Review Playerunknown’s Battlegrounds (PUBG): Popularitas Sepadan!
Butuh Penyempurnaan!

Tentu saja, terlepas dari semua hal yang sudah ia tawarkan di versi 1.0 satu minggu yang lalu, PUBG sendiri masih belum sempurna. Berita baiknya? Setidaknya dari beberapa update terakhir yang ditawarkan, sang developer sepertinya memahami hal tersebut. Mereka mengerti bahwa ini adalah momentum kesuksesan yang tidak boleh mereka remehkan begitu saja. Ada sebuah bola lambung yang harus mereka pertahankan di atas lapangan, mengharuskannya untuk tidak pernah menyentuh tanah, apapun yang terjadi. Terus memantau masalah, menghadirkan update untuk menambalnya, dan juga menjanjikan dukungan berkelanjutan di tahun-tahun mendatang memang memperkuat gelombang optimisme, bahwa setidaknya hingga ada game battle-royale lain yang lebih fantastis di masa depan, PUBG akan bertahan untuk waktu yang sangat lama.
Sejauh ini, mereka memang melakukan tugas yang fantastis. Optimalisasi yang lebih baik terasa signifikan dibandingkan ketika di masa Early Access, lengkap dengan penyempurnaan sisi visual yang juga terlihat jauh lebih modern dan memanjakan mata, terutama dari efek tata cahaya lingkungan yang ada. Namun harus diakui, masih ada banyak masalah yang masih harus ditangani dengan serius. Walaupun kami sendiri tidak pernah bertemu secara langsung, namun laporan soal cheater dan bot terus mengemuka, mengancam keasyikan bermain para gamer yang memang sudah mendedikasikan waktu mereka untuk game yang satu ini. Tindakan aktif memang sudah dilakukan, namun belum cukup. Masalah server yang masih muncul ketika di jam-jam ramai juga bisa dimengerti, namun tidak lantas bisa diabaikan begitu saja. Mengikuti popularitas dan uang yang terus mengalir masuk, PUBG punya pekerjaan berat.
Not good enough though pic.twitter.com/pU5ipJZ3CU
— Jamie Anderson (@jamieanderson1) December 28, 2017

Namun bagi kami pribadi, jika harus memilih satu hal yang masih mengganggu jalannya permainan adalah masalah hitbox yang sepertinya masih belum bisa dibilang konsisten. Bahwa memperhitungkan physics dan jarak sekalipun, peluru yang keluar dari moncong senjata Anda bisa berakhir tidak menghasilkan damage apapun tanpa alasan yang jelas. Padahal Anda sudah jelas menempatkan target ini dibalik bidik senjata Anda dengan lusinan peluru yang meluncur dalam hitungan sepersekian detik. Terkadang menemukan mereka selamat dan justru berbalik membunuh Anda adalah pengalaman yang cukup menyebalkan. Kebutuhan untuk menyederhanakan user-interface untuk pengaturan inventory yang lebih cepat juga dibutuhkan, mengingat beragam situasi menuntut Anda untuk bereaksi dan beraksi efektif dalam hitungan detik.
Terlepas dari masalah-masalah ini, melihat komitmen yang diperlihatkan oleh Bluehole Studio, kami sendiri percaya bahwa studio yang satu ini tidak akan cukup “gila” untuk meninggalkan PUBG begitu saja. Penyempurnaan dan perbaikan di masa depan sepertinya jadi hal yang pasti. Yang jadi pertanyaannya kini adalah metode penarik keuntungan seperti apa yang akan mereka aplikasikan nantinya, apalagi mengingat harga rilis versi final yang tetap dipertahankan sama dengan versi Early Access yang terhitung terjangkau. Akankah mereka menjual Lootbox yang berisikan item kosmetik seperti DOTA 2 atau Overwatch? Ataukah kita akan berhadapan dengan sistem Season berbayar seperti halnya Rainbow Six: Siege? Kita tunggu saja.
Kesimpulan

Maka terlepas dari semua ketidaksempurnaan yang memang masih ia usung, Playerunknown’s Battlegrounds memang pantas tampil sebagai salah satu game fenomenal di tahun 2017 ini. Bahwa semua statistik fantastis yang berhasil ia hadirkan di sepanjang tahun ini adalah hasil sebuah kombinasi elemen solid sebagai sebuah game multiplayer berbasis online, bukan sekedar soal hype. Sebuah game action lugas yang meminta Anda untuk selamat dan bertahan hidup, dalam situasi petempuran yang tidak pernah sama, dengan sistem punishment yang begitu minim, gameplay adiktif, sistem lootbox yang hanya berisikan item kosmetik, dan dukungan update yang secara konsisten hadir. Diperkuat dengan harga yang terjangkau pula, ia seperti sebuah godaan yang terus memanggil isi dompet Anda untuk tidak hanya sekedar melirik, tetapi melompat keluar dan masuk ke dalam Steam untuk membuatnya bagian dari library game Anda pada akhirnya. Ia adalah hype yang memang sepadan.
Walaupun demikian, PUBG tetaplah sebuah game yang tidak sempurna. Ia akan berakhir jadi sebuah produk yang terus berevolusi bagi Bluehole Studio untuk terus diperbaiki dan dikembangkan di masa depan. Namun untuk saat ini, ada beberapa masalah yang memang pantas dibicarakan, dari ketidaksiapan server di jam sibuk, masalah cheater yang masih terus mendominasi bahan pembicaraan, hingga yang kami rasakan secara langsung – hitbox yang masih belum bisa diandalkan. Ada permasalahan signifikan juga pada sisi konten yang saat ini memang masih terhitung terbatas, walaupun secara potensial, bisa terus dikembangkan untuk menjadi beragam konten ekstra fantastis, dari sekedar item hingga mode gameplay yang baru.
Dengan harga terjangkau untuk sebuah game yang super populer dan mampu menawarkan waktu gameplay dari ratusan hingga ribuan jam tanpa mudah terasa repetitif, tidak ada alasan untuk tidak melirik game fenomenal dengan pengalaman multiplayer yang luar biasa yang satu ini. Semoga saja Bluehole Studio secara konsisten mempertahankan momentum ini dengan terus melibatkan komunitas untuk feedback itu sendiri.
Kelebihan

- Desain audio yang fantastis
- Pengalaman multiplayer yang seru dan menegangkan
- Lugas
- Butuh strategi untuk meraih kemenangan
- Lootbox hanya berisikan item kosmetik saja
- Harga yang cukup terjangkau
- Mudah dikuasai oleh gamer pemula sekalipun
Kekurangan

- Masih tersisa masalah teknis
- Butuh hitbox yang lebih akurat
Cocok untuk gamer: yang punya koneksi internet yang bisa diandalkan, butuh game multiplayer adiktif
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan pengalaman shooter realistis, tidak senang dengan pertempuran terbuka di area luas