Review Yakuza Kiwami: Sensasi Lebih Modern!
Yakuza 0 = Pedang Bermata Dua

Walaupun demikian, implementasi teknologi dari Yakuza 0 juga menjadi pedang bermata dua. Seperti yang kami bicarakan sebelumnya, di satu sisi ia memang berhasil membuat pengalaman yang ditawarkan oleh Kiwami kini terasa lebih modern. Namun di sisi lain, ia berakhir membuat gamer yang sudah mencicipi seri Yakuza 0 sebelumnya mau tak mau, harus terus membandingkan keduanya. Karena di titik saat ini, keduanya kini mulai terasa seperti dua produk yang terhubung dalam satu benang merah yang sama. Dan mengingat Yakuza Kiwami muncul sebagai sekuel cerita dari Yakuza 0 dan dirilis setelah Yakuza 0 tersedia di pasaran, bukan tidak mungkin perbandingan seperti ini justru akan berakhir melukai Kiwami. Mengapa?
Karena terlepas dari apapun yang berusaha dilakukan SEGA dengan Kiwami, ia tetap mempertahankan identitas kuat bahwa ia adalah sebuah game “lawas” yang dibuat ulang. Dengan tidak ada perubahan konten signifikan yang ditawarkan SEGA di dalamnya, ini berarti Anda berhadapan dengan seri pertama sebuah franchise berusia 10 tahun yang menawarkan satu garis cerita awal. Sementara di sisi lain, Yakuza 0 yang sebenarnya muncul sebagai seri “prekuel” dan dirilis jauh setelah Yakuza Playstation 2 tentu mengadopsi beragam elemen-elemen yang esensial untuk membuat kontennya lebih beragam dan kaya, dengan cerita yang lebih kompleks. Masalah inilah yang harus dihadapi Yakuza Kiwami.


Jika berkaca pada Yakuza 0, Yakuza Kiwami memang akan terkesan seperti sebuah seri “setengah hati”. Memang ia menawarkan kelanjutan cerita dari saga Kiryu, namun dari sisi konten, Kiwami tidak sepadat apa yang ditawarkan oleh Yakuza 0. Anda hanya bisa menggunakan Kiryu di sini (tanpa Goro), Anda hanya bisa bermain-main di satu kota, yakni Kamurocho (sementara Anda bisa menjelajahi Osaka di Yakuza 0 sebagai Goro), Anda tidak akan bertemu dengan meta-game seperti mengurus bisnis real-estate atau klub kabaret seperti seri sebelumnya, hingga tidak ada lagi jalinan cerita super kompleks yang akan memerangkap Anda di dalam begitu banyak kepentingan yang berbeda-beda. Hasilnya? Bukan tidak mungkin gamer yang baru mengenal seri Yakuza dari seri Yakuza 0 di awal tahun ini akan berakhir bingung dan kecewa dengan konten yang ditawarkan Yakuza Kiwami, apalagi jika ia tidak mengetahui bahwa ini adalah game Remake dari sebuah game PS2 yang sudah berusia 10 tahun lamanya.
Berita baiknya? Untuk Anda yang sempat mencicipi seri Yakuza pertama di PS2 dan mengerti soal status rilis Yakuza 0 sebagai prekuel yang baru muncul jauh setelahnya, kekurangan seperti ini menjadi sesuatu yang bisa ditoleransi. Apalagi SEGA sendiri memutuskan untuk menawarkan Yakuza Kiwami ini dengan harga yang cukup terjangkau untuk sebuah game AAA sebagai kompensasi yang sejauh ini, memang mumpuni.
Konten “Nakal” yang Lebih Terbatas

Berita buruknya? Keterbatasan konten ini juga “menyerang” konten nakal yang selama ini sepertinya, sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari seri Yakuza. Walaupun mendapatkan penambahan yang cukup solid dibandingkan dengan versi original PS2-nya, namun jika dibandingkan dengan Yakuza 0, Anda akan mendapatkan konten yang secara kuantitas, memang lebih minim. Tidak ada lagi booth kencan yang memperlihatkan model karakter wanita super sensual dengan bikini atau sekedar toko DVD yang memungkinkan Anda untuk menikmati potongan video dari aktris JAV yang ada secara langsung. Yakuza Kiwami hanya punya beberapa hal “menarik” di elemen yang satu ini.


Satu hal yang cukup menarik adalah kesempatan untuk mengunjungi toko DVD film dewasa – Beam yang kini kembali di Kiwami. Jika di era Playstation 2 yang lalu, Anda bisa melihat cover-cover DVD aktris JAV tersebut hadir dengan tekstur rendah dan sulit untuk dikenali, Anda kini mendapatkan cover tekstur definisi tinggi yang dengan jelas memperlihatkan wajah para aktris yang ada. SEGA kembali bekerja dengan studio SOD (Soft on Demand) untuk urusan yang satu ini, hingga Anda bisa mengenali beberapa wajah aktris JAV cukup ternama seperti Marina Shiraishi di salah satu sampul. Sayangnya, tidak ada kesempatan untuk menyewa atau menikmati konten yang ada. Kiryu juga bisa mengunjungi sebuah klub tarian sensual yang sayangnya, tidak punya konten yang pantas untuk dibicarakan.
Salah satu perubahan signifikan yang ditawarkan adalah sistem hostess yang berbeda dibandingkan dengan seri originalnya. Model karakter yang kini digantikan oleh aktris JAV yang sebenarnya dengan voice act langsung dari mereka, proses kencan di club ini pun digubah untuk menambahkan kedalaman tertentu. Ada sistem ranking yang kini akan mempengaruhi reaksi mereka pada Anda di setiap kunjungan yang ada. Tiap hostess untuk masing-masing klub ini akan melemparkan segudang pertanyaan untuk Anda di setiap kali kunjungan, yang jika Anda jawab dengan benar, akan menambah rasa suka mereka pada Anda. Melakukannya hingga batas maksimal, maka Anda akan mendapatkan ending “pantas”. Sebuah video berdurasi beberapa menit dari tiap aktris JAV yang menjadi model karakter yang ada, walaupun tanpa ketelanjangan yang eksplisit.


Meminjam apa yang ditawarkan di Yakuza 0, Yakuza Kiwami juga menyuntikkan sebuah game “sensual” bernama MesuKing yang bisa diakses lewat tempat-tempat arcade di sana. Diceritakan sebagai sebuah game pertarungan “monster” ala Pokemon untuk anak-anak, MesuKing memuat model karakter-karakter wanita dengan pakaian super minim yang saling bergulat satu sama lain dengan menggunakan sistem gunting-batu-kertas. Sebuah konsep yang sebenarnya sudah ada di Yakuza 0, namun dipermak ulang dengan nama dan latar belakang cerita berbeda.

Dengan semua konten yang terhitung terbatas ini, konten “dewasa” yang ditawarkan oleh Yakuza Kiwami memang harus diakui, jauh lebih lemah dibandingkan dengan apa yang disuntikkan SEGA di Yakuza 0. Namun jika berkaca hanya pada perbandingan konten dengan versi original Playstation 2-nya, penambahan konten dan kualitas yang ada memang jauh lebih baik.










