Boss Xbox: Ekonomi Game Single-Player itu Ribet!

Reading time:
October 27, 2017
star wars battlefront

Jika Anda cukup mengikuti informasi industri game di dunia maya selama setidaknya dua minggu terakhir, maka Anda sepertinya akan pernah membaca soal kekhawatiran matinya game single-player di industri game. Kekhawatiran ini dipicu dengan keputusan EA untuk tidak hanya menutup Visceral Games saja, tetapi juga mengubah direksi pengembangan game Star Wars yang sempat hendak diracik dengan gaya Uncharted. Ada spekulasi bahwa game Star Wars yang punya nama kode “Ragtag” ini akan diracik dengan gaya ala Destiny. Tidak hanya itu saja, maraknya kehadiran microtransactions dan lootbox di game berbayar juga seolah menguatkan kekhawatiran tersebut. Boss Xbox – Shannon Loftis yang mengepalai Xbox Publishing angkat bicara.

Menurut Loftis, fenomena ini sendiri bisa dimengerti karena ekonomi untuk game single-player ia sebut, semakin kompleks. Tuntutan gamer untuk pengalaman single player yang semakin baik, dari sisi teknis, visual, ataupun performa membuat biaya produksi membengkak.

Tuntutan akan kualitas single player yang semakin tinggi membuat biaya produksi membengkak. Boss Microsoft beralasan bahwa hal inilah yang mendorong microtransactions dan lootbox.
Tuntutan akan kualitas single player yang semakin tinggi membuat biaya produksi membengkak. Boss Microsoft beralasan bahwa hal inilah yang mendorong microtransactions dan lootbox.

Hal ini membuat publisher semakin takut menggelontorkan uang untuk membiayai game-game seperti ini, karena tidak pasti mendapatkan jaminan uang mereka akan kembali, terutama dari fakta tidak ada lagi “sumber uang” yang bisa didapatkan setelah hari rilis. Oleh karena itu, banyak publisher mulai beralih ke sistem microtransactions dan lootbox. Namun Loftis sendiri menegaskan bahwa dirinya sendiri percaya bahwa game single-player akan terus hidup.

Kekhawatiran ini memang sedikit tidak beralasan jika melihat terjangan game-game single player berkualitas yang masih muncul dari developer AAA, terutama yang muncul sebagai produk eksklusif untuk Playstation dan Nintendo. Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda termasuk gamer yang setuju dengan pendapat Loftis ini?

Source: GameSpot

Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…