terasa lebih pantas karena tim Yakuza sendiri mengubah dan mengganti model karakter versi Playstation 2 dengan versi Yakuza 0, terutama untuk beberapa karakter yang memang terkait dengan dua seri tersebut. Hasilnya? Anda bisa membandingkan dan menemukan perubahan yang tak lagi pantas untuk sekedar disebut sebagai “Remaster”. Karakter pendukung seperti Reina-chan yang terus mendukung aksi Kazuma Kiryu misalnya, terlihat jauh berbeda dibandingkan versi Playstation 2-nya. Untuk versi Kiwami di PS4 ini, Reina akan jauh lebih efektif untuk membuat hati Anda luluh.
Keputusan untuk menyebutnya sebagai game Remake juga tepat mengingat beragam konten baru yang ditawarkan di dalamnya, sesuatu yang akan kita bahas nanti. Namun untuk urusan presentasi, seperti yang terjadi dengan Yakuza 0, fokus detail memang lebih diarahkan untuk karakter yang memang punya porsi penting dalam cerita. Sementara untuk karakter-karakter NPC yang sekedar hilir mudik di Kamurocho, Anda akan masih menemukan pengulangan model karakter yang sepertinya tak sulit untuk ditemukan.


Dengan presentasi seperti ini, maka jika ada satu hal yang berhasil dilakukan dengan Yakuza Kiwami adalah membuatnya menjadi sebuah game “lawas” yang relevan. Bahwa ia menjadi format terbaik bagi gamer-gamer “pendatang baru” yang selalu penasaran dengan seri Yakuza untuk terus menikmati saga Kiryu, setidaknya hingga seri keenam mendatang. Sebuah kualitas yang memang pantas disebut sebagai game generasi saat ini.
Kini Lebih Modern

Yakuza, apapun seri yang sudah atau akan Anda cicipi nanti, selalu berpusat pada dasar pengalaman yang sama. Sebuah game semi open-world dengan cerita epik nan dramatis yang dibalut dengan game action tangan kosong dan serangkaian misi-misi super unik yang “Jepang banget”. Berkaca pada pengalaman yang sempat Anda dapatkan 10 tahun yang lalu di Yakuza Playstation 2 dan awal tahun ini dengan Yakuza 0, Anda sepertinya sudah bisa memprediksi kira-kira seperti apa konten yang Anda dapatkan. Namun untuk urusan gameplay sendiri, sulit rasanya untuk tidak mengakui bahwa Yakuza 0 memang banyak mempengaruhi ragam perubahan yang dilakukan SEGA dengan Yakuza Kiwami ini.
Hal yang paling sederhana seperti sistem bertarung, misalnya. Berbeda dengan seri originalnya yang hanya terperangkap pada satu gaya saja, Yakuza Kiwami mengadopsi sistem yang sama dari Yakuza 0. Bahwa si Kiryu kini punya empat gaya bertarung, yang masing-masing memiliki keuntungan dan kelemahannya masing-masing. Ada gaya bertarung yang cepat dengan kemampuan menghindar yang efektif bernama “Rush”, namun punya damage kecil. Namun ada pula, kemampuan menyerang dengan damage besar namun dengan gerakan super lambat yang rentan dilukai musuh seperti “Beast”, misalnya.


Ada beberapa mekanik dan mini-game lain juga yang disuntikkan dan diadaptasikan dari Yakuza 0, seperti kesempatan untuk kembali menguji vokal Kazuma Kiryu lewat ruang karaoke yang tersedia untuk Anda jajal serta kesempatan untuk kembali bermain Tamiya dan membuktikan diri sebagai yang tercepat di track. Implementasi sistem yang lain juga berpusat pada kembalinya sistem CP – sebuah “mata uang” yang bisa Anda kumpulkan dengan menyelesaikan beragam progress kecil untuk ditukarkan dengan item atau buff permanen. Sang “badut” dari Yakuza 0 yang bertugas untuk hal tersebut kini bisa ditemukan di salah satu pintu masuk jalan utama Yakuza Kiwami itu sendiri. Penambahan untuk konten dewasa juga disertakan, dan akan kami bahas di sesi selanjutnya.
Namun jika harus memilih satu perubahan gameplay paling signifikan yang ditawarkan oleh SEGA di seri Remake ini adalah kehadiran sebuah mekanisme baru bernama “Majima Everywhere”. Seperti yang kita tahu, di versi original Playstation 2, sosok Goro Majima memang tak bisa dibiilang signifikan. Di kala itu, ia tidak lebih dari “rival” Kiryu yang memang punya kepribadian tidak stabil dan kemampuan tarung yang hebat, namun tidak punya cerita latar belakang sama sekali. Namun kini dengan kehadiran Yakuza 0 yang dirilis sebelum Kiwami hadir, dimana Goro Majima punya peran sangat besar dalam cerita di sana bahkan menjadi salah satu karakter playable, akan sangat aneh jika tiba-tiba SEGA membuang kedalaman karakter ini begitu saja di Kiwami.

Sebagai kompensasi, SEGA menyuntikkan sistem Majima Everywhere dengan tambahan cerita dasar. Mengingat Kiryu baru keluar dari penjara, Goro kini diceritakan cukup khawatir bahwa “sahabat” seperjuangannya yang satu ini tidak akan siap untuk bersaing di organisasi kriminal Jepang yang tentu saja, tumbuh kuat dan berbeda selama 10 tahun terakhir ketika ia dipenjara. Sebagai solusinya? Majima kini akan berusaha untuk bertarung kapanpun Anda bertemu dengannya di Kamurocho, baik sekedar di jalan ataupun lewat event khusus tertentu yang tidak ada di seri original Yakuza PS2. Jika Anda berhasil menang, Anda akan berkesempatan membuka satu cabang skill dari gaya “Dragon” Anda. Majima juga akan semakin kuat setiap kali dikalahkan dan meladeni Anda dengan beragam gaya bertarung yang sepertinya akan familiar, untuk gamer yang sudah sempat mencicipi Yakuza 0 di masa lalu.


Menarik, tetapi agak terasa dipaksakan, ini mungkin kata yang tepat untuk menjelaskan apa yang berusaha ditawarkan SEGA dengan Majima Everywhere ini. Bagi kami pribadi, akan lebih efektif untuk mengisi “kekosongan” peran Goro di dalam cerita Yakuza original PS2 dengan memberikan ekstra cut-scene atau peran lebih signifikan di versi Kiwami ini. Menyertakannya sebagai karakter acak yang terus menuntut Anda bertarung? Memang menarik di awal. Namun dengan semakin absurd metode yang diambil Goro, sulit rasanya untuk tidak mengakui, ia justru mulai mengikis daya tarik kepribadian dan karakteristik yang membuatnya dicintai di Yakuza 0. Apa yang seharusnya membuat Goro relevan, kini justru terasa seperti sebuah pedang bermata dua di Kiwami.
Lantas, apakah semua di Yakuza Kiwami kini mengikuti formula dari Yakuza 0? Untungnya, tidak. Tidak seperti Yakuza 0 dimana uang memainkan peran sangat penting, dimana ia menjadi resource tidak hanya untuk berbelanja, makan, hingga membangun ragam bisnis yang ada, ia juga menjadi resource untuk memperkuat Kiryu dan Goro di kala itu. Begitu pentingnya resource yang satu ini, hingga pertarungan melawan beragam musuh yang ada juga akan dihiasi dengan lembaran-lembaran Yen yang berhamburan terbang ketika musuh tersebut dipukul atau dikalahkan. Sebaliknya, Yakuza Kiwami mempertahankan sistem dasar dari Yakuza original PS2, dimana pertarungan akan menghasilkan Exp. Points yang bisa dialihkan untuk memperkuat Kiryu di beragam sektor skill yang ada, dari sekedar memperkuat health atau damage, hingga menambahkan gerakan yang bisa Anda eksekusi.


Di sisi lain, seperti seri originalnya, uang juga tidak memainkan peranan yang begitu penting di Yakuza Kiwami ini. Bisa terhitung minim objek atau misi yang menuntut Anda untuk mengumpulkannya dalam jumlah yang sangat besar. Pada akhirnya, ia akan berakhir jadi resource esensial untuk lebih mempersiapkan Kiryu di pertarungan besar selanjutnya, seperti membeli item-item penyembuh atau sekedar makan untuk memulihkan health yang sempat cedera. Tidak ada lagi asosiasi uang dengan kemampuan untuk melakukan upgrade dan memperkuat Kiryu itu sendiri.
Dengan beragam penambahan fitur yang ia adaptasikan dari Yakuza 0, Yakuza Kiwami memang terasa jauh lebih modern dan relevan dibandingkan dengan versi original Playstation 2-nya. Elemen baru seperti kesempatan untuk memilih gaya bertarung berarti menambah lapisan ekstra untuk strategi bertarung, terutama melawan para boss atau mid-boss dalam cerita yang jika lengah, cukup untuk membuat Anda merasa frustasi.










